Kring kring...
Suara bel istirahat berbunyi, semua murid dikelas X mipa 3 bersorak gembira muka yang awalnya lemes dan lesu kini berubah menjadi ceria kembali. Setelah 3 jam berkutat dengan buku dan pensil membuat mereka bosan dan merasa lapar. Dan bel istirahat adalah hal yang paling dinanti-nantikan oleh semua pelajar terutama X mipa 3,setidaknya untuk mengisi parut mereka atau sekedar memanjakan mata mereka untuk melihat para cogan-cogan main basket. Hal itu lebih mereka sukai dari pada harus memperhatikan guru yang sedang mengajar di depan mereka apalagi mereka yang mempunyai kemampuan di bawah rata rata.
Tapi tidak untuk seorang Davira dia hanya diam dengan muka datarnya,mau bel atau tidak itu sama saja baginya tak ada yang berbeda.
Guru yang sedang menjelaskan pun pamit dan sudah keluar. Membuat semua murid keluar kelas hingga tersisa hanya Davira sendiri di dalam kelas.
Davira pun melangkahkan kakinya keluar kelas entah mau kemana ia pun tak tau. Davira berjalan menyusuri koridor dengan santai sambil memakai earphone dan tak lupa dengan muka yang datar sedatar tembok.
Saat sedang asik mendengarkan musik seseorang melepaskan earphone ditelinganya.
"Wooee kapan lo pindah kesini?!"tanya seseorang sedikit berteriak mengagetkan Davira.
Davira melihat orang yang mengagetkannya."biasa aja kali ogeb gak usah pake teriak-teriak segala,"jawab Davira sambil menoyor kepala orang tersebut.
"Ye gue kan kaget lo tiba-tiba aja nongol disekolahan gue,"ucap orang itu sambil merangkul bahu Davira dan berjalan menuju kantin.
"Ya sorry kemarin gue gak sempet kasih tau lo Dav ,"ucap Davira meminta maaf.
Yups orang yang merangkul Davira adalah Dava Ganendra salah satu most wanted disekolah ini.
Sepanjang perjalanan Dava tetap merangkul Davira, dan hal itu membuat mereka jadi pusat perhatian dari semua siswa/siswi, terlebih siswi yang merasa iri dengan Davira.
Mereka pun sudah sampai dikantin banyak orang yang melihat kearah mereka. Ada yang menatap suka ada juga yang menatap benci kearah Davira karna melihat idola mereka datang bersama orang yang tak mereka kenal.
Dava mempunyai banyak fans bahkan ada juga yang terang terangan menembaknya namun ia menolak karna ia mempunyai seorang kekasih tapi beda sekolah. Wajahnya yang tampan, berkulit putih, hidung mancung, badan yang tinggi, membuatnya banyak dikejar-kejar para wanita.
Dava dan Davira pun sudah duduk di salah satu bangku yang kosong tanpa memedulikan tatapan mereka.
"Lo mau pesen apa biar gue yang pesenin,"tawar Dava pada Davira.
" Bakso sama jus jeruk aja,"jawab Davira sambil tersenyum hangat.
"Lo tunggu bentar,"ucap Dava dan berlalu pergi untuk membeli pesanan Davira dan dirinya.
Davira pun mengangguk sambil tersenyum.
Itu siapa sih kok deket banget sih sama Dava???
Gatel banget sih jadi cewek
Dasar kecentilan main nempel" aja
Sok cantik lagi
Itulah cibiran cibiran yang Davira dapatkan dari para fans nya Dava. Tapi Davira tidak peduli toh ini hidupnya bukan hidup mereka tau apa mereka tentangnya. Menurut Davira itu tidak penting.
"Gak usah di dengerin,"ucap Dava yang baru saja datang sambil membawa nampan yang berisi pesanan mereka dan menaruhnya dimeja.
"Banyak juga ya fans lo,"puji Davira sambil memakan bakso pesanan nya.
"Iya lah gue kan ganteng nya gak ketulungan,"jawab Dava dengan pedenya sambil tersenyum bangga.
"Ye pede lo,"balas Davira sinis.
Mereka pun memakan makanannya sambil sesekali bercanda dan tertawa.
Tanpa mereka sadari sedari tadi ada orang yang menatap mereka yang tak jauh dari tempat duduk nya.
" Kenapa lo bisa sedeket itu sama orang lain, sedangkan sama keluarga lo sendiri senyum aja gak pernah,"lirih orang itu dalam hati.
Davira pun melihat ke samping, ia melihat orang yang tak asing bagi nya sedang menatapnya. Davira pun mengalihkan pandangan nya dan melanjutkan makan nya.
Orang yang melihat Davira itu adalah Darrel Orlando Riordan anak sulung dari keluarga Riordan kakak dari Davira.
"Lo di keluarin lagi dari sekolahan lo???",anya Dava disela-sela makan nya.
"Hmmm,"jawab Davira dengan deheman sambil terus memakan makanan nya.
" Lo buat masalah apa lagi??? "tanya Dava lagi.
Davira pun melihat ke arah Dava yang sedang menatapnya." Mereka duluan yang cari gara-gara sama gue,"jawab Davira yang kembali emosi mengingat kejadian itu.
"Gak usah emosi juga kalik,"ucap Dava yang melihat Davira kembali emosi.
"Gue udah selesai,"ucap Davira yang sudah selesai dengan makanan nya sambil meminum juz milik nya.
" Maksih ya Dava yang ganteng sekalian bayarin ya,gue dulusn,"ucap Davira kemudian melengos pergi dari kantin.
"Kebiasaan banget ni anak,"ucap Dava menggelengkan kepalanya.
Davira pun sudah sampai dikelasnya ia pun duduk dibangku nya sambil memasang earphone milik nya.
Ia pun melipat kedua tangan nya dan menelingkupkan wajahnya untuk menunggu bel masuk berbunyi.
Itulah Davira ia terlihat cuek sama semua orang tapi tidak pada seorang Dava. Muka yang dingin dan datar ia tunjukkan pada orang lain tapi pada Dava??ia menjadi orang yang periang dan banyak bicara, berbeda 180° derajat dari Davira biasa nya.
..........................
Udah dulu ya....
Mohon kritik dan saran nya dong biar kalo salah bisa diperbaiki.Happy reading......
KAMU SEDANG MEMBACA
Davira
Teen Fiction"Aku pernah berpikir untuk menghilang saja dari dunia ini. Dunia ini terasa begitu gelap dan aku menangis sepanjang malam. Apakah aku akan merasa lebih baik jika aku menghilang?? "