chap 4

1.4K 88 13
                                    

"Cukup! Diam semuanya! Nah mitsuki,kau bisa menempati kursi kosong di belakang boruto. Nah boruto angkat tanganmu" ucap konohamaru.

Kelas hening seketika. Kemudian,boruto mengangkat tangannya.Tanpa basa basi lagi, mitsuki segera berjalan menuju ke kursinya.

"Hai mitsuki kun namaku Haruno Sarada" ucap sarada ramah sambil tersenyum.

"Salam kenal! Namaku Uciha Boruto!" Ucap boruto ceria dan ramah seperti biasanya.

"Salam kenal juga" ucap mitsuki datar sedatar triplek

"Nah mitsuki bagaimana jika kau berkeliling sekolah dahulu? Aku dan boruto bisa menjadi pemandumu" ucap sarada

"Hm ya benar kata sarada-chan!" Ucap boruto sambil tersenyum. Sementara, sarada yang namanya dipanggil seperti itu langsung memalingkan mukanya yang merona.

"Hm.. baiklah"ucap mitsuki masih dengan muka datarnya

Skip.. istirahat..

Kring..kring..kriiiiinngggg..

Bell pun berbunyi,pertanda waktu istirahat tiba. Mitsuki,sarada,dan boruto berjalan beriringan keluar kelas. Sesuai usul sarada tadi pagi yang disetujui semua pihak, mereka pun berkeliling sekolah.
Boruto dan sarada menjadi pemandu mitsuki. Tak jarang mereka bertiga bersenda gurau. Kemudian,tiba tiba boruto didorong hingga terjatuh oleh seorang pemuda.

"Heh! Minggir dari jalanku kau dasar menjijikan" ucap pemuda itu. Sementara, dibelakang pemuda itu tampak seorang gadis berambut ungu yang memandang boruto dengan tatapan meremehkan.

"Tck,apa masalahmu hah inojin?! Mengapa kau selalu mengangguku? Bukankah aku tidak pernah menganggumu? Lalu mengapa kau selalu mengangguku hah?" Ucap boruto kesal

"Salahmu adalah karna kau selalu merebut apa yang aku inginkan!" Ucap pemuda yang dipanggil inojin dengan muka marah

"Perasaan aku tidak pernah merebut apapun darimu. Memangnya apa yang aku rebut darimu?" Tanya boruto

"Ho jadi kau ingin tau ya. Baiklah kuberi tahu. Pertama,semenjak ada kau,aku malah menjadi peringkat 2,padahal seharusnya aku berada di peringkat 1. Kedua, kau dengan mudahnya mendapatkan peringkat satu kemudian lompat ke kelas 3 hanya dengan satu semester belajar. Itu pun tidak semua pelajaran kau perhatikan. Ketiga, kau merebut saradaku" ucap inojin dengan muka marah saat di akhir kata.

"Merebut sarada?/saradaku?" Ucap sarada dan boruto bersamaan sementara mitsuki diam memperhatikan.

"Tunggu, sejak kapan aku menjadi milikmu hah?!" Ucap sarada kesal

"Dan sejak kapan aku merebut sarada darimu? Aku dan sarada saja hanya teman" ucap boruto

Inojin yang mendengar ucapan boruto pun kemudian terbakar emosi. Inojin kemudian melayangkan tangannya ke arah wajah boruto, bermaksud meninjunya. Boruto pun dengan mudah menghindari pukulan inojin. Kesal karena tidak mengenai boruto, inojin pun menyerang secara membabi buta. Boruto yang tidak ingin terkena masalah lagi pun, hanya menghindari saja.

"Heh kau hanya bisa menghindar heh brengsek! Lawan aku anak menjijikan!" Ucap inojin.

Boruto tidak mendengarkan ucapan inojin dan terus menghindari pukulan inojin. Sewaktu kecil,dia sudah diajari cara membela diri sehingga,menghindari serabgan inojin adalah hal yang mudah. Inojin pun bertambah kesal saat dia selaly tidak dapat memukul boruto dan boruto tidak mendengarkan perkataannya.

"Seharusnya kau tidak disini brengsek! Orang tuamu yang menjijikan itu seharusnya tidak bisa melahirkanmu! Kau sama menjijikannya dengan kedua orang tuamu sialan!" Ucap inojin kesal

Boruto yang mendengar orang tuanya dihina seperti itu oleh inojin, langsung menonjok inojin hingga agak terpental. Sisi bibirnya pun agak berdarah karena terkena pukulan boruto.

"Kau boleh menghinaku tapi jangan orang tuaku!" Ucap boruto marah.

Inojin pun mengusap darah yang mengalir dari bibirnya yang sobek.

"Cih! Tapi bukankah itu benar hah? Pasangan gay seperti orang tuamu memang menjijikan!" Ucap inojin kembali memanas manasi boruto.

"Cih, sialan ka-"

"Cukup! Hentikan perdebatan kalian ini!" Ucap sarada melerai perdebatan boruto dan inojin

"Boruto, sebaiknya kita pergi dari sini. Dan kau!" Ucap sarada sembari menunjuk inojin. "Jangan pernah kau ganggu kami, atau boruto! Jika kau menganggu kami atau boruto,kau akan kulaporkan pada kepsek! Mengerti?!" Ucap sarada dengan deathglarenya.

"Nah ayo mitsuki,boruto, kita pergi darisini!" Ucap sarada

Kemudian,mitsuki membantu boruto berdiri. Setelah itu, mereka bertiga berjalan menjauhi inojin. Inojin yang telah tebakar amarah, hanya melihat punggung mereka sembari mengepalkan tangan kuat kuat.

Boruto POV

  Cih! Apa apaan inojin itu!. Bisa bisannya dia menghina orang tuaku. Beruntung ada sarada yang melerai kami. Jika tidak, mungkin dia sedang berada di uks dan aku berada di kantor kepsek.

"Boruto, boruto? BORUTOO!!" Ucap sarada membuyarkan lamunanku.

"Kau sedang melamunkan apa sih boruto-kun?" Tanya sarada

"A-ah, i-iye sarada-chan" ucapku dengan senyum kikuk.

"Hm.. sebenarnya mengapa anak tadi menghina orang tuamu? Apa dia selalu mengganggumu?" Kali ini yang bertanya adalah mitsuki.

"A-ah.. i-itu.. hanya masalah kecil kok tidak usah dipikirkan" ucapku dengan senyum dipaksakan. Aku tidak mungkin membuat sahabat pertamaku ini bersedih karnaku.

"Jangan berbohong boruto. Kami mengetahui bahwa kau itu pasti memiliki masalah dengan inojin. Jika tidak,tidak mungkin kau berkata 'mengapa kau selalu menggangguku?' " ucap sarada. Oke.. aku tidak bisa menghindar lagi. Akhirnya aku memutuskan menceritakannya pada mereka semua.

"Baiklah. Tapi sebaiknya kita ke kantin dahulu. Cacing di perutku sudah mendemo nih. Aku akan ceritakan nanti di atap sekolah." Ujarku

"Hahaha baiklah. Lagipula cacing di perutku juga. Apa cacing di perutmu mendemo juga mitsuki?" Tanya sarada.

"Hm.. ya." Jawab mitsuki singkat

Kemudian kami menuju ke kantin sembari tertawa dan mengobrol. Setelah makanan yang kami inginkan sudah terbeli, kami segera menuju atap sekolah. Sembari kami makan, kami pun mengobrol.

"Jadi? Ceritakanlah boruto-kun." Ucap sarada

"Hm.. baiklah. Kalian tau kan orang tuaku adalah pasangan gay?" Tanyaku pada mereka.

"Hm, ya tentu kami mengetahuinya" ucap mereka bersamaan sembari memakan makanan mereka

"Karena orang tuaku adalah pasangan gay, orang orang di sekitar kami memandang orang tuaku jijik. Mereka selalu di hina dan dicaci maki dari belakang. Aku mengetahuinya ketika aku mulai memasuki sekolah. Aku yang saat itu masih berumur 5 tahun pun, langsung mengadukannya ke ortuku. Tou-san terlihat marah, namun dia tetap lembut padaku. Sedangkan kaa-san, dia terlihat sedih namun berusaha menenangkan tou-san" ucapku sedih

"Lalu, apa yang terjadi?"

"Lalu, setelah itu.."

To be continue..

Maaf sedikit, untuk chapter kali ini sengaja sedikit karena chapter berikutnya akan ada flashback yang ya.. lumayan panjang menurutku. Terimakasih bagi kalian yang sudah mau baca cerita ini^^
Oh ya,jika kalian membaca novelku yang langit siangku, dijamin kalian bakal dapet spoiler meski sedikit.

Minal aidzin walfaidzin, mohon maaf lahir dan batin^^ selamat lebaran bagi yang merayakan^^

Langit malamkuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang