Written by DAISYSSOMM
***
Maniknya menatap fokus pada layar komputer. Jemari lentiknya dengan lihai menari di atas keyboard, memecah kata sandi sebagai kuncinya. Keringat dingin mengalir di sepanjang pelipis hingga leher, ia menggigit bibir kuat menahan sesuatu yang membuncah dalam diri. Sedikit was-was saat menemukan akun dengan ID formula, memecahkan piont lebih tinggi darinya.
Baju tugasnya telah basah karena keringat. Bahkan AC di ruangan ia berada tak dapat mendinginkan suhu tubuh panasnya. Dua orang pria bertubuh tegap di samping kiri dan kanan, juga tak kalah paniknya saat akun dengan ID formula kembali memecahkan point. Sekali lagi.
Bip!
Pertahanan keamanan jaringan mereka berhasil dibobol, tinggal sekian dari banyaknya lapisan. Akun mereka tak cukup bertahan saat situs rahasia mereka bocor. Namun gadis berkucir kuda itu tak mau kalah dengan hasil yang ia terima. Jemarinya bertambah lihai mengetikkan beberapa sandi untuk memecahkan point. Sebelum ia benar-benar menyerah saat akunnya hancur dibobol.
Tring!
Bunyi radar pada misi peretasannya berbunyi. Memberi isyarat, telah ada akun lain yang berhasil memecahkan kata sandi.
Bip ... bip ... bippp ... bippp ....
Dengan emosi yang meletup, gadis berkucir kuda itu berteriak sembari membanting keyboard komputernya. Baru kali ini ia gagal dalam dunia peretasan. Bagaimana bisa ada orang yang bisa membobol keamanan akunnya dengan baik seperti ini? Bahkan tak meninggalkan jejak sama sekali.
"Detektif Jen, akun kita berhasil diretas," ucap Joy yang berada di sebelah kiri gadis berkucir kuda itu.
"Cepat perbaiki sebelum semua informasi bocor ke tangan musuh!" teriak Jay.
"Percuma kita memberbaiki, tak ada gunanya. Kita rugi besar, semuanya telah sampai ke telinga Morgan beserta uangnya," ucap seorang pria berambut pirang yang tiba-tiba masuk ke ruang IT.
"Apa kita mentransfer uangnya secara online, Pet?" tanya Joy.
"Iya, dan nilai uang itu sanggup untuk membeli 1 mobil dengan merk Aston Martin," jelas Peter sembari meneguk winenya yang ia bawa masuk ke ruang IT itu.
Mereka yang berada di ruang IT itu bungkam saat mendapat telepon dari perdana menteri kerajaan. Perdana menteri itu mengancam akan membabat habis organisasi gelap mereka.
"Ini semua salahmu, Jen!" bentak Joy.
"Kenapa jadi aku yang disalahkan di sini? Kau bahkan tak membantu sama sekali, hanya menonton," teriak Jeniffer tak terima dengan ucapan Joy.
"Kau itu detektif dan peretas terbaik di dunia. Hanya membobol akun Morgan saja tidak bisa, bahkan memecahkan kematian putri kerajaan yang mayatnya tak ditemukan saja juga tidak becus," sindir Joy. Ia menegak winenya untuk membasahi kerongkongannya yang terasa kering.
"Apa, kau bilang apa tadi? Hanya katamu, hanya. Kau gila Joy, tak semudah itu mengalahkan misi dunia gelap. Banyak pesaing yang handal," ucap Jeniffer. Dadanya naik turun karena emosi yang ia pendam tadi. Gagal meretas dan sekarang disalahkan.
"Bisakah kalian diam? Kita sudah mendapat ancaman sekarang. Kalian malah debat, apa kalian ingin perdana menteri tua itu memasung kita lalu menjadikan kita santapan anaconda, hewan peliharaan kesayangan si tua itu," celetuk Peter kesal.
Suasana ruang IT itu hening tanpa sepatah kata setelah mendengar penuturan Peter. Ada benarnya juga, si tua itu bahkan tak segan-segan menguliti kulit lawan membentuk ukiran aneh dengan belati tajam. Lalu menjualnya di pelelangan gelap dengan harga tinggi. Membayangkan itu saja sudah membuat seisi nyawa di ruang IT itu mogok makan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Unknown Call
Misteri / Thriller[Thriller x Mystery] 112 : "Dengan 112 di sini, ada yang bisa kami bantu?" Penelepon : (Suara langkah kaki berlari dengan napas terengah-engah) 112 : "Halo, dengan siapa ini?" Penelepon : "Oh, halo, syukurlah. Aku sedang dikejar seseorang di sepanja...