Written by AceBlueCharlotte
***
Yvon meracau tidak jelas. Dia baru bangun dari mimpi buruknya saat mamanya menepuk pelan pipinya.
"Mama!" Yvon terisak di pelukan sang mama.
"Tenang sayang, Mama di sini."
🆘🆘🆘
Yvon terbangun dari mimpi indahnya saat kandung kemihnya sudah tak bisa diajak kompromi lagi. Bermodalkan flash handphone, dia keluar dari kamar asrama. Gelapnya lorong menyambutnya ketika membuka pintu. Dengan langkah pelan, dia menyusuri lorong yang entah bagaimana selalu terasa mencengkam dan lembab.
Yvon menarik napas, melihat tangga gelap yang harus dia lewati untuk pergi ke lantai satu. Yvon melihat ke belakang, ke arah pintu kamarnya. Sudah terlambat untuk kembali.
Sebenarnya setiap lantai disediakan kamar mandi tapi entah bagaimana kamar mandi di lantai dua sering kali rusak. Alhasil anak-anak di lantai dua harus pergi ke lantai satu untuk mandi dan sebagainya.
"Leganya," ujar Yvon senang.
KRIEETTT!!
Spontan Yvon melihat ke arah bilik kamar mandi. Tak ada siapa pun di sana kecuali dirinya.
Mungkin angin, batin Yvon cuek. Seketika bulu kuduk Yvon berdiri ketika hawa dingin menyapu tengkuknya. Samar, hidungnya menangkap bau amis darah yang datang bersamaan dengan hembusan angin. Yvon menatap ventilasi alami dan menyadari kalau di luar sana angin berhembus kencang. Tak ingin berlama-lama di kamar mandi gelap dan sepi itu, akhirnya Yvon menarik diri.
"Sedang apa kamu?" Yvon mengarahkan flash handphonenya ke arah suara.
"Mengecek penyebab kerusakan kamar mandi ini. Memangnya apa lagi?" Sosok tampan Dhenys yang menjabat sebagai siswa terpopuler dan ketua osis tengah jongkok dengan kotak peralatan tak jauh darinya.
Terkadang, Yvon berpikir jika Dhenys itu memiliki kantong ajaib doraemon. Bisa melakukan apa pun. Mengubah sesuatu yang mustahil jadi kenyataan. Plus terlalu baik. Sampai tengah malam pun masih bisa memperbaiki kamar mandi lantai dua asrama murid perempuan.
Yvon melengang pergi tanpa mengatakan sepatah kata pun.
"Dasar anak teladan!?" gerutu Yvon setibanya di dalam kamar.
"Dhenys, kamu harus membayar mahal kami loh!!"Samar, Yvon mendengar suara lain. Gadis itu menebak itu adalah rekan Dhenys.
Mengabaikan semua hal yang dialami di kamar mandi tadi. Yvon menguap dan kembali tidur tak lupa mencharger handphonenya. Untung saja, tadi handphonenya tidak mati di tengah jalan. Layar handphone Yvon menyala ketika terhubung dengan sumber arus listrik dan menunjukan pukul 02.00.
®
Tidur nyenyak Yvon harus terusik tak kala teriakan teman sekamarnya mengema di seluruh kamar.
"Ada apa San?" Rara menghampiri Sandra sambil mengucek matanya.
Yvon juga sudah terbangun, mengangkat sebelah alisnya, melihat gelagat aneh teman sekamarnya itu.
"Iiiiitu..." Tunjuk Sandra dengan tangan gemetaran ke arah ranjang tepat di samping kanan Yvon.
"OMG!!" pekik Rara seketika menyadari apa yang membuat teman sekamarnya berteriak dipagi hari.
"Kita harus menelpon polisi," panik Zoya seraya mengambil handphonenya dan menempelkan di telinga setelah beberapa saat mengetik sesuatu.
®

KAMU SEDANG MEMBACA
Unknown Call
Misteri / Thriller[Thriller x Mystery] 112 : "Dengan 112 di sini, ada yang bisa kami bantu?" Penelepon : (Suara langkah kaki berlari dengan napas terengah-engah) 112 : "Halo, dengan siapa ini?" Penelepon : "Oh, halo, syukurlah. Aku sedang dikejar seseorang di sepanja...