31.Hijab

8 1 0
                                    

   Pagi ini, mereka bersiap berangkat ke kampus barunya. Mereka sungguh tidak menyangka kelanjutan hidupnya akan seenak ini.

   Dulu, bisa sampai ketitik ini pun mereka anggap mimpi. Karena tidak mungkin mereka bisa mencapainya.

   Mereka sudah berkumpul di meja makan untuk sarapan kecuali Reina yang belum kelihatan. Sampai Bunda membuka suara.

"Loh Reina mana ya? Kok belum turun juga,"ujar Bunda.

"Iya Bun, tadi Ina ketuk pintu kamarnya gak ada sahutan. Mungkin masih siap-siap Bun."balas Ina, perasaan Bunda dan Ayah semakin tidak menentu dengan jawaban Ina, karena tidak biasanya Reina begini.

"Udah Bun tenang, biar Abang cek dulu."ujar Genta menenangkan sang Bunda.

"Iya bang,"balas Bunda.

    Saat Genta hendak berdiri, suara langkah kaki menuruni tangga terdengar jelas di telinga mereka. Membuat semua yang ada di meja melengok kearah tangga.

    Saat sosok itu sampai di anak tangga terakhir, semua pasang mata melebarkan matanya tidak percaya dengan yang dilihatnya.

    Reina menaikkan sebelah alisnya seolah bertanya 'apa'. Reina heran dengan tatapan Dan juga ekspresi tercengang mereka.

    Reina mengalihkan pandangannya pada penampilan barunya. Apa ada yang salah? Atau terlihat aneh jika dia berpenampilan seperti itu.

     Lalu pandangannya terangkat kembali pada mereka yang masih menganga tak percaya. Reina tambah berkerut, segitu kontras penampilannya dulu dan sekarang.

    Reina melangkah untuk duduk di kursi yang masih tersisa disamping Bunda. Tentunya sudah diatur oleh Bundanya. Untuk cewek duduk dibarisan Bunda dan untuk cowok disebelah kanan Genta. Tepatnya bersebrangan dengan cewek. Dan Ayah di kursi tunggal.

"Rein, itu kamu?"tanya Bunda, Reina mengangguk membuat Bunda terharu.

"Aneh ya?"bingung Reina. Mereka menggeleng bersamaan.

"Cantik banget malah,"komen Genta terpaku.

"Solehahnya."komen Ina dengan senyum manisnya.

"Subhanallah,"komen Filo ikut terpaku melihat penampilan sahabatnya.

"Masyaallah ciptaanmu,"komen Raka terkagum-kagum melihatnya.

"Kakak cantiknya nambah terus, apalagi berhijab gitu."komen Jesica dengan senyum cerianya. Jesica ikut sarapan bareng.

    Begitulah komentar para netizen di meja makan untuk penampilan baru Reina. Bahkan Ayah yang biasanya menanggapi dengan senyum tipis, kini tersenyum lebar.

    Reina tersenyum tipis menanggapi, "Thanks,"ujar Reina.

"Akhirnya sayang kamu berhijab juga, Alhamdulillah."ujar Bunda, Bunda itu juga berhijab. Reina tersenyum malu mendengar penuturan Bunda.

"Ingsyaallah Bun aku akan belajar lagi tentang adab berhijab yang baik dan benar,"ujar Reina.

"Yasudah ayo makan dulu keburu siang."potong Ayah lalu memimpin do'a.

    Selesai sarapan, mereka langsung berangkat menuju kampus barunya. Dengan suasana berbeda tentunya. Sedangkan Jesica masih sekolah, tapi dia pindah lagi ke Jakarta. Jalan menuju kampus dan sekolah Jesica searah jadi nebeng sekalian.

    Sampai di kampus, mereka menjadi sorotan mahasiswa/i lain. Saat mereka turun dari mobil, banyak tatapan kagum untuk mereka. Teriakkan memenuhi area parkir saking kerasnya.

"HAIII, WE MEET AGAINNNNN"teriak keenam pasangan itu sembari melambaikan tangannya. Siapa lagi kalo bukan, Lea, Nana, Ica, Rio, Anang, Reno dengan cengiran lebarnya.

Triangle LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang