Rasa ketakutan yang sangat kuat membuatnya duduk mematung sambil memeluk kedua lutut. Kondisinya sekarang sangat memprihatinkan ditambah lagi air mata yang terus turun membahasi pipinya. Membuat pipi dan hindungnya memerah.
Niatnya berada di ruang piano untuk menghibur diri karena jadwalnya sedang kosong, karena mood gadis itu sedang bagus dia menghabiskan waktu untuk bernyanyi dan memainkan piano yang sangat ia sayangi, terutama piano ini adalah hadiah pemberian dari sang ayah ketika hari ulang tahun gadis cantik itu.
Ketika sedang asik bernyanyi dan bermain piano, ia terpaksa memberhentikan nyanyian juga permainan piano yang sangat indah itu. Ia mendengar suara jeritan seseorang dari balik tirai.
Gadis itupun membulatkan matanya ketika suara jeritan itu semakin jelas dan besar terdengar di gendang telinganya.
"Sandra.... Tolong...... Aku..... "
Deg
Seakan jantung Sandra berdetak lebih cepat dari biasanya, ia sangat ketakutan. Keringat dinding pun memenuhi sekujur tubuh gadis yang bernama Sandra itu.
Hujan deras ditambah lagi suara petir juga angin kencang yang membuat bulukudu siapa saja berdiri. Sandra yang ketakutan itu sendiri di ruang piano yang sunyi.
Gadis itu tiba-tiba berdiri dari duduknya dan berlari ke kamar, mengunci pintu kamarnya. Ia pun melompat ke kasur yang empuk dan menutup tubuhnya dengan selimut.
Sesaat tidak ada hal aneh yang terjadi, gadis itu membuka sedikit selimut yang menutupi kepalanya. Dan melihat sekeliling kamar.
Beberapa menit kemudian terdengar lagi suara jeritan minta tolong dari kamar mandi. Dia pun kembali menutupi kepalanya dengan selimut.
"Sandra, tolong aku... tolong... tolong"
Suara itupun semakin besar hingga gadis yang bernama Sandra Putri Auristela spontan menutupi telinga dengan kedua tangannya. Suara itu semakin besar hingga terlihat sosok hitam besar dan tinggi disamping ranjangnya. Sandra dapat melihat sosok itu dari dalam selimutnya. Ya, sosok itu yang sedari tadi menghantui Sandra di ruang piano hingga membuat gadis itu frustasi.
"PERGI.... PERGI.... AKU TIDAK MAU MENOLONGMU, JANGAN GANGGU AKU LAGI!"
Terlihat sosok itupun mendekati kasur Sandra dan duduk diranjang milik gadis yang sedang berada didalam selimut. Hal itu membuat Sandra sangat ketakutan, kemudian sosok itu mendekatkan wajahnya yang berlumuran darah dan banyak sekali luka bakar yang menimbulkan bau busuk yang sangat menusuk hidung.
Sandra pun berteriak dengan sangat kencang, "TIDAK... PERGI... MOMY TOLONG AKU"
Sandra baru sadar kalau ia dirumah sendirian, tidak ada satu orang pun selain dia, semua pelayan dirumah megah itu sedang tidak ada di kediaman Sandra. Mereka ditugaskan untuk menjemput Nyonya besar di bandara.
Karena sangat ketakutan membuat tenaga Sandra habis terkuras, detik itu juga ia pun pingsan.
***
Mobil sport merah yang kelihatannya sangat mahal menulusuri jalanan yang sepi, hujan melanda kota dengan sangat deras. Terlihat wanita berusia 38 tahun, duduk di kursi kemudi.
"Semoga tidak terjadi apa-apa padamu nak." Feeling seorang ibu sangat kuat!
Tidak butuh waktu lama, mobil sport merah memasuki area rumah yang sangat megah bagaikan istana raja. Terlihat juga ada mobil Lamorjini biru yang terparkir diarea rumah megah itu.
Wanita itu pun turun dari mobil dan bergegas masuk ke dalam rumah itu, terlihat pintu utama terbuka tapi tidak membuat cemas wanita yang merupakan pemilik rumah mewah itu.
Wanita itu berlari ke lantai tiga dengan menulusuri tangga dengan hati-hati. Sesampainya di lantai tiga terlihat seorang pria remaja yang menggedor-gedor pintu kamar yang terkunci.
"Vino, dimana Sandra?" Kata wanita itu yang terlihat sangat khawatir.
"Ada di dalam momy, sepertinya Sandra sangat ketakutan dan mengunci pintu kamarnya"
Sontak membuat wanita itu sangat panik dan berkata, "Tunggu momy cari kunci cadangan di ruang kerja, kamu tetap di sini"
Wanita itu pun bergegas, terlihat pria remaja yang bernama Alvino Aditya Bagaskara itu terus memanggil nama Sandara, tapi usahanya sia-sia. Karena gadis pemilik nama itu sedang tidak sadarkan diri.
Tak butuh waktu lama, wanita itupun datang membawa kunci cadangan dari ruang kerja yang juga berada di lantai tiga, dan memberikannya kepada Vino.
Ketika pintu terbuka pemandangan kamar itu sangatlah mengenaskan. Terlihat gadis pemilik kamar itu sedang terbaring diatas kasur dengan selimut yang menutupi seluruh tubuh gadis itu.
Keringat dingin bercucuran dan wajah Sandra yang sangat pucat membuat kedua orang itu sangat khwatir.
"San, bangun sayang ini momy." Kata wanita itu tanpa sadar meneteskan air matanya.
Wanita yang bernama Elisabeth Auristela, juga yang lebih dikenal dengan sebutan Nyonya Auristela atau Profesor Elisabeth adalah ibu dari Alvaro Hendri Auristela dan Sandra Putri Auristela
"Vino, kamu nginap di sini saja ya, nanti momy hubungi bunda kamu"
Vino hanya mengganguk saja, ia juga tidak ingin sosok itu datang lagi. Vino juga memiliki kemampuan seperti Sandra, tapi bedanya ia sudah bisa mengontrol ketakutan juga emosinya. Bahkan ia sudah sangat berani menghadapi mereka.
"Kamu yang kuat ya sayang, aku ada di sini bersama mu." Kata Vino dengan suara melemas.
####
Hallo, guys!! Gimana chapter perkenalannya? Kurang seru ya? Tapi menurutku ini sangat seru dan meneggangkan loh! (^-^)
Btw aku baru pertama nulis di whattped nih, jadi ini cerita pertamaku. Aku juga hoby nulis tapi baru kali ini nulis di sini. Ini juga berkat teman-teman ku yang selalu dukung aku. Kalian juga dukung aku ya dengan cara Vote and comennya, supaya aku semangat buat nulis. (^_^♪)
Dukung terus nya!
Xoxo.
KAMU SEDANG MEMBACA
Six Sence [REVISI]
HorrorIni adalah cerita tentang gadis yang memilik banyak teman di dunia tempat ia tinggal dan di dunia lain. Jangan takut ini bukan apa-apa, ini hanya sebagian dari apa yang terjadi pada "gadis ini". Sudah banyak cara ia lakukan untuk menghindar dari dun...