"Vi! Gus!"
Vincent dan beberapa anak baseball lain yang lagi nongkrong di ruangan ganti baseball mengalihkan atensi mereka dari kegiatan masing-masing ke cowok yang baru aja masuk ke ruangan itu. Cowok itu kelihatan membawa beberapa lembar kertas di tangannya.
"Kenapa Bang?" tanya Vincent ketika cowok itu udah duduk di dekat Vincent.
Hobi—cowok yang barusan masuk—menaruh kertas yang dia bawa tadi di atas meja dan mengembangkannya di sana. "Gue udah dapet pemain yang mungkin dipake sama calon lawan kita nanti. Ini dari SMA Pancasila, dan ini dari SMA Garuda."
Anak-anak baseball lain sekarang juga ikutan nimbrung ke meja satu-satunya di ruangan itu.
Ini rahasia keberhasilan Vincent dan timnya biar menang. Dia selalu mengumpulkan data lawan mereka sebelum bertanding. Strategi yang baik hanya akan didapatkan jika makin banyak data pendukung yang dikumpulkan.
Beruntung Hobi adalah informan yang handal dan dapat dipercaya. Kombinasi informan handal seperti Hobi, ditambah dengan beberapa ahli strategi seperti Agus dan Vincent membuat tim ini solid. Terlebih ada Juki, anggota baru yang all-rounder dan sangat atletis itu. Vincent makin yakin kalau timmya akan menang musim ini.
Agus mengambil salah satu lembaran, sedangkan lembaran lain diambil oleh Vincent.
"Pemainnya rata-rata masih sama, Vi," ujar Agus.
Vincent mengangguk menyetujui perkataan Agus. "Sekolah yang ini juga, Bang."
Agus menaruh kertas itu kembali ke atas meja dan mengedikkan bahunya. "Bagus kalau begitu. Kebayang lah mau bikin strateginya gimana."
Vincent tersenyum. "Pokoknya musim ini kita harus menang, ya."
Jumat itu sepulang sekolah Jeaselle memutuskan untuk ke rumah Theo untuk memberitahu pengumuman penting atau tugas yang perlu dikumpulnya untuk minggu depan. Terlebih karena cowok itu diskors, Bu Siel menambah tugas untuk dirinya.
Theo tampak sibuk dengan pekerjaannya mengecat mobil dengan Johnny dan Yudha. Mungkin kalau diskors begini keuntungan kali ya buat Theo?? Di mana-mana diskors itu buat intropeksi diri, sedangkan Theo malah menerima orderan mengecat mobil lebih banyak.
"The."
Yudha memanggil nama Theo ketika cowok itu sibuk menambal beberapa bagian mobil yang sudah mengelupas. Theo menoleh ke arah Yudha dan Yudha langsung menunjuk ke arah Jeaselle dengan dagunya. "Tuh, buddy lo nyariin."
Theo akhirnya melirik ke arah pintu masuk bengkelnya. Di sana Jeaselle cuma berdiri sambil mainin tali tasnya. Akhirnya Theo berdiri dan berjalan menuju tempat Jeaselle berdiri.
"Ngapain ke sini? Kenapa gak ngehubungin dulu?" tanya Theo ketus.
"Makanya hp tuh diliat. Orang aku udah nelponin dari tadi," sungut Jeaselle.
Theo menghela napasnya singkat. "Trus ada apa?"
"Gue mau ngasih tau tugas-tugas selama lo diskors sama pengumuman lainnya."
"Kan bisa lo chat aja?"
Sekarang dahi Jeaselle berkerut. Ia menatap Theo dengan tatapan tidak sukanya. "Sesekali hargai orang yang udah peduli ke kamu bisa gak?"
Lama-lama Jeaselle jadi paham kenapa Ugi bisa khilaf dan selingkuh aja. Theo terlalu tertutup dan gak mau orang lain ikut campur urusannya, termasuk seseorang yang dekat seperti pacarnya. Dan itu sedikit menyebalkan.
KAMU SEDANG MEMBACA
princess allergy! | kim jisoo
Hayran Kurgu"Jeaselle itu cantik. Banget malah. Tapi tau gak, dia itu phobia sama cowok ganteng!" another work just for sooyaaas and xiuqis