Perasaan

125 22 0
                                    

•Happy Reading•

.
.
.
.

TOK... TOK...

"Dek. Bangun woi!!! Nanti lu telat tau rasa." Teriak Herdian dari balik pintu kamar Azwa sambil menggedor-gedor pintu kamar Azwa.


"5 menit lagi, Bang. Hoamm, masih ngantuk nih." ucap Azwa yang masih separuh sadar, dan melanjutkan tidurnya.

"Kalo lu gamau bangun, Abang kaduin mama biar uang jajan lu dikurangi." Ancam Herdian dan ancamannya pun berhasil membuat Azwa langsung terbangun.

"Iya-iya. Ini Azwa mau mandi, hoamm." ucap Azwa, yang nyawanya masih melayang-layang.

Setelah, selesai mandi dan berpakaian rapi. Azwa pun turun dari kamarnya menuju ke ruang makan untuk sarapan.

"Pagi Ma, Pa." sapa Azwa sambil menapilkan senyum manisnya

"Pagi kembali, sayang." balas Mama dan Papanya serentak.

"Cuma Mama sama Papa doang nih, yang di-sapa? Abang ngga?" tanya Herdian sambil memanyunkan bibirnya.

"Hehe. Pagi Abangku yang paling guantenggg polll. Tapi, dari lubang pipet. Berjanda Abang, eh bercanda." ucap Azwa menjaili Abangnya sambil terkekeh geli.

"Au ah, males." ucap Herdia dengan ekspresi kesal.

"Udah udah. Azwa, cepat sarapan! Nanti telat ke sekolahnya." suruh Renata sambil menggelengkan kepala melihat tingkah kedua anaknya itu.

"Siap, Ibu Negara." ucap Azwa.

.
.
.
.

Azwa yang kini sudah berada di sekolah, langsung segera menuju kelasnya. Saat ia sedang berjalan menuju kelasnya. Tiba-tiba, ada seseorang yang mengikutinya dan tanpa disadarinya kini seseorang itu sudah berada di sampingnya. Ia pun menoleh ke samping untuk memastikan siapa yang berada di sampingnya itu.

Dan teryata,

"Hai." sapa seseorang tersebut.

"Eh h-hai juga." balas Azwa gugup saat tau orang yang kini berada di sampingnya.

"Sorry ya, soal kemarin. Gue lagi buru-buru, sampai ngga ngeliat kalo lo mau keluar dari kelas." ucap seseorang tersebut yang tak lain dan tak bukan ialah Reno.

"Hm iya, santai aja. Hehe." ucap Azwa tersipu-sipu.

.
.
.
.

Kini mereka berdua sudah sampai di pintu kelas, Dan dilihat oleh ke-dua sahabat Azwa. Ke dua sahabatnya pun mencie-kan mereka, Azwa dan Reno. Azwa yang di cie-kan seperti itu hanya memutarkan ke dua bola matanya malas, lalu berjalan menuju bangkunya. Berbeda dengan Reno, Ia hanya menampilkan wajah dinginnya dan berlalu menuju ke arah bangkunya.

"Cie. masuknya barengan sama Reno." ucap Viany menggoda Azwa.

"Cie." Refa pun ikut-ikutan.

"Ih, paan sih kalian." ucap Azwa dengan wajah datarnya.

"Udahlah Viany, ntar Azwa ngambek lagi." suruh Refa kepada Viany agar menyudahi menggoda Azwa.

"Iya-iya. Serem jadinya kalo dia udah ngambek." balas Viany.

Azwa hanya diam dengan wajah datar, malas mendengar ocehan ke dua sahabatnya itu.

.
.
.
.

Bel pun berbunyi, menandakan pelajaran pertama di mulai. Lagi dan lagi guru yang akan mengajar tidak datang, karna ada urusan di luar kota. Kelas X Mipa 2 bertepatan kelas Azwa memang sering sekali guru yang mengajar tidak masuk, entah itu karna sakit atau pun urusan lain, atau pun karna gurunya yang malas buat masuk ke kelas X Mipa 2. Karna, kelasnya itu terkenal dengan siswa yang bandel-bandel.

Pertemuan Singkat ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang