Di tengah jalan ia berhenti membuat kedua temannya ikut berhenti. Mereka mengernyit kebingungan dengan apa yang dilakukan Reina.Memutar badannya dan berjalan mendekati Vita, meskipun masih ada rasa dongkol bersemayam dihatinya tapi ia hanya diam. Meskipun di depan ia hanya diam tapi tak pernah ada yang tau apa yang ia lakukan kepada Reina saat sedang berdua.
Tanpa berkata apapun Reina mengambil topi Vita membuatnya tersentak, lalu Reina menukarnya dengan topi Raka. Kemudian berbalik melanjutkan jalannya. Vita mematung untuk beberapa saat tapi setelahnya Vita tersenyum senang dan berlari kecil menyusul Reina.
"Makasih Rein, Lo peka banget deh!"ujar Vita dan dibalas anggukan oleh Reina."Lo nggak cemburukan?"lanjutnya.
"For what?"balas Reina datar. Cemburu?suka aja nggak, lagian gue juga udah punya kali. Batinya berseru.
"Ohh kirain"Vita hanya manggut-manggut saja.
Setelah sampai mereka langsung bergabung di barisan kelasnya. Mereka, lebih tepatnya Ina dan Vita memandang sebentar kearah barisan siswa tanpa atribut lengkap termasuk Raka dan Filo. Filo? Ya dia ikut Raka katanya'kemanapun Lo pergi gue ikut Lo aja deh, kan Lo sahabat gue'
Raka membalas ucapannya dengan L3B4Y'terus kalo gue mati, Lo ikut juga?kalo gue balik ke rahim mami eka Lo mau ikut gitoh?.'perkataan Raka sontak membuatnya melotot'enak aje lu sekate kate kalo ngomong, lah emang bisa gitoh balik ke rahim mamih eka?' Raka tak menggubrisnya. Lah bocah lemot amat.Batinya terkekeh.lalu meninggalkan Filo menuju barisan STA(siswa tanpa atribut).sedangkan Reina hanya fokus dengan amanat pembina.*Skip kelas
Setelah upacara selesai pembelajaran pun berlangsung. Sampai bel istirahat berbunyi, mereka berseru senang karena ingin segera menghilangkan penat sejenak. Reina dan Ina berjalan menuju kantin meninggalkan Vita yang katanya ingin menghampiri Raka seperti biasanya."Hai Raka, ini topinya makasih ya?"ujar Vita dengan nada Yang dilembut-lembutkan. Raka mengernyit bingung karena seingatnya ia meminjamkan topinya kepada Reina walaupun ia sendiri yang maksa.
'Umm tadi Reina nuker topinya sama topi aku, Reina temen Yang pengertian banget ya?"seolah tau pikiran Raka ia menjelaskan tanpa diminta.
"Oh ok"ujar Raka dan tersenyum singkat. Lalu mengambil topinya dengan rasa tak ikhlas. Ia menghela napas kecewa karena ternyata cewek itu menukar topinya dengan topi cewek yang katanya suka sama dirinya. Setelah itu ia mengajak Filo untuk segera pergi dari sana tanpa menghiraukan gadis itu.
"Kapan sih Lo ngelirik gue sedikit aja? Kenapa harus Reina sialan itu. Bahkan untuk sekedar ngomong ke gue aja Lo enggan banget."Vita mengeram kesal kemudian menyusul kedua temannya. Ia merubah raut wajahnya supaya kedua temannya tak curiga.
Sesampainya di kantin ia mendudukkan diri dibangku kosong sebelah Ina dan memakan makanan yang sudah Ina pesankan untuk dirinya."Gimana tadi sama Raka?"Tanya Ina sambil tersenyum jahil.
"Ya gitu deh kaya biasanya."jawab Vita sambil melirik tajam Reina yang masih asik dengan makanannya.
"Yang sabar semua butuh proses lambat laun Raka pasti sadar kok"ucap Ina menyemangati sahabatnya itu.
"Hmm iya"jawab Vita sambil tersenyum masam. 'hatinya aja buat bitch didepan gue, gimana mau sadar kalo gue yang selalu berjuang buat dia?nggak kakaknya nggak adeknya sama sama perkebor(perusak kebahagiaan orang)cih'batin Vita.
Kringg kringg
Mereka beranjak dari duduknya kembali ke kelas. Di tengah jalannya, Reina dihadang Raka dan Filo menghampiri Ina.
"Hai Rein, bareng ya ke kelas."pinta Raka sambil tersenyum manis dengan wajah yang dikyut kyut kan ewkw. Sedangkan Reina melirik Vita sekilas dan melengos pergi tak menghiraukan Raka. Raka hanya bisa menghela napasnya pelan. 'Aku gak akan nyerah Rein'batinnya mencoba bersabar."Kamu bareng ak... E.. Eh kita aja Rak. Hehe"tawar Vita memerlihatkan senyum manis andalannya, tapi dimata Raka dan Filo biasa saja malah dalam hati mereka mengumpat sikap sok manis Vita itu. Filo juga sebenarnya tak pernah suka melihat gadis yang selalu mendekati sahabatnya itu, bagaimanapun juga ia dari kecil ia sudab bersama sama dengan sahabatnya itu. Apapun Yang dibencinya ia ikut benci.aneh memang tapi itulah Filo.
Tanpa merespon Vita ia mengode Filo untuk beranjak dari sana. Lagi lagi Vita berdecak kesal ia mengajak Ina pergi sambil menghentakkan kakinya di lantai.
"Kasian lantainya Ta, dia bilang sakit diinjek Lo katanya sepatu Lo bau"ucap Ina polos. Garing emang tapi ia hanya ingin mencairkan suasana saja.
"Apaan sih Na gue tuh lagi potek tau Lo malah bercanda!iya dah ntar gue cuci"tapi tak urung juga ia terkekeh pelan menanggapi ucapan garing Ina.
"Pake mama lemon ya Ta, selain menghilangkan lemak juga menambah lemak loh."ujar Ina.
"Iya, nanti gue coba nggak tau kalo besok heheh. Btw menghilangkan lemak terus nambah lemak gimana itu?"ia bingung dengan Ina.
"Gak tau tapi kata Filo gitu, kemarin pas sepatu gue kena air comberan Filo ngasih saran gitu. Terus gue coba gue Tanya 'mana lemaknya kok nggak nambah?' Filo jawab 'tadi ada malaikat bilang sama gue lemaknya disimpen dulu nunggu Lo kurus.ntar gue kasih tau lagi kalo malaikatnya dateng'gitu katanya terus gue iyain deh."terang Ina.
Vita mendengus dengan penuturan sahabatnya ini, mau aja dibegoin. Pikirnya."Whatever Na"lalu segera menarik sahabatnya pergi dari sana. Mereka tak takut terlambat karena katanya freeclass.
Disisi lain, Sesampainya ia di kelas ia berulang kali menghela nafasnya gusar. "Sampai kapan?"gumam Reina pelan. Tak habis pikir dengan Raka Yang selalu mendekatinya. Apa iya dia harus bilang kalo dia sudah memiliki tunangan? Ah rasanya tidak, ia terlalu malas berurusan dengan cowok itu.
*Skip pulsek
Kringg kringg
Bel pulang berbunyi murid murid berhamburan pulang kerumah masing" juga ke asrama. Sesampainya di asrama, Reina mrebahkan dirinya, setelah itu menuju kamar mandi untuk berganti baju. Dia keluar menuju rooftop guna menenangkan pikirannya. Sesampainya di rooftop, ia duduk di sofa usang tapi masih layak diduduki. Memandang langit yang cerah, dia hanya ingin sekolah dengan tenang tapi kenapa sulit rasanya. Lalu ia memejamkan matanya menikmati sapuan angin diwajahnya.
"Ngapain Lo?"Tanya Vita ketus. Entah kapan ia datang, Reina langsung membuka matanya dan menatap Vita kemudian memalingkan wajahnya lagi. Ia hanya diam, toh pertanyaan Vita tak bermutu menurutnya. Sudah jelas-jelas ia sedang duduk masih saja nanya. Menghembuskan napasnya pelan ia hanya pasrah dengan apa yang akan Vita lakukan kali ini. Andai Deka disampingnya pasti ia tak akan segan memarahi orang yang kasar dengan dirinya.
"LO BISU HA?Sok cantik banget sih Lo jadi orang, udah berapa kali gue bilang jauhin Raka. Budeg Lo?" Bentak Vita didepan Reina.
"Dia yang ngusik gue?"jawab Reina tenang.
"Haha. Mau dia atau Lo gue nggak peduli Yang harus Lo lakuin jauhin dia."bentak Vita lagi sambil tertawa hambar.
Plakk
Kepala Reina tertoleh kekanan, memejamkan matanya meredam rasa panas yang menjalar di pipinya. Ia diam membiarkan Vita meluapkan emosinya.
"Sshh..."ringis Reina pelan akan jambakan kuat yang membuat kepalanya pusing.
"Raka milik gue, cuman milik gue bukan elo. Sekali lagi Lo bertingkah yang bikin Raka ngalihin perhatian ke elo gue gak akan segan" ngelakuin lebih dari ini atau juga gue bisa bunuh Lo. Hahaha."ucap Vita sambil tersenyum remeh dan berlalu dari rooftop.
_____________________
Assalamualaikum...Gimana nih menurut kalian?
Maaf kalo kurang greget, ceritanya kurang humoris karena aku nggak humoris orangnya jadi bingung bikin lawakannya, banyak typo soalnya baru pertama kali bikin cerita kayak gini apalagi tentang romance gini susah buatnya harus dapet feelnya itu. Terus juga pas konflik pasti harus dapet feel gregetnya juga biar ikut kebawa emosi gitu kan. Jadi aku minta saran kalian ya di kolom komentar dan juga jangan lupa vote Triangle Love. Semoga kalian suka sama cerita ini:)Penasaran nggak sama kelanjutannya?
Salam dari adeknya jaemin hihi:)
KAMU SEDANG MEMBACA
Triangle Love
ChickLitCinta segitiga dimasa putih abu-abu? dialah peran utamanya. tunangannya yang ternyata bukan jodohnya? rumit memang. penasaran sama ceritanya? baca aja dulu siapa tau suka:)