Part 7

1.6K 134 9
                                    

Hari Minggu,

Permintaan yang banyak dari perusahaan Alex, membuat Kirana harus lembur bersama yang lainnya. Karena pengasuh Danish tidak bisa hadir di hari Minggu, Kirana terpaksa mengajak Danish ke butik.

"Danish, jangan nakal ya. Duduk diam di sini. Mama mau kerja dulu."

"Siap, Mah."

Danish pun duduk di sofa sambil menatap kagum ke sekitar. Tempat baru yang ia kunjungi.
Awalnya Danish patuh, duduk diam tak bergerak. Tetapi, lama-lama dia merasa bosan.

Melihat mamanya sibuk, Danish diam-diam keluar dari ruangan Kirana. Ia turun ke bawah dengan mengendap-endap, melewati para penjaga butik yang juga kelihatan sibuk.

Danish ingat, kalau tidak jauh dari butik ada taman yang cukup besar saat dia lewat tadi. Jadi, ia berniat menuju ke sana untuk bermain sebentar.
Dia berlari kecil begitu keluar dari butik.

Sampai di taman, Danish bermain dengan gembira. Ia mulai mencoba berbagai macam permainan di sana, dari mulai ayunan, jungkat-jungkit, perosotan, dll.
Namun, saat sedang asyik bermain, dia terpeleset hingga terjatuh.

Brukk!
Darah mengalir dari lutut Danish.

"Huaaa... Mamaa." Danish menangis, beberapa orang yang berada di sana kebingungan melihat anak kecil menangis seorang diri.

"Dik kamu gak apa-apa? bisa berdiri?"

Danish mendongakkan kepala, menatap seorang pria dewasa yang kini berjongkok di depannya, sambil menatap cemas.

Di sisi lain,

Kirana panik, begitu menyadari Danish tidak ada di tempat. Dia mencari anaknya ke segala penjuru butik, di lantai atas juga lantai bawah. Beberapa pegawai pun tidak ada yang tahu Danish berada dimana.

Kirana meraih ponsel dan menghubungi Vano, menceritakan kronologi kejadian hilangnya Danish. Mendengar kabar dari Kirana, Vano berusaha menenangkannya dan berjanji akan segera meluncur ke sana.

"Danish, kamu kemana Nak..." Kirana bergumam lirih.

"Mba Kiran, tadi katanya ada yang lihat anak kecil ke arah taman. Ciri-cirinya sama kayak Danish." Rara masuk ke ruangan dengan napas terengah.

Taman? tanpa menunggu lama, Kirana langsung berlari untuk menuju taman yang di maksud.
Namun, baru saja ia melangkah keluar, matanya menangkap sosok Danish yang sedang di gendong seorang pria.

Tubuh Kirana menegang, karena pria itu adalah Alex. Pikiran buruk datang memenuhi pikirannya. Tanpa banyak bicara, Kirana segera menghampiri mereka.

"Danish..." Kirana langsung merengkuh Danish dalam gendongannya. Dia menatap Alex dengan tajam.

"Apa yang kamu lakukan pada Danish? Kenapa dia ada sama kamu?"

"Aku gak melakukan apa-apa...."

"Bohong!" Kirana menyela.

"Mama, Om ini udah tolong aku." bisik Danish di telinga Kirana.

"Apa?"

"Iya, tadi aku jatuh di taman, lutut aku berdarah. Terus Om ini datang tolong aku. Nih lihat!" Danish menunjukkan luka di lututnya, yang sudah di beri plester.

Kirana bodoh! Apa yang sudah aku lakukan?

Dengan perasaan bersalah, Kirana menatap Alex yang tersenyum sinis padanya.

"Maa..maaf, Pak Alex."

"Huh. Lihat kan? kamu gak pernah berubah. Apa aku seburuk itu di mata kamu?"

Kirana tidak enak hati, ia sudah panik dan menuduh Alex yang tidak-tidak. Pikirannya kalut untuk sesaat.

"Aku minta maaf. Tadi aku panik karena Danish hilang." sahut Kirana dengan wajah menyesal.

"Jadi dia anak kamu? siapa ayahnya?"

Mata Kirana mengerjap, tidak menyangka Alex akan bertanya langsung seperti itu.
Kirana tidak ingin memberitahu Alex saat ini, karena ia tidak mau kalau pernikahan Alex dan putri hancur karenanya.

Melihat Kirana yang masih diam saja, Alex kembali mengajukan pertanyaan.

"Kamu sudah menikah?" tanya Alex lagi.

Drap. Drap.
Bunyi langkah kaki seseorang mengejutkan mereka.

"Kirana! ah syukurlah, jadi Danish sudah ketemu?" Vano datang, sambil mengatur napasnya.
Nampaknya ia habis berlari tadi, hingga keringat bercucuran membasahi bajunya.

"Papa...." Danish langsung melompat turun, begitu melihat Vano.

Papa? Alex menatap Vano dan Danish bergantian. Jadi, Vano papanya Danish?
Melihat interaksi antara mereka berdua, entah kenapa Alex merasa kesal. Ada yang mengganjal di hatinya, ketika Danish dengan tawa yang riang bergelayut manja pada Vano.

"Alex, jadi kamu yang udah temukan Danish? terima kasih ya." ujar Vano.

"Kebetulan aku lewat tadi. Aku pernah lihat anak itu bersama Kirana. Jadi aku antar dia ke sini."

"Oh ya? apa kalian sudah saling mengenal sebelumnya?" tanya Vano bingung.
Yang dia tahu, Kirana datang dari desa, dan baru bertemu dengan Alex kemarin saat meeting.

Alex melengkungkan bibirnya, "Ya, secara gak sengaja. Iya kan, Kiran?"

Kirana mengangguk gugup.

"Ah iya, jadi Danish anak kamu, Van?"

Vano baru saja mau menjawab, tapi Kirana lebih dulu menyela.
"Iya, Danish anak Vano."

Ucapan Kirana tadi, membuat Vano terkejut. Ia menatap Kirana tak mengerti.

Namun, mata Kirana, seolah memberikan isyarat padanya. Vano pun mengikuti permainan wanita itu.

"Maaf Pak Alex, kami harus pergi. Terima kasih sudah menemukan Danish. Permisi." Ujar Kirana.

Alex mematung menatap mereka pergi. Bagaikan tertancap belati, hatinya perih mendengar kabar yang baru saja ia dengar.

Jadi Kirana sudah menikah dengan Vano?
Dan Danish adalah anaknya?

Alex meraih ponselnya dan menghubungi Zidan. Ia harus menyelidiki kebenarannya. Karena memang Alex sudah lama tidak bertemu dengan Vano.
Terakhir ia mendengar, kalau Vano berada di luar negeri.

"Zidan, selidiki tentang Vano. Apa dia sudah menikah? secepatnya beri kabar!"

🌸🌸🌸

"Aku minta maaf, Pak Vano. Terpaksa harus berbohong di depan Pak Alex tadi." Kirana berkata gelisah.

Ia berada di rumah, sedang bicara berdua dengan Vano.

"Jadi... kamu bisa jelaskan siapa sebenarnya Alex?"

"Dia... ayah biologis Danish." jawab Kirana tanpa ragu.

Vano terhenyak. Alex? ayahnya Danish?
Memang benar, kalau dunia sempit. Dari sekian banyak pria, kenapa harus Alex?

"Ceritakan."

Kirana mendongak, ia menghela napas mencoba menguatkan diri. Akhirnya.... Cerita itu mengalir, masa lalunya bersama Alex.

Vano mendengarkan dengan seksama, tanpa bermaksud untuk memotongnya. Dia ingin tahu, semua hal tentang Kirana. Tentang masa lalunya....
Karena setelah ini, baru ia akan memutuskan, bagaimana akan bersikap.

🌸🌸🌸🌸🌸🌸🌸🌸🌸

Next part mungkin akan flasback ke masa lalu Kirana dan Alex. 😊
Maaf lama up ya... 😁😁

KIRANATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang