18.Cita-cita

16 6 5
                                    

Tutututu happy reading:*

"Mimpi, satu kata berjuta harapan yang tak terundi"
~author~

***

"Bener-bener laknat lu Rak, temen susah bukannya dibantuin malah ditinggal. Akhlak lu dimane?"omel Filo sedari tadi.

Raka menatap geli sahabatnya itu, "apasih Lo ngomel mulu. Untung bukan gue hahahah"tawa Raka meledak. "Akhlak?gue masih nyari"lanjutnya.

"Akhlak dicari? emang bisa?"Tanya Filo bingung.

"Ya bisalah gue ini lagi nyari akhlak lewat perkataan, perbuatan, perasaan. Gue lagi benerin tingkah laku gue biar jadi anak baek baek kaga kea elu. Ntar kalo udah kan jadi amal perbuatan baek nah dari situ bisa gue bawa mati. Ntar kalo ditimbang kan siapa tau banyak amal baeknya ntar gue bisa masuk surga."ujarnya beropini.

"Halah sok lu, tau darimana emang?"ujar Filo tak percaya.

"Yang bilang barusan siapa?"Tanya Raka.

"Elu"

"Yaudah jadi itu opini gue sendiri kalo gitu pinter kan gue. Udah cocok jadi ustad belom Fil"ujar Raka sambil menyengir.

"Ualahdalah udah cocok bener Rak, tapi ustad gledek. Jyahahah"sahut Filo sok antusias dengan tawa tak berdosanya.

"Aelah gitu Lo sama gue sekarang?"ujar Raka pura-pura ngambek.

"Eeh ya bukan gitu canda gue baperan Lo ah"ujar Filo cengengesan.

"Oh iya tadi gimana geludnya seru pasti"ujar Raka menggebu gebu.

"Seru palamu nduk, yang ada gue kena cakar sama kukunya murid baru terus ditampol ama Ina ditambah lagi gue jadi perantara jambak menjambak. Gila banget"ujar Filo masam. Kesal jika mengingat itu dirinya ingin memisahkan malah jadi korban jambakan.

"Hahahahahaha ngakak parah. Terus Ina mana sekarang"ujar Raka dengan sisa sisa tawanya.

"Sama Reina tadi"ujar Filo.

"Ohh. Ngomong-ngomong gimana tuh sama murid barunya?"Tanya Raka dengan senyum jahil.

"Cantik sih tap..."baru ingin menjawab tapi teriakan melengking seseorang membuatnya terdiam kaku.

"APA?!JADI KAMU LEBIH MILIH DIA DARIPADA AKU HM BAGUS YA"teriak Ina diambang pintu. Ina baru saja masuk bersama Reina tapi tak sengaja mendengar obrolan Filo Dan Raka yang terbilang agak keras. Sebelum ia mendengar penyelesaian perkataan Filo ia lebih dulu memotong.

"E..eh em anu b..bukan gitu Na a..ak..u b..belom selesai ngomong. Dengerin dulu plisss"mohon Filo gugup Dan takut tentunya.

"Alah udahlah sama si kampret itu aja sono"ujar Ina langsung berlari keluar. Filo yang melihat itu langsung berteriak Dan mengejar Ina.

"Rein sini"ujar Raka melambaikan tangannya. Reina berjalan menghampirinya Dan duduk dibangkunya yang bersebrangan dengan Raka.

Reina menaikkan sebelah alisnya seolah bertanya 'ada apa'.

"Gapapa sih disini aja daripada ngeliat 'itu' cekcok"ujar Raka menyengir.

Reina diam tak menggubrisnya, ia memilih menelungkupkan kepalanya diatas meja dengan kedua lengannya menjadi tumpuan.

Tapi beberapa detik kemudian ia kembali mendongakkan kepalanya Dan menyerong menghadap kearah Raka. Membuat Raka terkejut karena ia sedari tadi memperhatikan gerak gerik Reina.

"E..emm kenapa Rein?"Tanya Raka. Reina menggeleng pelan.

"Kuliah dimana?"Tanya Reina singkat.

"Belom tau Rein aku juga masih mikir-mikir sama ekonomi keluarga ku. Kalo seandainya gak ada biaya terpaksa aku bakal milih nyari kerjaan aja"ujar Raka biasa saja padahal dalam hatinya sendu mengatakan itu. Ia berujar demikian agar Reina tak mengasihaninya,ia tidak suka dikasihani oleh orang lain.

Reina diam mencerna perkataan Raka. Beberapa menit kemudian ia menjadi merasa bersalah atas pertanyaannya.

"Aku aja udah bersyukur banget bisa diterima disekolah ini. Secara sekolah ini salah satu sekolah elit, Dan aku sekolah disini aja udah membebani ibu bapakku Rein jadi aku bakal berusaha sebisa mungkin wujudin impian aku. Biar aku bisa membalas semua jasa mereka.kalo suatu saat kamu nemuin orang yang tepat bilang sama aku ya Rein dan jangan lupain aku."ujar Raka dengan tatapan tak bisa diartikan.

"Gue bakal bantu Lo, jangan merasa gue ngasihani elo gue tau Lo orang yang gak suka dikasihani kaya gue. Gue bakal bantuin Lo biar Lo bisa wujudin impian Lo itu. Anggap aja ini wujud permintaan maaf gue ke elo.gue udah bilang kan kalo gue bakal bertahan sama Lo tunggu gue Ka.ajari gue mencintai lo"terang Reina panjang lebar.

"Makasih Rein tapi gue akan usaha kok gue bakal usahain buat gak tergantung sama orang lain.gue selalu stay buat Lo Rein.always."ujar Raka dengan senyum manis. Reina hanya mengangguk pelan.

"Cita-cita?"Tanya Reina lagi.

"Gue pengen jadi Ceo sebuah perusahaan, tapi gue tau itu cuman mimpi. Meskipun gue gak akan nyapai itu semua tapi gue masih bisa cari yang lain"ujar Raka dengan senyum terpaksa, Reina tau itu senyum paksa.

"Jangan pesimis Lo belum coba, berencana aja dulu diselingi do'a"ujar Reina menenangkan.

"Iya Rein gue bakal coba"ujar Raka. "Kalo kamu mau jadi apa Rein?"lanjutnya. Raka ini memang labil kadang pake aku-kamu kadang Lo-gue.

"Dokter"jawab Reina. Raka tersenyum mendengar jawaban Reina. Ia yakin pasti Reina bisa apalagi dia anak orang kaya, mudah pasti bagi Reina mencapai itu semua.

"Jangan mikir karena gue kaya. yang kaya ortu gue bukan gue.gue juga bakal usaha sama kayak Lo."seolah tau pikiran Raka.

"Ng..nggak ko aku yakin kamu bisa Rein"ujar Raka kikuk.

Reina hanya tersenyum tipis menanggapi itu.

*******************
Assalamualaikum:)

Baru up nih. Dikit tapi cuman 800an kata doang. Pelit banget ya?
Iya soalnya lagi males ngetik juga.

Triangle LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang