Selama beberapa minggu bekerja dengan Vano, Kirana berhasil mempelajari banyak hal baru. Vano mempunyai brand sendiri untuk butiknya.
Dan kini, ada beberapa mall yang bekerja sama dengan brand baju Vano. Minggu lalu, Kirana di tugaskan oleh Vano untuk mendesain pakaian muslimah musim panas.
Dan Kirana berhasil menyelesaikannya sebelum deadline."Terima kasih, Kirana. Ini bagus sekali, sampel sudah ku terima. Nanti akan di berikan ke bagian produksi." ujar Vano puas.
"Baik, kalau begitu saya kembali ke ruangan saya ya, Pak."
"Eh, tunggu. Apa kamu masih sibuk?"
Kirana menghentikan langkahnya, lalu kembali menoleh ke arah Vano.
"Tidak, Pak. Hari ini pekerjaan saya sudah selesai."
Vano tersenyum senang mendengarnya, "Begini, saya ada pertemuan dengan klien untuk kerjasama brand dengan perusahaannya. Saya butuh bantuan kamu untuk menjelaskan detail desainnya. Kebetulan klien kali ini teman lama saya, dia sangat perfeksionis. Dan kalau dia mau memakai brand kita untuk perusahaannya, ini akan menjadi langkah yang bagus juga buat kamu." jelas Vano.
"Baik, Pak. Kalau itu memang bisa membuat butik ini semakin maju, saya tentu bersedia."
"Bagus, kita berangkat sekarang ya. Saya tunggu di bawah."
Kirana mengangguk, dia tersenyum senang karena mendapatkan kesempatan untuk ikut presentasi desain dengan Vano.
Biasanya Vano jarang sekali datang ke butik, ia lebih sering berada di kantornya untuk mengurus bagian pemasaran.Tidak sedikit pegawai butik yang membicarakan Kirana diam-diam. Kehadiran Kirana yang mendadak, tentu saja membuat pegawai lain keheranan.
Padahal, sudah banyak yang melamar posisi itu sebelumnya, tapi semua pelamar di tolak oleh Vano.
Hingga banyak gosip yang beredar sekarang, kalau Kirana dan Vano sebenarnya menjalin hubungan."Mbak Kiran, mau pergi?" tanya salah satu pegawai butik. Namanya Ros, dia bertugas untuk penerima tamu.
"Iya, saya mau pergi sama Pak Vano."
Ros mengangguk paham, matanya saling melirik ke arah rekan kerjanya yang lain.
"Kiran, kamu sudah siap? semua berkas yang di butuhkan sudah di bawa semua?" ucap Vano yang baru saja turun dari lantai atas.
"Sudah, Pak."
"Bagus, ayo kita berangkat."
Vano berjalan lebih dulu menuju mobil, di susul oleh Kirana.
Selepas kepergian mereka, Ros dan yang lainnya langsung berkumpul dan menggosipkan Kirana."Kamu tahu? Kirana itu sudah punya anak." bisik Ros.
"Oh ya? tapi dia gak kelihatan punya suami ya. Selalu datang dan pulang sendiri." sahut yang lainnya.
"Dari hasil pengamatanku sih, sepertinya dia seorang janda. Dia pasti sengaja dekati Pak Vano kita. Ya kan?" ucap Ros lagi.
Pembicaraan mereka tentang Kirana terus mengalir. Mereka memang tidak begitu suka dengan kehadiran Kirana di sana. Apalagi belum lama bekerja tapi Vano sudah mengistimewakan dirinya. Jam pulang lebih awal, dan terkadang Vano mampir untuk mengajaknya makan siang.
Karena perlakuan Vano, tentu saja orang yang melihatnya akan menjadi salah paham.
**
Mobil pribadi Vano menepi di depan sebuah gedung pencakar langit. Gedung itu berdiri megah, di tengah Kota.Begitu turun dari mobil, Kirana hanya berdiri kaku di depan pintu masuk. Membuat Vano keheranan.
"Ada apa? ayo kita masuk!" ajak Vano.
"Kita presentasi di sini, Pak?"
"Iya. saya sudah bilang kan, ini kesempatan baik buat kita bisa bekerja sama dengan perusahaan besar."
Namun, Kirana tetap terdiam. Bukan tanpa alasan dia seperti ini. Tapi gedung yang di hadapannya ini adalah milik Alex dieter, orang nomor satu yang paling ingin dia hindari.
"Kirana? kamu gak apa-apa?" tanya Vano khawatir.
Kirana gelagapan, ia bingung harus bagaimana. Di satu sisi ia ingin membantu Vano yang sudah begitu baik padanya. Tapi dengan memasuki gedung ini, kemungkinan besar ia akan bertemu dengan Alex.
Apa yang harus ku lakukan sekarang?
Vano masih menatap Kirana dengan bingung. Tidak biasanya perempuan itu berekspresi seperti ini. Wajahnya gelisah seperti menyimpan sesuatu.
"Baik, Pak. Ayo kita masuk." kata Kirana akhirnya.
Dia tidak mungkin pergi begitu saja sekarang. Apa pun itu, ia harus menghadapinya.
Sudah lewat beberapa tahun, pasti Alex sudah bahagia menikah dengannya kan? batin Kirana dalam hati.
Mereka pun melangkah memasuki gedung itu, menaiki lift untuk menuju lantai atas tempat ruangan meeting berada.
Dalam hati Kirana terus menguatkan dirinya. Kata-kata penyemangat tidak henti ia ucapkan, "Aku harus bisa".🌸🌸🌸
Alex memasuki ruangan meeting dengan tubuhnya yang tegap dan tatapan yang lurus ke depan. Dia ada janji bertemu dengan Vano, teman lamanya dulu. Kebetulan Vano baru kembali dari luar negeri, dan membangun bisnis fashion brand. Jadi ia akan bekerja sama, jika memang konsep brandnya itu memuaskan dan bisa di terima. Walaupun teman, tapi untuk urusan pekerjaan Alex memang tidak pandang bulu.
Begitu memasuki ruangan, Alex duduk di kursinya. Menatap Vano yang kini berdiri menyambutnya.
Alex menerima jabatan tangan Vano, dia tidak begitu memperhatikan siapa yang ada di samping Vano, sampai temannya itu bicara."Ah, saya tidak datang sendiri. Ini desainer kami, dia akan membantu untuk menjelaskan konsepnya secara rinci." ucap Vano.
Awalnya Alex hanya melirik dengan malas, tapi matanya membulat begitu melihat siapa yang ada di samping Vano.
Senyum seringai terukir di wajah Alex.
Aku gak menyangka semudah ini. Dia datang sendiri padaku. Pikir AlexSedangkan Kirana, wajahnya memucat begitu melihat tatapan Alex yang sangat di kenalnya.
"Baiklah. Bisa di mulai sekarang? saya mau dengar presentasi dari desainer anda." ucap Alex dengan santainya, seolah-olah dia tidak mengenal Kirana.
Kirana pun mulai menjelaskan presentasi dan konsep yang di usung oleh brand butik Vano. Walaupun ia sangat gugup dan tegang, tapi dia tetap berusaha tenang.
Alex terus menatap Kirana dengan tajam, ia tidak begitu mendengarkan semua perkataan dari Kirana. Pikirannya terlalu sibuk menyusun rencana untuk mengintimidasi wanita di hadapannya.
Sial! dia masih sangat cantik dan pintar seperti dulu.
"Brand kami juga sedang mempersiapkan launching busana muslimah untuk musim panas. Dan akan menggelar fashion show dalam waktu dekat ini...."
Aku tidak peduli dengan fashion show..!! kamu harus menebusnya Kirana.
"Jadi... seperti itulah garis besarnya...."
Lihat saja. Aku akan membuat hidupmu tidak tenang mulai sekarang.
"Pak...? Pak Alex?" panggil Vano.
Alex tersadar dari pikirannya sendiri. Dia menetralkan suaranya, setelah itu kembali berbicara.
"Baik, saya sudah dengar semuanya. Oke. Kalau begitu kita mulai kerjasama. Zidan, kamu segera siapkan kontraknya."
Zidan mengangguk, lalu mengeluarkan beberapa map dari tas kerja yang sejak tadi di bawanya.
Vano terperangah tak percaya melihatnya. Semudah itu?
Dia sangat mengenal Alex. Walaupun telah berteman lama, tapi dalam pekerjaan Alex sangat profesiaonal. Bahkan tidak mengijinkan untuk bicara tidak formal jika sedang di kantor.Hanya Kirana yang merasa tidak senang di sana. Bekerja sama dengan perusahaan Alex, itu berarti dia harus menyiapkan mental untuk sering bertemu dengan pria itu.
Dan Kirana tahu, itu tidak akan mudah. Karena dia sangat mengenal sifat Alex
🌸🌸🌸

KAMU SEDANG MEMBACA
KIRANA
Romansa"Beberapa orang merasa beruntung karena di pertemukan dengan seseorang oleh waktu, meski tidak dapat di persatukan oleh keadaan." _Alex Dieter_ 🌸🌸🌸🌸🌸🌸🌸🌸 Kirana seorang gadis cantik, yang harus berjuang seorang diri untuk melahirkan dan membe...