Selama beberapa hari pikiran Kirana terbagi. Pekerjaannya tidak fokus, hingga sering melakukan kesalahan.
Kirana menghela napas berat, dan memijit pelipisnya. Semua ini karena Alex.Pria itu terus saja mengganggunya, dengan mengirimi berbagai pesan singkat, lalu bucket bunga ke butik. Sampai semua pegawai di sana heboh. Kirana sangat malu, terlebih hubungannya dengan Vano sudah di ketahui oleh mereka. Dia merasa seperti wanita jahat yang selingkuh.
Padahal Kirana sama sekali tidak merespon semua pesan dari Alex."Ekhem."
Suara seseorang membuyarkan lamunan Kirana. Wanita berumur dua puluh enam tahun itu mendongak, tersenyum begitu melihat Vano berdiri di ambang pintu.
"Mau makan siang bareng?" tanya Vano.
Pria berlesung pipi itu, bersandar di pintu menatap Kirana dengan penuh cinta.
"Baik, aku bereskan ini sebentar ya." Kirana bangkit, mulai merapikan beberapa kertas yang bertebaran di atas mejanya.
Terdengar langkah kaki Vano, dia masuk ke dalam, berniat untuk membantu kekasihnya itu.
"Pak, gak usah bantu."
"Vano, aku kan udah bilang, kalau kita lagi berdua panggil Vano aja."
Kirana terkekeh, dia selalu lupa untuk hal itu.
Tanpa sengaja, Vano melihat bucket bunga mawar putih, di pojok ruangan itu. Kedua matanya saling bertautan, penasaran dengan pemilik bunga itu."Kir, itu punya siapa?" tanya Vano.
Kirana melirik sekilas, "Oh itu, ada yang kirim tadi." jawabnya santai. Mencoba menutupi kegugupannya.
"Dari?"
Hal yang di takutkan Kirana terjadi, ia menyesal. Seharusnya tidak menunda, untuk membuang bunga itu.
"Kirana?"
"Ah iya. Itu... dari Alex."
"Apa? kenapa dia kirim itu ke kamu?" seru Vano. Nada suaranya meninggi, dia tidak terima jika Alex masih mengganggu Kirana, yang sudah menjadi calon istrinya.
"Aku gak tahu. Udah yuk kita makan aja."
Tidak ingin memperlebar masalah, Kirana menarik tangan Vano, agar segera keluar meninggalkan ruangan itu.
Tapi sepertinya Vano belum merasa puas, berkali-kali ia menghela napas. Berusaha untuk meredam emosinya saat ini.Alex? Apa mau dia sebenarnya? batin Vano.
Dia merasa perlu bicara dengan pria itu, untuk menyelesaikan masalah ini.
Sepanjang perjalanan, Vano diam saja, fokus menyetir mobil tanpa banyak bicara.Kirana tahu kalau Vano sedang marah sekarang. Dia merasa bersalah, pria baik seperti Vano tidak pantas untuk di sakiti.
Mereka sampai di sebuah cafe. Menu di sana sangat beragam. Dari mulai makanan berat sampai makanan ringan sudah tersedia. Kirana memesan segelas jus alpukat dan satu porsi kentang goreng, juga burger big meal. Lain halnya dengan Vano, pria itu memesan segelas orange juice, dan satu porsi chicken steak.
"Van.. kamu marah?" Tanya Kirana.
Vano menghela napas, ia menatap Kirana dalam.
"Apa kamu masih mencintai Alex?"
KAMU SEDANG MEMBACA
KIRANA
Romance"Beberapa orang merasa beruntung karena di pertemukan dengan seseorang oleh waktu, meski tidak dapat di persatukan oleh keadaan." _Alex Dieter_ 🌸🌸🌸🌸🌸🌸🌸🌸 Kirana seorang gadis cantik, yang harus berjuang seorang diri untuk melahirkan dan membe...