Bagian Dua Puluh Tiga

71 4 0
                                    


Hari ini adalah penilaian tugas kelompok seni. Artinya hari ini Hana dan Jidan akan tampil. Hana duduk gelisah di belakang panggung. Jantungnya berdegup cepat. Tak percaya diri rasanya. Apalagi kini Hana akan di tonton oleh ratusan murid SMA Bina Bangsa.

Setelah semua murid dipanggil lewat nomer absen, kini giliran nama Hana yang dipanggil. Perempuan tersebut langsung berdiri. Berjalan di belakang Jidan menuju panggung.

Sambutan serta tepuk tangan Hana dapatkan. Perempuan dengan kaus berwarna putih dipadukan dengan dress overall diatas lutut bermotif garis-garis tersebut duduk di kursi. Di sampingnya Jidan yang juga menggunakan kaus dengan warna senada telah siap dengan gitarnya.

Jidan memetik gitarnya. Semua sunyi,
Suara berat Jidan memecah keheningan. Disusul dengan suara Hana yang ikut bernyanyi.

🎵 Do you hear me, I'm talking to you
Across the water across the deep blue ocean
Under the open sky, oh my, baby I'm trying

Boy, I hear you in my dreams
I feel your whisper across the sea
I keep you with me in my heart
You make it easier when life gets hard

Mereka kemudian beryanyi bersama dengan suara yang saling melengkapi.

Lucky I'm in love with my best friend
Lucky to have been where I have been
Lucky to be coming home again
Ooohh ooooh oooh oooh ooh ooh ooh ooh

They don't know how long it takes
Waiting for a love like this
Every time we say goodbye
I wish we had one more kiss
I'll wait for you, I promise you, I will

Lucky I'm in love with my best friend
Lucky to have been where I have been
Lucky to be coming home again
Lucky we're in love in every way
Lucky to have stayed where we have stayed
Lucky to be coming home someday

Jidan tersenyum lalu menatap Hana yang duduk di sampingnya, matanya terpaku menatap mata jernih yang membuatnya merasa tertarik enggan untuk mengalihkan tatapannya.

And so I'm sailing through the sea
To an island where we'll meet
You'll hear the music fill the air
I'll put a flower in your hair

Hana tersenyum lembut, menatap balik mata Jidan.

Though the breezes through the trees
Move so pretty you're all I see
As the world keeps spinning round
You hold me right here right now

Keduanya bertatapan dengan waktu yang lama sebelum akhirnya sama-sama memandang ke depan.

Lucky I'm in love with my best friend
Lucky to have been where I have been
Lucky to be coming home again
I'm lucky we're in love in every way
Lucky to have stayed where we have stayed
Lucky to be coming home someday
Ooohh ooooh oooh oooh ooh ooh ooh ooh
Ooooh ooooh oooh oooh ooh ooh ooh ooh

Mereka menyelesaikan bait lagu dengan baik, mendapatkan respon tepuk tangan meriah juga siulan heboh, mengangumi bagaimana suara merdu dari Jidan dan Hana yang terdengar begitu pas dan sempurna ketika mereka bernyanyi.

Jidan tersenyum tipis menatap ke arah Hana, namun senyumannya perlahan pudar mendapati wajah Hana yang menunduk.

"Na." Panggil Jidan.

Hana menoleh, wajahnya pucat dengan darah yang sudah merembes keluar dari bibirnya, setelahnya tubuh gadis itu limbung dan jatuh tepat ketika Jidan melompat turun dari kursi dan langsung mendekap tubuh Hana yang pingsan.

"HANA!!!'

🍁

Di sini semuanya hening, menatap satu orang yang terbaring lemah dengan kedua matanya yang menutup sempurna, wajahnya pucat namun terlihat begitu damai, tubuhnya dipenuhi dengan semua alat-alat medis penunjangnya untuk tetap hidup, suara elektrokardiograf menggema menemani orang-orang yang masih sibuk terdiam. Benda itu terus berbunyi dengan menampilkan garis naik turun di layarnya.

Semua perhatian langsung tertuju pada sosok Hana ketika gadis tersebut membuka matanya perlahan. Senyum lega terpatri di wajah empat orang yang berada di dalam ruangan. Buru-buru mereka berjalan mendekati Hana namun tetap memberi jarak.

"Gimana Hana? Ada yang sakit?" tanya Keke begitu menyentuh wajah Hana, diusapnya wajah yang tampak kurus itu dengan tangan keriputnya. Menyentuh kulit Hana yang terasa panas.

"Hana gak papa." Suara Hana pelan dan serak, memandangi beberapa orang yang mengelilinginya, ada perasaan senang karena ketika membuka matanya, orang-orang inilah yang dilihatnya.

"Bunda khawatir ngeliat kamu begini, kamu muntah tiba-tiba terus pingsan."

"Hana 'kan kuat Bun, Hana gak papa kok, gimana tadi kata dokter?" Hana bertanya dengan nada riang sambil menampilkan senyum, seolah semuanya memang baik-baik saja padahal dirinya menjadi salah satu alasan orang-orang di sini merasa khawatir.

Sontak semua orang menunduk dan saling berhadapan, semuanya enggan untuk menjawab pertanyaan Hana yang mungkin akan membuat Hana kembali merasa sedih, tidak tega dengan senyum lebar yang nantinya akan menghilang. Semua diam serempak mengundang tanya gadis yang masih menunggu pertanyaan di jawab.

Hana menghela nafas berat memandang orang tersebut satu persatu. "Hasil pemeriksaan Hana keluar hari ini, jadi gimana?" tanya Hana lagi memaksa agar pertanyaan dibalas.

"Organ hati kamu rusak, mengalami gagal fungsi, ada luka dan penyempitan saluran di dalam, menyebabkan penumpukan cairan empedu di hati."

Hana harusnya sudah tau masalah ini, mengingat apa yang terjadi sekarang lebih parah dari sebelumnya, namun Hana tidak pernah berpikir jika organ dalamnya memiliki kerusakan separah ini.

"Itu artinya Hana harus di operasi 'kan?" Hana masih mencoba tersenyum meskipun keadaan memaksanya untuk kembali menangis, mengingat dirinya tampak menyedihkan dan juga penyakit yang semakin parah menyerang tubuhnya.

Keke mengangguk ragu. "Iya kamu harus operasi. Kali ini gak ada alasan buat nolak Hana."

Ya kalimat itu tidak lagi mengejutkan di telinganya, jelas ia juga sadar akan perubahan pada tubuhnya yang semakin melemah, bagian buruknya adalah beberapa organ tubuhnya tidak dapat berfungsi normal, sama seperti sebelum Hana sakit.

"Hana akan operasi Bun, kalo dokter sudah menemukan donor hati yang cocok untuk Hana, Hana janji."

🍁

Next

Makasih yang udah mau baca, sorry kalo ada typo ❤️

Setelah BerpisahTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang