14.¶ Bertemu kembali

239 22 2
                                    

Saat ini Davira sedang berada di kamarnya. Hari ini hari minggu,dari kemarin ia hanya berdiam diri di rumahnya.

Bahkan Della sudah berulang kali mengajaknya untuk pergi jalan-jalan atau sekedar berolahraga dari kemarin,tapi selalu ia tolak. Sudah kehabisan cara mengajak Davira,Della mengalah. Saat Della bilang mau kerumahnya Davira juga melarang Della.

Della jadi curiga,ada apa dengan Davira?dari dulu saat Della ingin bermain kerumah Davira,ia selalu menolak dan melarang Della untuk kerumahnya. Sebenarnya apa yang terjadi?

Jadilah Davira berdiam diri di rumah selama dua hari. Ia bahkan tak keluar dari kamarnya,jika ia mau makan ia akan menelpon pembantunya lewat telpon rumah dan memintanya agar mengantarkan makanan ke kamarnya.

Kamar Davira bisa dibilang mempunyai fasilitas yang lengkap ditambah lagi kamarnya begitu luas. Di dalamnya juga ada kamar mandi,ia juga memiliki alat musik yakni piano dan juga gitar,rak buku yang berisikan novel-novel yang sering ia baca. Bermain musik sambil bernyanyi adalah kebiasaan Davira ketika di dalam kamar,ia menyalurkan apa yang ia rasakan lewat lagu-lagu yang ia nyanyikan. Membaca novel,nonton film-film drakor adalah kesehariannya untuk menghilangkan kejenuhannya.

Bahkan saat libur semester pun ia jarang keluar rumah,jika ia keluar rumah ia hanya pergi ketaman untuk sekedar menyejukkan pikirannya. Itu saja ia sering dimarahi bahkan sampai dipukul jika terlalu lama keluar rumah.

Ia jadi teringat sesuatu,sekarang ia jarang pergi ketaman,biasanya ia akan menyempatkan diri untuk berhenti sejenak di taman. Taman yang penuh dengan kenangan bersama keluarganya. Maka dari itu ia sering ke sana hanya untuk melepas rindu,karna di sana ia bisa merasakan kembali moment-moment kebersamaan bersama kedua orang tuanya dan kakaknya.

Saat ini ia sedang duduk di atas kasurnya sambil memangku gitar kesayangannya,karna gitar ini adalah pemberian dari Darren kakaknya.

Ia melirik jam yang ada di dindingnya,yang menunjukkan pukul 4 sore. Ia memutuskan untuk pergi ketaman dan menanti senja di sana. Lagi pula tidak ada yang akan memarahinya,kedua orang tuanya sedang pergi keluar negri,jadi ia akan bebas tanpa perlu di marahi saat pulang.

Ia segera turun dari ranjangnya dan berjalan menuju kamar mandi untuk membersihkan badannya dan bersiap-siap.

Angin sore berhembus pelan menerpa wajahnya,dan membuat rambut indahnya bertebangan. Ia tersenyum dan berhenti sejenak sambil memejamkan mata menikmati angin sore ini.

Saat ini ia sedang berjalan di pinggir danau yang ada ditaman ini,ia memang tidak memakai mobil,karna taman ini tak terlalu jauh dari rumahnya.

Ia melihat bangku panjang yang ada di bawah pohon,tempat ia sering duduk ketika berkunjung.

Ia berjalan mendekati bangku itu,kemudian duduk sambil memandang lurus ke depan. Melihat pemandangan danau yang indah dan anak-anak kecil yang sedang bermain. Hal itu membuat hatinya menghangat,melihat tawa anak kecil itu mengingatkannya pada dirinya.

Yang ada di pikirannya saat ini adalah kejadian yang terjadi di sekolahnya. Beberapa hari ini,ia merasa teman-temanya berubah. Jika di kelas banyak yang mengajaknya mengobrol dan bercerita,baik itu laki-laki maupun perempuan. Saat ia keluar banyak juga yang menyapanya dan tersenyum ramah,ketika di kantin ia dihadapkan dengan Arsa bersama teman-temannya.

Sebenarnya mereka kenapa?ini berawal saat ia masuk rumah sakit,banyak yang menjenguknya dan memberikan perhatian padanya. Ia jadi bingung sendiri.

Hal ini selalu saja ia pikirkan dan membuatnya pusing.

"Hay..." sapa seseorang yang berdiri di hadapan Davira.

"Boleh duduk?" tanyanya sambil menatap Davira.

DaviraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang