Part 8

1.6K 124 2
                                    

Flashback on

Plak.

Kirana menyentuh pipinya yang terasa perih akibat tamparan dari Putri.

"Apa yang kamu lakukan Kirana?"

Tak ada jawaban, hanya isak tangis yang terdengar dari mulut Kirana.

"Sini!"

Putri menarik tangan Kirana agar keluar dari kamar itu. Dia merasa curiga, karena Alex tidak ada di kamarnya. Semalaman Putri mencari tunangannya itu, tapi tidak ada di mana pun. Padahal dia sudah mencari ke setiap sudut villa.

Hanya tinggal kamar Kirana. Dan kecurigaannya terbukti. Vila itu milik Alex, mereka liburan bersama di sana untuk merayakan ulang tahun Alex.

Putri memaksa Kirana untuk ikut, agar dia di ijinkan pergi menginap oleh orang tuanya, karena ia ingin ikut serta dalam perayaan ulang tahun Alex.
Dan siapa yang sangka, kalau ia akan di tusuk dari belakang seperti ini, oleh sahabat dekatnya sendiri.

"Putri..."

"Diam! Nanti yang lain bangun, aku gak mau teman-teman tahu masalah ini."

Kirana hanya bisa pasrah ketika Putri membawanya ke samping Vila.

"Pergi dari sini, Kirana!"

"A...apa?"

"Kamu tuli?"

Putri menatap Kirana dengan amarah yang membuncah. Hatinya sakit karena melihat dengan mata kepala sendiri, bagaimana Alex tidur dengan nyaman sambil memeluk tubuh Kirana tadi.

"Maafin aku, Put. Aku gak akan jelasin apa pun, atau membela diri lagi. Semua yang kamu lihat memang begitu adanya. Aku.... aku mencintai Alex. Kami saling mencintai."

Plak
Satu tamparan lagi mendarat di pipi Kirana.

"Dasar jalang! Tega kamu!"

Hanya isak tangis Kirana yang terdengar saat ini. Dia sangat menyesal, telah terjerat dengan rayuan Alex. Selama ini dia sudah menghindar, tapi Alex terus mendekatinya menawarkan cinta tulus untuknya.

"Alex akan menikah denganku. Apa kamu pikir, kamu bisa di terima di keluarga Alex? orang miskin seperti kamu? jangan berharap untuk jadi Cinderella!"

Kata-kata kasar yang menyakitkan terus meluncur dari mulut Putri. Ini pertama kalinya Kirana melihat Putri marah seperti ini.
Jelas saja. Siapa yang tidak marah?
Ketika melihat tunangannya sendiri tidur dengan orang yang kita anggap sahabat?

"Pergi dari sini Kirana. Jangan pernah muncul lagi di hadapan Alex. Setelah itu, aku akan melupakan semuanya."

Kirana bergeming. Dalam Pikirannya, ia ingin menyetujui keinginan Putri. Pergi sejauh mungkin dan dia bisa terbebas dari Alex.

Tapi hati kecilnya berkata lain, Kirana ingin bertahan mencintai Alex.

"Please... Aku mohon. Ini permintaan terakhirku. Biarkan aku menikah dengan Alex. Aku mohon Kirana...."

Putri terus menangis, saat ini yang bisa ia lakukan hanya bisa memohon pada Kirana. Karena ia tahu, kalau Alex tidak pernah mencintai dirinya. Putri terlalu takut, kalau setelah ini Alex akan berpaling dan menikahi Kirana.

Flashback off

"Dan beginilah keadaanku sekarang. Aku pergi karena merasa bersalah dengan Putri. Dan yang tak di sangka, aku mempunyai Danish." Kirana mengakhiri ceritanya dengan lirih.

Menceritakan kembali masa lalu yang kelam, membuat luka itu kembali menganga lebar. Bagaimana dia harus melewati masa kehamilan seorang diri tanpa suami, juga melahirkan Danish ke dunia.

Vano menghela napas, ia memijit pelipisnya. Rasa iba kembali muncul untuk wanita cantik yang sedang menangis di hadapannya.

Jadi Alex yang sudah menghancurkan hidup Kirana? Vano cukup lama berteman dengan Alex, dan dia sangat tahu sepak terjang Alex.
Pria yang arogan dan otoriter.

Alex dan Putri?
Yang Vano tahu, mereka sudah bercerai setahun lalu.

Apa Kirana tidak tahu? batin Vano.

"Aku minta maaf, Pak. Sudah melibatkan Pak Vano dalam masalah ini. Aku cuma gak mau Alex menggangguku lagi. Kalau dia tahu Danish adalah anaknya, dia bisa saja mengambil Danish." ucap Kirana lagi.

Rambut panjangnya tergerai indah, hidung memerah karena menangis. Kulitnya yang mulus begitu indah di pandang.
Vano terpesona, bahkan saat menangis pun Kirana begitu cantik.

Pantas kalau Alex tergila-gila padanya.

"Aku bisa tolong kamu agar Alex menjauh."

Kirana mendongak menatap wajah atasannya itu.

"Pak Vano mau bantu?"

"Menikahlah denganku."

Mulut Kirana menganga tak percaya.
Menikah? apa ini artinya Pak Vano melamarku?

"Kamu bersedia?"

Jujur saja Kirana senang, karena orang sebaik Vano mau menikahinya dan menerima dirinya dengan Danish. Tapi entah kenapa hati Kirana terasa hampa. Dia merasa belum siap untuk memberikan cintanya pada Vano. Terlalu cepat.

"Dengar Kirana, mungkin ini terlalu cepat untukmu. Tapi sebentar lagi Danish masuk sekolah dasar, dan dia butuh sosok ayah. Aku bisa membantumu." ucap Vano yakin.

Kirana terdiam, dia memikirkan kata-kata Vano tadi.
Memang ada benarnya juga. Lagipula Danish sudah mau memanggil Vano dengan panggilan papa.
Ini tidak akan sulit.

Kirana mengangguk perlahan. Melihat itu, senyum Vano mengembang. Dia memberanikan diri menggenggam tangan Kirana, lalu mengecupnya.

"Terima kasih. Ini bukan karena aku simpati padamu, tapi murni karena aku sayang kamu dan Danish."

Apa ini keputusan yang benar?
Semoga saja ini benar.

🌸🌸🌸🌸🌸

Di sisi lain,

Alex menatap map yang baru saja di berikan oleh Zidan.

Jadi, Vano belum menikah?
Lalu kenapa anak kecil itu memanggilnya papa?

Mata Alex terpejam, tanpa bisa di cegah, bayangan wajah Kirana menari-nari di pikirannya. Tubuh Kirana yang indah sangat ia rindukan.
Alex ingin sekali merengkuhnya, memeluk Kirana dengan erat.

"Teruskan penyelidikan. Dan cari tahu, siapa ayah dari anaknya Kirana."

Zidan mengangguk, ia kemudian pergi dari ruangan tersebut untuk kembali mencari informasi yang di inginkan Alex.

******

KIRANATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang