11:Fakta

287 38 13
                                    

Seperti biasa,sekarang Davira sudah sampai di sekolahnya. Hari masih terbilang sangat pagi bahkan bumi masih terlihat agak gelap karna sang surya belum bersinar.

Sekarang baru jam enam lebih dua puluh,dan jam masuk masih lama.

Davira berjalan seorang diri menuju kelasnya,entah mengapa ia merasa lemas hari ini. Ia berjalan sedikit pelan karna tak ada tenaga. Terlihat tidak terlalu banyak orang yang datang,entah mengapa mereka datang sepagi ini. Mungkin ada yang sama alasannya dengan Davira.

Hari ini Davira merasa sedih dan juga bahagia. Kedua orang tuanya akan pergi ke luar negri karna ada hal yang perlu mereka urus disana. Akash dan Sinta memang sering pergi ke luar negri untuk mengurus perusahaannya,entah untuk apa memang seorang pembisnis sukses sering bolak balik luar negri,seperti kedua orang tuanya saat ini.

Sedangkan Sinta mamanya Davira,ia ikut untuk menemani suaminya. Sinta adalah tipe istri yang setia dan juga sangat pengertian,ia adalah istri yang baik,penuh dengan kasih sayang terhadap keluarganya. Hal itulah yang membuat Akash papanya Davira sangat menyayangi Sinta.

Davira sangat merindukan kedua orang tuanya,sungguh ia sangat rindu mereka. Davira bahagia atas kepergian kedua orang tuanya,itu artinya ia bisa mengistirahatkan fisik dan batinnya untuk sejenak. Dan mempersiapkannya fisik dan batinnya kembali ketika mereka kembali.

Namun tak bisa ia pungkiri,ia juga merasa sedih karna ia tidak bisa melihat kedua orang tuanya,entah untuk berapa lama. Tiga bulan adalah waktu paling lama mereka pergi,Davira berharap keduanya cepat kembali.

Hanya dengan melihat mereka Davira bisa mengobati rasa rindunya,ia ingin sekali memeluk mereka,mungkin sekarang memeluk kedua orang tuanya adalah hal yang mustahil baginya.

Namun ia sangat bersyukur,meskipun kedua orang tuanya bersikap dingin dan sering menyakitinya,mereka masih mau membiyai kehidupan Davira,bahkan uang yang mereka berikan terbilang cukup banyak untuk ukuran anak Sma. Akash bukanlah tipe orang yang tidak bertanggung jawab,meskipun ia membenci Davira tapi tetap saja Davira adalah anaknya. Ia berkewajiban untuk manafkahinya sampai ia menikah nanti.

Akash adalah orang tegas dan bertanggung jawab,hatinya begitu lembut sebagai seorang ayah.

Hal itulah yang membuat Davira tidak bisa membenci kedua orang tuanya,mereka terlalu baik untuk di benci.

"Woe Vir ngelamun aja lo!" ucap Della mengagetkan Davira sambil langsung merangkulnya.

"Dell," ucap Davira dengan nada memperingati dan suara yang terdengar lemah.

"Vir lo kenapa?" tanya Della kemudian membalikkan tubuh Davira supaya menghadapnya,ia memegang bahu Davira.

Della mengamati penampilan Davira,matanya sedikit menghitam,bibirnya pucat dan wajahnya terlihat sangat lesu.

"Vir lo sakit," panik Della,sambil menempelkan punggung tangannya di kening Davira. Dan benar badan Davira sedikit terasa panas.

"Gue gak papa Dell," ucap Davira dengan nada lemah.

"Gimana bisa lo bilang gak papa Vir,sedangkan keadaan lo gak baik-baik aja,badan lo juga panas!" omel Della karna mendengar jawaban Davira yang berbanding terbalik dengan keadaannya sekarang.

Saat ini mereka lagi bareda di koridor sekolah,untungnya koridor masih sepi karna ini masih pagi.

Della memang selalu datang pagi,ia mengikuti Davira yang selalu datang pagi-pagi,entah untuk apa Davira juga tak tau.

"Dell,lo gak usah berlebihan deh."

"Vir lo itu sakit," Della tak habis pikir dengan temannya ini.

DaviraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang