🐑 Chapter 25 🐑

405 56 5
                                    

𝙱𝚎𝚛𝚊𝚍𝚊 𝚍𝚒 𝚙𝚘𝚜𝚒𝚜𝚒 𝚒𝚗𝚐𝚒𝚗 𝚖𝚎𝚕𝚊𝚗𝚐𝚔𝚊𝚑 𝚔𝚎 𝚔𝚊𝚗𝚊𝚗 𝚜𝚊𝚕𝚊𝚑, 𝚔𝚎 𝚔𝚒𝚛𝚒 𝚓𝚞𝚐𝚊 𝚜𝚊𝚕𝚊𝚑. 𝙷𝚒𝚍𝚞𝚙 𝚝𝚒𝚍𝚊𝚔 𝚜𝚎𝚋𝚎𝚛𝚌𝚊𝚗𝚍𝚊 𝚒𝚝𝚞 𝚞𝚗𝚝𝚞𝚔 𝚖𝚎𝚗𝚐𝚊𝚖𝚋𝚒𝚕 𝚜𝚊𝚝𝚞 𝚝𝚒𝚗𝚍𝚊𝚔𝚊𝚗 𝚍𝚊𝚗 𝚕𝚊𝚗𝚐𝚜𝚞𝚗𝚐 𝚖𝚎𝚗𝚢𝚎𝚕𝚎𝚜𝚊𝚒𝚔𝚊𝚗𝚗𝚢𝚊.

🌻  𝚂 𝙴 𝙻 𝙰 𝙼 𝙰 𝚃  𝙼 𝙴 𝙼 𝙱 𝙰 𝙲 𝙰  🌻

"Aku rasa aku berbicara dengan manusia disini bukan dengan patung" Sindir Seokjin.

Perkataan SeokJin seketika mengunci kembali mulut Nafeesha yang baru saja ingin angkat bicara, perkataan Seokjin lembut tapi menusuk. Nafeesha geram kemudian ia menggegam bukunya dan bangkit dari duduknya. Kini ia berhadapan langsung dengan SeokJin.

"Aku benar-benar tidak mengerti apa yang oppa bicarakan eoh" Ucap Nafeesha frustasi.

"Haha masih saja mengelak. Aku tidak percaya seorang Nafeesha tidak bisa mencerna ucapanku" Ucap Seokjin membelakangi Nafeesha sambil melipat kedua tangannya didepan dada.

Nafeesha bergerak gusar dibelakang pria jangkung itu. Ia menundukkan kepalanya dalam diam, ia tidak bodoh kalau ia tidak mengerti apa yang Seokjin bicarakan. Tentu saja ia paham betul ucapan Seokjin mengarah kemana. Hanya saja ia pikir belum saatnya untuk membicarakan hal ini. Karena ia sendiri juga tidak tau apa yang dirasakannya saat ini. Kini suasana disana menjadi sangat canggung dan tidak bersahabat.

Seokjin memejamkan kedua matanya kemudian menarik nafas panjang dan menghembuskannya perlahan.
"Baiklah, sepertinya aku yang terlalu berharap lebih dengan rasa ini. Tidak seharusnya aku terjebak dalam rasa ini jika akhirnya aku tidak siap menerima konsekuensinya" Ucap Seokjin kemudian berlalu meninggalkan Nafeesha yang masih mematung disana. Ia baru mendongakkan kepalanya ketika Seokjin sudah tidak ada dihadapannya. Kemudian ia menghembuskan nafas panjang.  Ntah itu sebuah kelegaan atau penyesalan baginya.

Nafeesha berbalik kemudian berjalan untuk duduk di gazebo taman agar bisa sedikit menenangkan pikirannya dan berusaha melupakan yang baru saja terjadi.

"Ma, apa yang aku lakukan salah" Gumam Nafeesha melihat kontak mama di ponselnya, kemudian tanpa pikir panjang lagi ia menekan nomor itu. Ntah dalam keadaan sadar atau tidak ia menekan itu sampai-sampai orang diseberang telepon sudah mengangkatnya dan bosan mengucapkan kata "Hallo" sedari tadi. sedangkan Nafeesha masih larut dalam lamunan.

"Nak apa kamu baik-baik saja,Nafeesha..." Ucap mama disebrang telpon yang akhirnya membuat Nafeesha sadar dari lamunannya.

"Astaghfirullah hal 'adzim" Cicitnya sambil membungkam mulut nya dengan tangan kanan.

"Hallo ma, Assalamu'alaikum"

"Wa'alaikumsalam...Ya allah kamu kemana aja hm. Sudah nelpon mama kok ga ada suaranya, mama udah khawatir tau"

"Emm maaf ma, tadi Nafeesha ke toilet sebntar kebelet soalnya heheh, maaf ya ma udah nunggu lama" Bohongnya. Tidak mungkin ia mengatakan yang sebenarnya. Ia tak mau membuat mamanya khawatir hanya karena ia yang sedang galau dengan perasaannya.

I Believe You || KSJTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang