Jeaselle perlahan membuka matanya. Hal pertama yang dia lihat adalah mata indah milik Keanu. Cowok itu sekarang menatapnya sambil tersenyum.
Jeaselle merasakan dadanya sesak kembali, karena itu dia langsung mendorong Keanu dan berpaling. "A-aku pulang duluan."
Keanu hanya bisa menghela napasnya sembari menatap nanar punggung Jeaselle yang perlahan menghilang.
Wanita paruh baya itu terlihat kebingungan di koridor rumah sakit tempat anaknya bekerja itu. Ini baru pertama kalinya dia mengunjungi rumah sakit ini. Wanita itu kesal karena anaknya yang satu itu selalu berkilah sibuk jika disuruh pulang ke rumahnya sehingga dia memutuskan untuk mengunjungi anaknya itu ke tempat kerjanya.
Wanita itu sih sudah bertanya di mana ruangan anaknya itu pada perawat yang ada di sana, tetapi tetap saja dia tersesat. Akhirnya dia memutuskan untuk meminum secangkir kopi dahulu di kantin yang dia temukan di rumah sakit itu sambil berusaha untuk menghubungi anaknya yang tak kunjung bisa dihubungi sejak satu jam yang lalu.
Kantin itu cukup ramai pagi itu karena banyak dokter dan perawat yang sarapan di sana. Wanita paruh baya itu memutuskan duduk di meja paling ujung. Di sana sudah ada seorang perawat yang sedang menikmati makanannya.
"Di sini kosong?"
Perawat itu tersenyum ramah dan mempersilakan wanita itu untuk duduk di depannya. "Silakan, Bu."
Kedua ujung bibir wanita itu terangkat begitu saja. Perawat ini begitu sopan dan cantik sehingga dia tak bisa menahan senyumnya ketika melihat perawat itu. Jika dia belum berkeluarga, mungkin akan sangat serasi dengan anaknya. Lagian anaknya yang satu itu belum kunjung mengenalkan calon padanya. Padahal hidupnya sudah mapan, sudah jadi dokter spesialis. Umur pun sudah cukup, lah. Memangnya menunnggu apa lagi sih anaknya itu? Dia kan juga mau menimang cucu secepatnya.
"Mau ke poli mana, Bu?" tanya perawat itu basa-basi.
"Ah, Ibu cuma mau nemuin anak Ibu di sini."
Perawat itu membulatkan bibirnya. "Pasien di kamar mana, Bu?"
Wanita itu menggeleng. "Bukan, anak Ibu dokter di sini. Tapi dari tadi Ibu gak nemuin ruangannya."
"Oh, dokter di sini. Kalau boleh tau dokter siapa, Bu? Mungkin nanti bisa saya antar ke ruangan beliau."
Senyuman makin mengembang di bibir wanita paruh baya itu. Perawat ini benar-benar bisa jadi mantu idamannya.
"Chandra, Chandra Rahardian. Psikiater."
Perawat itu mengangguk. "Oh, Dokter Chandra. Saya tau ruangannya, Bu. Nanti saya antar."
"Kamu kenal Chandra?"
Perawat itu tersenyum. "Engga sih, Bu. Tapi aku sudah lumayan hapal seluk beluk rumah sakit ini. Nanti aku antar ke poli kejiwaan ya Bu. Ruangan Dokter Chandra pasti ada di sana."
"Oh iya, suster cantik ini namanya siapa?" Wanita itu menggoda perawat cantik di hadapannya yang dibalas dengan senyuman malu.
"Irene, Bu. Bu...?"
"Bu Kath aja." Kath meminum kopinya. "Kamu perawat di bagian mana?"
"Saya sekarang di bagian orthopedi, Bu. Gedungnya gak begitulah jauh sama kejiwaan."
Kath mengangguk. "Asli mana?"
"Manado, Bu."
"Wah pantesan putih gini, ya? Nge-kost di sini atau udah berkeluarga?"
KAMU SEDANG MEMBACA
princess allergy! | kim jisoo
Fanfiction"Jeaselle itu cantik. Banget malah. Tapi tau gak, dia itu phobia sama cowok ganteng!" another work just for sooyaaas and xiuqis