🐑Chapter 1🐑

1.9K 141 19
                                    


Ketika kehilangan rencana dan harapan
Ingatlah allah lebih besar dari pada kekecewaan dan allah punya rencana lebih indah dari pada yang kita impikan

🐑

🐑

🐑

Dinginnya udara dipagi hari tidak menyurutkan semangat Nafeesha untuk menunaikan sholat malamnya. Kegiatan ini sudah rutin dilakukannya semenjak ia bersekolah dipondok pesantren. Baginya waktu sepertiga malam adalah waktu yang paling tepat untuk seorang hamba mengadu kepada tuhannya.

'jika impianmu tidak mampu membuat kamu bangun malam dan mendirikan tahajud, itu artinya kamu tak serius dalam mimpi' , Batin Nafeesha

" Ya allah semoga engkau meridhoi keputusan yang aku ambil untuk menuntut ilmu di Negri orang. Berilah aku kekuatan disetiap langkahku dan semangat pantang menyerah untuk meraih mimpi dan membanggakan kedua orang tua ku. Kelilingilah aku dengan orang-orang yang baik dan lindungilah aku dimanapun aku berada, Aamiin " Pinta Nafeesha tulus diakhir sholatnya.

' Doa disaat tahajud
Bagaikan anak panah yang melesat
Tepat mengenai sasaran ' Imam Syafi'i

Setelah selesai sholat wajib maupun sunnah, Nafeesha selalu menyempatkan untuk mengaji.
Bagi siapa saja mendengarkan ayat-ayat tersebut dilantunkan hatinya akan merasa damai dan tenang. Tak lupa setelah mengaji ia juga menyempatkan untuk muroja'ah hafalannya. Ayat demi ayat terus ia lantunkan dengan suara indahnya. Tak terasa suara sayup muadzin mengundangkan adzan sudah terdengar, itu artinya sudah masuk waktu sholat subuh. Dengan berat hati ia menutup alquran dan menyudahi acara muroja'ahnya.

" Alhamdulillah sudah masuk waktu sholat subuh, terima kasih ya allah aku masih dibangunkan pagi ini dan merasakan segarnya udara dipagi hari" ucapnya yang sudah berdiri dibalkon kamarnya merasakan segarnya udara dipagi hari. Ia teringat akan kewajibannya dan langsung bergegas membersihkan diri untuk melaksanakan sholat subuh.

Setelah membersihkan diri ia langsung bergegas untuk melaksanakan sholat subuh. Di akhir sholatnya tak lupa ia slalu bermunajat kepada tuhannya. Setelahnya ia bergegas turun kebawah untuk membantu mama didapur.

" Yah Lagi-lagi kaka kalah cepat dari mama, Masya allah wangi banget, mama masak apa?" ujarnya setelah sampai didapur seraya memeluk mamanya manja.

" hehehe kaka nya aja yang kelamaan, ini mama lagi masak nasi goreng spesial kesukaan kaka " jawab mama.

" Mama tau banget sih kaka lagi pengen makan nasi goreng heheh " balas Nafeesha yang masih dengan manjanya memeluk erat sang mama.
" Ya tau dong kak , udah kak ah kalo masih dipeluk gini terus kapan selesai mama masaknya nih, ntar keburu siang loh " gerutu mama.

" Habisnya hari ini hari terakhir kaka bisa manja-manjaan sama mama, nantikan kaka udah harus terbang ke korea " jawabnya sedih seraya melepaskan pelukannya pada sang mama.

" huss... kaka ga boleh ngomong gitu dong. Jangan bikin mama jadi ikutan sedih, mending kaka tunggu aja ya di meja makan." Balas mama.

Ia mengangguk seraya berjalan menuju meja makan.
Sesampainya di meja makan ia melamun.

" Wah ma wangi banget jadi tambah laper nih hahaha " teriak bang raka yang baru saja keluar dari kamarnya dan langsung duduk di seberang Nafeesha. " Loh dek kok kamu mukanya ditekuk gitu, kenapa ? Tanya bang raka penasaran.

" Iya nih, kaka kenapa keliatan sedih gitu " ucap papa yang ikut bergabung di meja makan dan duduk dikursinya.

" Tau tuh kak, bukannya senang sebentar lagi bakalan tinggal di korea Negara yang kaka impikan itu. Kok sekarang malah sedih gitu " sambung adek yang juga ikut bergabung dimeja makan seraya duduk disebelah bang Raka.

I Believe You || KSJTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang