🐑Chapter 22🐑

462 61 12
                                    

𝚂𝚎𝚕𝚊𝚕𝚞 𝚊𝚍𝚊 𝚢𝚊𝚗𝚐 𝚑𝚊𝚛𝚞𝚜 𝚔𝚒𝚝𝚊 𝚙𝚒𝚕𝚒𝚑 𝚜𝚎𝚝𝚒𝚊𝚙 𝚑𝚊𝚛𝚒
𝙰𝙺𝙷𝙸𝚁𝙸

𝙰𝚃𝙰𝚄

𝙱𝙴𝚁𝙹𝚄𝙰𝙽𝙶 𝚂𝙴𝙺𝙰𝙻𝙸 𝙻𝙰𝙶𝙸 !!

𝙿𝙻𝙰𝚈 𝙽𝙾𝚆 || 𝙻𝙾𝚅𝙴 𝙼𝙰𝚉𝙴

𝙰 𝙽 𝙳

🌻𝚂 𝙴 𝙻 𝙰 𝙼 𝙰 𝚃 𝙼 𝙴 𝙼 𝙱 𝙰 𝙲 𝙰🌻
--------------------------•••••••-------------------------

Kini Nafeesha merentangkan kedua telapak tangannya yang hanya berjarak beberapa cm dari api unggun untuk sedikit menghangatkan tubuhnya. Sambil membolak-balikkan telapak tangan dan menatap kosong api unggun, entah mengapa kejadian satu tahun lalu yang membuat ia bisa bertemu dengan Seokjin berputar begitu saja di dalam kepalanya. Bak kaset film.

"Di balik musibah pasti ada hikmahnya" Gumam Nafeesha.

"Boleh aku ikut bergabung bersamamu" Ucap seseorang dari arah belakang Nafeesha. Lantas secepat kilat Nafeesha berbalik dan melihat siapa yang datang.

"Ji-Jimin Oppa"

Jimin hanya tersenyum lembut kemudian berjalan mengambil posisi duduk disebelah Nafeesha tanpa meminta izin dulu pada si empu.

"Kamu ngapain sendiri disini" Tanya Jimin menatap Nafeesha.

"Harusnya aku yang bertanya, kenapa oppa bisa ada disini eoh? Bukankah oppa dan yang lainnya tadi pergi keluar. Dan kenapa tiba-tiba ada disini?" Cerocos Nafeesha dan langsung menghujani Jimin dengan berbagai pertanyaan.

Jimin hanya diam sambil memperhatikan lekat wajah Nafeesha yang sedang mengomel.
"Ternyata kamu cerewet ya" Ucap Jimin tersenyum dan menatap Nafeesh lekat. Mendengar ucapan Jimin Nafeesha menjadi salah tingkah dan lngsung mengalihkan pandangannya ke arah lain.

"A-a-aniyo,, Aku hanya re-refleks tadi" Jawab Nafeesha gelapan dengan menggigit bibir bawahnya dan memejamkan sekilas matanya.

Jimin tak henti-hentinya tersenyum sedari tadi melihat kelakuan Nafeesha yang langsung salah tingkah ketika ia bilang cerewet.

"Ahh jinja" Goda Jimin "Jawab dulu pertanyaanku tadi, baru akan ku jawab pertanyaanmu" Lanjut Jimin lagi.

Secepat kilat Nafeesha menoleh kembali ke arah Jimin menunjukkan wajah kesalnya, Sedangkan Jimin tersenyum puas sambil menaik-nurunkan alisnya.

Nafeesha menarik Napas panjang dan menghembuskannya perlahan.
"Baiklah, jadi tadi sebenarnya kami berlima yang ngumpul disini, hanya saja mereka sudah masuk duluan, barusan aja masuk" Jelas Nafeesha akhirnya.

"Ahh begitu" Respon Jimin dengan mnganggukkan kepalanya "Tapi kalau aku lihat sepertinya matamu bengkak, apakah kau habis menangis?" Tanya Jimin kemudian dengan hat-hati.

Nafeesha hanya mengangguk lemah tanpa menoleh pada Jimin yang duduk disampingnya.

Jimin mengerutkan dahinya "Beneran nangis? Wae? Kamu baik-baik saja kan?" Tanya Jimin khawatir.

Nafeesha bisa melihat kekhawatiran Jimin melalui matanya, tidak ada kebohongan sama sekali, ia benar-benar terlihat sangat khawatir.
"Nee aku baik-baik saja oppa, aku ga nangis sendirian kok, tapi tadi kami semua menangis"

I Believe You || KSJTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang