***
Hari ini tepat satu hari sebelum ujian, mereka mendatangi Rumah Raka tanpa Raka tentunya. Beberapa menit perjalanan mereka menuju Rumah Raka, akhirnya mereka sampai di depan sebuah rumah yang tidak terlalu besar namun layak ditinggali.
Reina, Ina, dan Filo berdiri di depan sebuah pintu berwarna coklat. Ina dan Filo tampak ragu akan response Bapak Raka nantinya. Sedangkan Reina, bersikap tenang tidak memusingkan respon pemilik rumah terhadapnya.
Tok tok tok
Reina mengetuk pintu sembari berucap salam. Ina dan Filo ikut mengucap salam seperti Reina. Pintu dibuka dari dalam menampilkan sosok wanita cantik dengan senyum ramahnya. Hal itu membuat Ina dan Filo tersenyum lega.
"Eh Filo? Ada apa ya? Ini siapa?"rentetan pertanyaan dari Ibu Raka membuat Filo menyengir.
"Eh anu ini Bu temen Raka sama Filo dari sekolah, ini gebetan Raka namanya Reina."dengan blak-blakan Filo memperkenalkan keduannya. Membuat Reina berdehem canggung dan Ina tersipu malu.
"Gebetan?"bingung Ibu Raka.
"Bukan Bu maafin ucapan Filo."jawab Reina ramah.
"Oh yasudah masuk dulu nak,"ajak Ibu Raka. Mereka melangkah masuk dan duduk di kursi yang tersedia.
"Sebentar Ibu buatkan minum dulu ya."pamit Ibu Raka yang dijawab antusias oleh Filo.
"Eh gausah Bu, ngerepotin nanti."kikuk Ina. Disini yang malu Reina sama Ina.
"Iya Bu Filo haus banget.hehe"cengir Filo.
"Gapapa gak ngerepotin."ujar Ibu Raka dan langsung menuju dapur.
Selepas kepergian Ibu Raka, sontak saja Ina mencubit perut Filo membuat empunya meringis.
"Apasih sakit Na,"ringis Filo.
"Malu-maluin aja."ngegas Ina.
"lihh ya maaf,"cengir Filo.
Ibu Raka kembali membawa nampan kecil dengan minum diatasnya, "maaf ya nak, Ibu cuman ambil air putih soalnya tehnya habis Ibu belum beli."ujar Ibu Raka merasa bersalah.
Reina tersenyum tipis, ''Gapapa Bu, dibikinin minum aja udah makasih banget.''
Ibu Raka tersenyum ramah dan duduk, "Kamu cantik ya, ramah sekali. Ibu berharap Raka dapet cewek seperti kamu."ujar Ibu Raka membuat Reina kikuk.
"Yakan Filo udah bilang Bu, Reina itu gebetannya Raka. Mereka udah lama deket loh Bu."seru Filo semangat membuat Reina melotot.
"Iya Bu, Ibu restuin nggak?"lanjut Ina menyetujui sambil terkekeh pelan.
"Pasti Ibu restuin, udah jadian belum?"respon Ibu Raka membuat Reina tambah gugup.
"Reina terlalu alim buat diajak pacaran Bu, Reina takut dosa."jawab Ina membuat Ibu Raka tambah tersenyum lebar dan mengangguk paham.
"Oh iya Raka mana?"tanya Ibu Raka.
"Gak kita ajak Bu, soalnya kita ada urusan penting sama Ibu dan Bapak."ujar Filo.
"Urusan penting apa?"kernyit Ibu Raka.
"Bapak kemana Bu?"Filo dan Ina memang sudah terbiasa memanggil Bapak dan Ibu bila berkunjung.
"Lagi ke sawah nanti dzuhur baru pulang."jawab Ibu Raka yang diangguki Filo.
"Emm sebelumnya saya minta maaf Bu, saya mau minta izin buat ngajak Raka ke Jakarta."izin Reina memulai pembicaraan.
"Maksud kamu apa?"suara bariton seseorang membuat semuannya tegang kecuali Reina tentunya.
"Eh Assalamualaikum Pak,"ujar mereka kikuk.
"Loh Bapak sudah pulang?"tanya Ibu Raka.
"Iya udah selesai,"jawab Bapak Raka dingin membuat Ibu menghela nafasnya.
"Duduk dulu Pak, Ibu buatkan minum."Bapak Raka hanya mengangguk sebagai jawaban.
Beliau duduk dan menatap tajam ketiga remaja dihadapannya membuat Ina dan Filo merinding. Ibu Raka kembali sembari menaruh minum di atas meja.
Ibu Raka kembali duduk dan melanjutkan ucapan yang sempat terjeda.
"Maksud nak Reina tadi apa ya?"tanya Ibu.
"Begini Bu, saya ingin Raka kuliah di Jakarta bersama dengan kami. Ina dan Filo sudah mendapat izin dan tinggal Raka yang belum. Saya harap Bapak sama Ibu mau mengizinkan Raka untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang lebih tinggi. Soal biaya, Bapak dan Ibu tidak perlu khawatir saya yang akan menanggungnya."jelas Reina.
"Cih punya apa kamu mau membiayai anak itu, saya tidak mengizinkan. Saya mau anak itu setelah lulus dia kerja, Menyusahkan saja."ujar Bapak Raka seperti tidak sudi mengakui Raka membuat hati Reina, Ina, dan Filo serta Ibu berdenyut sakit.
Sampai akhirnya Reina menjelaskan dari kejadian Kakak Raka dan mencoba menyadarkan Bapak Raka, bahwa Raka tidak seburuk yang dipikirkan beliau.
Ina dan Filo ikut membantu Reina menjelaskan, awalnya mereka mendapat makian tapi setelah Reina berucap panjang lebar, membuat Bapak Raka sadar dan menyesal karena perbuatannya.
Beliau menitikkan air matanya, Bapak Raka sadar ia sudah sangat berdosa memusuhi, menuduh, bahkan tak mengakui Raka dan membeda-bedakan Raka dengan Kakaknya.
Ibu Raka memeluknya dari samping, Ibu Raka ikut menangis mendengar kepiluan dan penyesalan suaminya. Ibu Raka sangat berterima kasih pada Reina juga Ina dan Filo.
"Saya akui saya salah, saya baru sadar perbuatan saya sangat salah dan berdosa. Saya ingin meminta maaf pada anak saya. Saya malu,"ujar Bapak Raka.
"Alhamdulillah kalo bapak sadar, Bapak tenang saja kami akan bantu Bapak."ujar Reina menenangkan.
"Bagaimana caranya?"tanya Bapak Raka.
******************
Hallooo readersss:'Aku up lagi nih, jangan lupa vote dan comment Triangle Love.
Tapi, kayaknya wattpad lagi bermasalah ya? Aku mau komen di cerita orang gabisa. Ada yang tau solusinya gak?
Kalo tau DM aku aja atau kirim pesan lewat profilku terus kirim pesan ke aku ya?
Kalo mau DM, ini ig-ku👇
👉@rizka_wida24
KAMU SEDANG MEMBACA
Triangle Love
أدب نسائيCinta segitiga dimasa putih abu-abu? dialah peran utamanya. tunangannya yang ternyata bukan jodohnya? rumit memang. penasaran sama ceritanya? baca aja dulu siapa tau suka:)