D 5

370 64 19
                                    

Jam baru menunjukkan pukul 6:20 , itu artinya bel akan berbunyi 40 menit lagi,Masih lama kan??. Gak usah dijawab gak penting, lanjut ke cerita.

Namun seorang gadis telah sampai disekolahan nya, bukan karna ia rajin atau punya jadwal piket tapi ia merasa malas untuk bertemu dengan keluarganya terlebih papanya. Karna ia tau pasti papanya akan Mengomelinya,mau punya salah atau tidak pasti papanya akan marah-marah padanya, namanya juga di benci mau salah atau tidak pasti disalahkan gak pernah bener deh pokoknya.

Maka dari itu ia menghindar dari keluarganya dengan berangkat pagi-pagi Kesekolah, hal ini udah lama ia lakukan di sekolahan nya dulu ia selalu berangkat pagi-pagi bahkan ia tak pernah terlambat sama sekali. Ia tak mau mendengar kata-kata menyakitkan dari keluarganya yang hanya akan membuat hatinya semakin terluka lebih baik menghindar bukan??.

Gadis itu yang tak lain dan tak bukan adalah Davira Laquitta Riordan gadis cantik, manis, cuek dan juga datar.

Perlu kalian ketahui saat disekolahan nya dulu Davira sangat ditakuti oleh teman-teman nya karna ia sering berantem dan sering membuat anak orang masuk rumah sakit. Di hukum ini, itu bahkan di score semua sudah dijelajahi oleh Davira dan yang terparah adalah ia sampai dikeluarkan dari sekolahan nya, hal itulah yang membuat ia harus pindah ke sekolahan nya yang sekarang.

Saat ini ia sedang berada didalam mobilnya, masih duduk dengan earphone di telinganya sambil menunggu bel berbunyi, itulah kebiasaan Davira mendengarkan musik untuk menghilangkan rasa bosan nya.

Davira menatap lurus kedepan sambil melihat teman-teman nya yang baru saja datang.

Tok tok tok...

Tiba-tiba ada yang mengetuk kaca mobilnya, ia pun menurunkan kaca mobilnya dan menatap orang tersebut dengan malas.

"Ada apa?,"tanya Davira cuek.

" Lo ngapain diem disitu?,"tanya orang itu.

"Gue lagi nungguin bel, males ke kelas mending disini,".

" Udah mau bel, mending lo masuk kelas,"ucap orang itu yang masih setia di depan kaca mobil Davira.

"Iya iya gue keluar,"ucap Davira malas sambil keluar dari mobilnya dan berdiri disamping laki-laki itu.

"Nah gitu dong nurut sama gue,"ucap laki-laki itu sambil mengacak-acak rambut Davira.

"Jangan diacakin dong rambut gue Dava kan jadi berantakan nih,"ucap Davira kesal sambil merapikan rambutnya.

Jadi yang bicara dari tadi itu adalah Dava satu-satu nya orang yang Davira kenal disekolahan ini. Bukan satu-satu nya sih tapi hanya Dava yang peduli padanya.

"Yuk ke kelas bareng gue,"ajak Dava sambil merangkul bahu Davira.

Davira masih merasa kesal dengan Dava, ia hanya diam mengikuti Dava.

" Jangan cemberut gitu dong makin jelek tau,"ucap Dava sambil menarik kedua sudut bibir Davira membentuk sebuah senyuman. "Nah gini kan cantik,"ucap Dava sambil terus berjalan merangkul Davira.

Hal itu pun tak luput dari pandangan siswa-siswi yang sudah sampai disekolah terutama para fans-fans nya Dava, banyak juga yang mencibir Davira, tapi itulah Davira tak peduli dengan perkataan orang lain ia tetap berjalan dengan masih dirangkul Dava di lorong koridor.

Davira yang masih merasa kesal pun hanya menatap jengah kearah Dava.

Dava yang di tatap pun hanya senyum sambil cengengesan.

" Udah dong cemberut nya, iya iya gue minta maaf deh gitu aja ngambek,"ucap Dava membujuk Davira.

"Lo tau kan gue gak suka kalo ada yang berantakin rambut gue?!,"sentak Davira dengan nada dingin nya.

DaviraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang