25.Penasaran

13 2 6
                                    

 
   Lima hari berlalu, kini Reina kembali bersekolah. Reina melangkah menuju kelas diiringi kicauan para murid, entah celaan mau pun pujian. Tapi, Reina bodoamat dengan itu semua.

    Dan selama Lima hari itu pun Raka dan Filo selalu didekati Vita dan Jesica. Tak ada jeranya memang.

Flashback on

"Kak kita harus gimana lagi?"tanya Jesica.

"Kita susun rencana baru! Kita manfaatin situasi selagi si bitch itu masih sekarat,"jawab Vita dengan seringainya.

"Kita harus bisa ambil posisi dua cewek itu sebelum mereka ngambil Raka sama Filo dari kita,"lanjutnya.

Jesica mengangguk ragu, "Tt..tapi g..gue...gue...."ucapan Jesica menggantung.

"Kenapa? Lo takut sama Reina?"potong Vita dengan nada songongnya. Jesica mengangguk pelan.

"Buat apa sih Lo takut sama tuh cewek, gak guna banget tau nggak."ujar Vita ngegas membuat Jesica tambah termangu.

"Udahlah! Tinggal Lo ikutin permainan gue, apa susahnya sih?"desak Vita membuat Jesica hanya mengangguk pasrah.

"Kita ngapain kak?"tanya Jesica lagi.

"Ya kita deketinlah apalagi,"jawab Vita sedikit kesal dengan kepolosan Jesica.

"Ohh oke kak."jawab Jesica sembari manggut-manggut.

Flashback off

Seperti sekarang, Raka, Ina, dan Filo sedang duduk di kelas menunggu kehadiran Reina. Saat sedang asik-asiknya bercanda tawa, Jesica dan Vita datang bergabung yang pastinya mendapat tolakan mentah-mentah.

"Pagi Raka/Pagi Kak Filo,"sapa keduanya dengan riang sembari bergelayut di lengan Raka dan Filo. Tentu saja membuat keduanya risih.

"Apaan sih lo?"ujar Raka ngegas sambil melotot dan berusaha melepaskan diri.

"Ihh kamu kok gitu sih?"rengek Vita dengan bibir mengerucut.

"Lo nggak ada sopan-sopannya sih sama kakak kelas, lepasin nggak?"sembur Filo kesal.

"Ish Kak Filo jangan galak-galak dong sama aku, tapi aku tetep cinta kok."cengir Jesica.

Reina melangkah memasuki ruang kelas dan langsung disuguhi pemandangan seperti itu. Semua pasang mata yang ada di dalam langsung menoleh mendapati Reina diambang pintu.

Vita semakin mengeratkan pelukannya, sedangkan Jesica sudah melepaskan dan menunduk takut, hal itu langsung membuat Filo berlindung dibelakang Ina.

Ina sedari tadi diam kini memandang pada Jesica dan membuka suarannya, "Jes gue cuman mau ngingetin sekali lagi, Filo cowok gue gak seharusnya lo ngedeketin sampe segitunya. Lo dan gue sama-sama cewek pasti lo bisa ngerasain rasanya jadi gue. Tolong Jes, cowok nggak cuman Filo doang. Lo cantik Jes, banyak yang mau sama lo."pinta Ina lirih.

Jesica mendongak memandang Ina dengan mata berkaca-kaca, "Ta..tapi gue cuman mau Kak Filo hiks apa gue hiks salah?"tangis Jesica pecah lalu berlari keluar kelas.

Hening sejenak, hingga Raka memecah suasana. "Lo! Lepasin gue, risih tau nggak?"bentakkan Raka membuat semuanya memandangnya.

"Emang kenapa sih Rak?gue salah?gue mau lo Raka!lo sadar nggak sih?"bentak Vita balik.

"Gue mau lo jadi milik gue!"ujar Vita dan beralih memeluk Raka. Raka langsung memberontak melepaskan.

"Lepasin arghh gue risih tau gak?"ujar Raka. Filo dan Ina langsung membantunya. Namun Vita malah semakin mengeratkan pelukkannya membuat Raka sesak.

"WOY SE..SEK G..UE LEPAS!"bentak Raka membuat Vita mengendorkannya.

"Lepas gak?"sentak Raka lagi membuat Vita menggeleng kuat.

"Nggak!"tolak Vita dengan senyum miringnya.

Reina melangkah mendekati mereka dan berujar, "Ta lepasin dulu! Lima menit lagi masuk,"ujar Reina dengan senyum tipisnya.

"Siapa lo nyuruh-nyuruh gue, gue tau lo mau ngambil kesempatan kan,cih"decih Vita sinis.

"Bukan gitu Ta, ini udah hampir masuk."ingat Reina halus dan melangkah duduk dibangku kosong di belakang mengundang kernyitan dari mereka bertiga.

"Loh Rein kok duduk dibelakang?"tanya Ina bingung.

"Ya gapapa siapa tau Vita mau duduk sama Raka terus biar Filo duduk sama lo."jawab Reina enteng. Jawaban Reina dihadiahi penolakkan dari mereka kecuali Vita yang tersenyum penuh kemenangan.

"Hah?Jangan dong nggak mau!"rengek Raka pada Reina.

"Ihh Rein, yang bener aja lo biarin Raka duduk sama tuh cewek,"bela Ina tak terima.

"Iya Rein gimana sih lo nanti kalo Raka di grepe-grepe kan berabe,"ujar Filo dengan frontalnya.

Reina hanya mengendikkan bahunya acuh.

Kringg kringg

Bel masuk berbunyi membuat Vita dengan cepat menarik Raka menuju bangku Raka. Hal itu membuat Filo dan Ina melotot tak terima. Sedangkan Raka hanya bisa pasrah meskipun dalam hati ia sangat jengkel.

Akhirnya mereka duduk dibangkunya masing-masing kala guru yang mengajar masuk.

Dua jam berlalu, guru yang mengajar pun menimpuni buku mapelnya dan menutup pelajaran.

Ina langsung berbalik menghadap Reina dan menggebrak mejanya. Membuat Reina sedikit terkejut, pasalnya ia masih menyalin catatan di papan tulis.

Reina mendongak menatap Ina seolah bertanya 'kenapa'. Ina melotot tak percaya dengan respon Reina.

"Lo nggak cemburu?"sembur Ina pelan.

"Buat apa?"tanya balik Reina dengan tenang.

"Lo tanya buat apa hah? Ish Rein greget gue lama-lama. Terus sikap manis lo ke Raka selama ini apa?"sungut Ina menggebu-gebu.

"Ya selagi Vita bahagia gue gapapa, ya emang salah kalo gue baik sama Raka, dia kan sahabat gue juga"jawab Reina lagi dengan senyum tipisnya nyaris tak kentara. Jawaban Reina membuat Ina menggeleng tak percaya. Kemana Filo? Dia tidur tapi sebenarnya nggak beneran tidur, dia denger pembicaraan Reina dan Ina.

"Kok lo jadi kayak gini sih Rein? Jangan karena rasa bersalah lo itu lo jadi ngorbanin perasaan lo."kesal Ina.

"Jodoh udah ada yang ngatur Na,"balas Reina menenangkan.

"Yaudah deh gue angkat kaki,"jawab Ina membuat Reina terkekeh pelan.

"Lo mau kemana?"tanya Reina.

Ina yang menyadari ucapannya langsung mengoreksi, "eh maksud gue angkat tangan kalo ngomong sama lo."jawab Ina sembari terkekeh.

Skip pulsek

Mereka berempat berjalan beriringan menuju asrama masing-masing. Setelah berganti baju, Reina duduk di tepi ranjang sembari mengusap foto Keindra.

Ina ikut duduk di tepi ranjangnya menghadap Reina. Ia tau perasaan Reina, "Rein.."panggil Ina membuat Reina mendongak.

"Kenapa?"jawab Reina.

"Gapapa sih cuman manggil, hehe"ringis Ina disertai cengirannya membuat Reina tersenyum tipis.

Reina menyimpan kembali foto Keindra lalu berujar pada Ina, "Na besok temuin gue di rooftop ajak mereka sekalian."ujar Reina membuat Ina mengernyit.

"Buat apa?"tanya Ina.

"Temuin aja, istirahat"jawab Reina yang diangguki Ina.

''Oke deh."balas Ina yang masih dihantui rasa penasaran, Ia bingung.

******************
Halooo readersss:)

Publish lagi dong!jangan lupa votment ya guys.

Dadaahhhhh:*

Triangle LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang