chap 6

1K 69 3
                                    

"inojin!!.." panggil seorang kakak kelas sembari berlari pada inojin.

Mereka berdua (boruto dan inojin) pun melihat ke arah suara kakak kelas yang memanggil inojin itu. Terlihat kakak kelas ini sepertinya kelas 3. Kakak kelas yang memanggil inojin memiliki ciri ciri berambut pink, bermata hitam, dan mengenakan kacamata berwarna merah.

"Ss-sarada sen-pai?" Ucap inojin gugup dan.. malu malu?.

"Akhirnya ketemu juga kau inojin. Aku baru saja mencarimu kemana mana" ucap kakak kelas yang dipanggil sarada senpai oleh inojin.

"Aa-ada a-apa ss-sarada senpai m-mencariku?" Ucap inojin terbata bata.

"Bisakah kau membantuku di perpustakaan inojin?" Ucap sarada

"T-tentu saja ssarada senpai!" Ucap inojin terbata dengan semangat.

"Boruto, aku rasa sampai sini dulu ya percakapan kita. Sampai ketemu lagi nanti di kelas boruto" Ucap inojin.

"Hm, baiklah" Ucap boruto tersenyum.

Kring.. kring.. kring..

"Hm, sudah bel. Sebaiknya aku kembali ke kelas dahulu" ucap boruto kemudian dia pun berjalan menuju ke kelasnya.

Skip.. saat bel pulang..

Bell pulang pun berbunyi. Murid murid kelas 1-6 pun berhamburan ke luar kelas. Murid kelas 1-3 berjalan menuju gerbang untuk pulang dan menunggu jemputan mereka. Sementara, kelas 4-6 menuju ke kantin.

Sudah banyak murid yang pulang, hanya beberapa anak saja yang masih menunggu ortu mereka menjemput. Dari beberapa anak itu, salah satu dari mereka adalah boruto. Dia menunggu sendirian di dekat gerbang.

"Hei lihat anak itu. Bukankah namanya uciha boruto?" Tanya seorang anak kelas 3.

"Ah iya kau benar. Yang orang tuanya sesama jenis itukan? Hahaha orang tua mereka aneh. Bagaimana mereka bisa melahirkan anak itu?" Ucap anak kelas 3 lain.

"Hm.. aku rasa mereka tidak melahirkannya, melainkan mengadopsinya. Dia pasti tidal diinginkan oleh orang tuanya, lalu dikirim ke panti lalu diasuh oleh keluarga uciha itu. Kasihan sekali." Ucap anak kelas 3 lain mengejek.

Boruto ingin sekali menonjok muka mereka, namun ia menahan dirinya. Ia tahu ini hari pertamanya sekolah. Ia harus sebisa mungkin menjauhi masalah. Beberapa menit kemudian, tou-sannya pun menjemput.

#saat makan malam

Jam makan malam pun tiba. Kini, boruto sedang makan malam bersama dengan kaa-san dan tou-sannya.

"Kaa-san, tou-san, boru ingin tanya sesuatu" ucap boru gugup.

"Apa yang mau boru tanyakan boruto sayang?" Ucap naruto.

"Um.. apakah kaa-san tau kaa-san sering dihina oleh orang lain?" Tanya boruto.

"Boruto, apakah kau mendengar seseorang menghina kaa-san?" Tanya sasuke.

"Iya.. boru denger dari kakak kelas boru" ucap boruto.

"Kakak kelas? Kelas berapa?" Tanya naruto

"Um.. sepertinya kelas 3." Ucap boruto.

"Hn. Kelas 3? Apa perlu ku keluarkan mereka dari sekolah sayang?" Tanya sasuke pada naruto.

"Eh? Jangan! Biarkan saja, lagipula mereka itu masih anak anak, mereka tidak mengerti apapun. Mungkin mereka mendengar pembicaraan seseorang lalu memutuskan sendiri." Ucap naruto.

"Hm.. baiklah. Jika kau tidak ingim mereka dikeluarkan, baiklah." Ucap sasuke tenang.

"Oh iya boruto, kau tidak menghajar mereka kan?" Tanya sasuke.

"Tidak tou-san. Boru nahan amarah boru" ucap boruto.

"Bagus! Anak kaa-san memang pinter banget!" Ucap naruto sembari mengusap rambut boruto.

"Tapi boru kan memang pinter kaa-san." Ucap boruto.

"Tapi, memgendalikan emosi itu tidak mudah. Tou-sanmu pun terkadang sering tidak bisa menahan amarahnya saat usianya 13 tahun." Ucap naruto.

"Uhuk!" Ucap sasuke yang tersedak air minumnya ketika naruto mengatakan itu.

"Eh? Ups.. sepertinya besok aku tidak akan bisa berjalan😫" Ucap naruto.

"Eh? Kenapa besok kaa-san tidak akan bisa berjalan?" Tanya boruto polos.

"E.. itu.. kamu tidak perlu tau boruto" ucap naruto.

Setelah itu, mereka pun kembali makan dengan hikmat kecuali naruto yang sudah berkeringat dingin. Setelah makan malam selesai, mereka pun masuk ke kamar masing masing kecuali naruto yang harus mencuci piring. Ya.. sebenarnya itu juga alasan agar dia tidak ke kamar karena, sang predatornya sudah menunggunya.

Skip.. keesokan paginya..

Keesokan paginya, pintu kamar boruto pun diketuk. Namun, suaranya bukan suara kaa-sannya melainkan suara tou-sannya. Kalian tau kan kenapa bukan naruto yang bangunin boruto pagi ini? Kemudian, boruto pun bangun. Ia langsung bersiap lalu menuju ke meja makan. Di meja makan, kaa-sannya pun tidak ikut sarapan dan yang memasak makanan juga tou-sannya.

Namun, boruto tidak heran. Memang, ini sering terjadi. Awalnya boruto heran, namun lama lama ia terbiasa. Seperti kemarin, ia diantar ke sekolah dengan kaa-sannya dan masuk ke sekolah sendiri. Tidak seperti anak lain yang masih diantar orang tuanya padahal umurnya lebih tua dari boruto.

Boruto pun langsung menuju ke kelasnya. Saat dilorong, dia melihat kakak kelas perempuan seperti sedang berbisik bisik tentangnya. Kakak kakak itu sepertinya kelas 5.

"Hei, kau tau tidak? Katanya anak itu anak dari homo loh." Ucap salah satu kakak kelasnya

"Hah? Yang bener? Hati hati loh, bisa aja nanti dia bikin salah satu anak cowo suka sama dia hahaha. Buah kan gak jatuh jauh dari pohonnya." Ucap kakak kelas yang lain.

"Eh iya juga, orang tuanya kan homo, bisa juga dia homo juga kaya orang tuanya."

Boruto memang mendengar kata kata kakak kelasnya itu, tapi dia menahannya.
Boruto pun akhirnya sampai ke kelasnya. Disana dia melihat inojin sudah duduk di kursi disebelahnya.

"Oh! Inojin! Kau sudah datang?" Tanya boruto dengan senyum andalannya.

"Iya, kau baru datang boruto?" Tanya inojin

"Ah, iya aku baru datang hehe." Ucap boruto sembari berjalan ke arah mejanya.

Boruto pun kemudian meletakkan tasnya
lalu, ia pun duduk di kursinya.

"Boruto, kau mau tidak ikut aku ke perpustakaan untuk membantu sarada senpai?" Tanya inojin.

"Boleh saja. Jam berapa aku harus ke perpustakaan?" Tanya boruto.

"Um.. saat istirahat. Kau tidak apa apa kan?" Tanya sai.

"Tentu!" Ucap boruto.

Kemudian mereka pun mengobrol hingga bell berbunyi.

Saat istirahat..

Bell berbunyi, anak anak pun bergegas keluar mencari kantin. Dalam sekejap, kelas pun menjadi sunyi dan tinggal dua orang yang berada di sana sedang berbenah.

"Oke, ayo boruto kita ke perpus. Sarada senpai pasti sudah menunggu." Ucap inojin.

"Iya" ucap boruto

Mereka pun menuju ke perpustakaan bersama. Saat diperjalanan, mereka bertemu dengan kakak kelas mereka yang memiliki maksud buruk.

"Heh! Anak menjijikan seperti orang tuanya." Ucap seorang kakak kelas sembari melihat boruto dari atas ke bawah.

"Kau tau? Anak sepertimu itu menjijikan untuk dilihat tau!" Ucap kakak kelas itu sembari ingin menonjok boruto. Namun, boruto hanya diam saja.

"Kalian! Hentikan!"

To be continue..
See you next chap👋^^

Langit malamkuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang