11.Iya ustadzah

25 7 12
                                    

''Curhat sambil nangis? Aktivitas yang gue lakuin disaat gue bener-bener jatuh sama keadaan"
~Claudia Aldreina Nazata~

♪•♪•♪

    Bel masuk sudah berbunyi dari Lima menit yang lalu, tapi mereka masih enggan untuk beranjak dari sana. Semilir angin menerpa wajah mereka,Reina berdehem sebentar.

"Hmm..gue boleh cerita?"Tanya Reina pelan.

"Tentu kenapa enggak?"timpal Raka.

"Waktu gue dicari sama guru seminggu yang lalu, gue dapet kabar tunangan gue kecelakaan. Pesawat yang ditumpangi dia disabotase. Disitu pikiran gue udah buntu gue buru buru ke rumah sakit. Setelah tiga hari dia koma, paginya dia siuman. Gue seneng pas denger itu, tiap hari gue nemenin dia. Sedangkan nasib sahabat dia dan gue yang juga kecelakaan dia pergi duluan. Gue sedih tapi juga bahagia Kein gapapa. Dan...kemarin tepat hari jum'at dia pamit, dia batalin pertunangan kita, gue bantah tapi dia tetep kekeh. Gue nggak nyangka dia bakal pergi ninggalin gue secepat itu. Gue benci, kenapa alam semesta nggak adil sama gue hiks kenapa harus dia hiks. Saat malam minggu,sehari sebelum kepulangan Kein gue sempet vidcall, canda dan ketawa bareng, cerita",gue bahagia saat itu dan malamnya gue mimpi dia pergi ninggalin gue. Ternyata mimpi itu pertanda buruk yang jadi kenyataan gue benci. Baru sehari gue full-time sama dia besoknya dia pergi. Gue ga terima kenyataan itu, dua hari gue nenangin diri mencoba untuk ikhlas tapi gue gabisa."Terang Reina lirih menjelaskan alasan seminggu ia absen.

"Rein, percaya sama gue tuhan adil atas takdir. Allah lebih sayang dia makanya dia ngambil Dia lebih cepet. Dibalik itu semua, tuhan udah menyiapkan sesuatu yang indah buat Lo. Ikhlasin dia biar dia tenang, kalo Lo sedih dia ikut sedih. Walaupun kita nggak pernah kenal dan tau siapa tunangan Lo kita turut berduka atas kepergiannya. Satu hal yang harus Lo inget, nggak baik berlama Lama dalam kesedihan."ujar Ina, ia tersenyum tapi ikut sedih melihat Reina sangat terpukul seperti sekarang. Ia tau bagaimana rasanya. Raka diam mematung, ia terkejut? Sangat. Ia baru ingin mencoba belajar merelakan Reina. Tapi malah kesedihan itu hadir didalam kebahagiaan Reina.

"Emmm  apa Lo udah tau siapa orang yang sabotase pesawat itu Rein? Gue sebagai sahabat Lo ikut sedih dan turut berduka cita atas kepergian tunangan Lo. Maaf gue belum bisa jadi sahabat Yang baik buat Lo."ujar Filo pelan.

"Gue tau, sehari setelah kabar itu gue mencari dalangnya dan gue nggak pernah nyangka ternyata dia. Kalian itu udah jadi sahabat yang baik bagi gue. Makasih buat semuanya, gue terlalu egois mentingin diri gue sendiri padahal kalian selalu ada disaat gue sedih."jawab Reina lirih.

"Jangan gitu Rein, kata Lo kalau belum nyoba nggak akan bisa. Sekarang Lo belajar ikhlas biar dia tenang. Dia bakal sedih kalo Lo sedih kaya gini."ujar Raka prihatin.

"Iya na, ka gue akan coba makasih."ucap Reina dengan senyum tipis.

"Gitu dong! Udah jangan sedih lagi. Lo selalu bilang sama gue Rein 'bahagialah saat sedih. Tapi jangan lupa ingat kesedihan saat kita bahagia' jadi, Lo harus inget hal hal yang bikin Lo bahagia. Jangan sedih terus oke"ujar Ina dengan senyum lebar Yang dibalas anggukan oleh Reina.

"Hmmm Raka gue minta maaf atas semua perlakuan gue sama Lo. Boleh gue Tanya?"ujar Reina. Semua diam mendengarkan.

"Tentu"timpal Raka sambil tersenyum semanis madu eaa.

"Kenapa Lo suka sama gue?"Tanya Reina ragu.

"Gue nggak suka sama Lo"ujar Raka membuat Reina diam."guekan bilangnya cinta Rein bukan suka.gue cinta sama Lo itu gak butuh alasan karena perasaan itu tumbuh dengan sendirinya dihati gue. Bahkan semakin gue mencoba lupain Lo perasaan itu malah semakin bertambah."jujur Raka.

Triangle LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang