1

120 12 2
                                    

Namaku Ziya Athisya. Teman-teman biasa memanggilku Ziya tapi, keluargaku memanggilku Athi. Aku memiliki seorang kakak laki-laki, namanya Galang Aditya. Aku dan Galang hanya terpaut umur 2 tahun, jadi wajar saja kalau sedang jalan berdua dengan galang aku dikira pacarnya hehe. Papaku seorang dokter jadi bisa kalian bayangkan betapa sibuknya beliau. Sedangkan mamaku cuma ibu rumah tangga biasa.

Oh iya, aku kelas XI IPA di SMA Tunas Bangsa. Aku juga tidak tau kenapa aku bisa masuk jurusan IPA padahal kalau dipikir-pikir otakku tidak seencer Lintang. Meskipun otaknya encer lintang itu tipe orang yang berisik, lebay, berlebihan, dan yang paling parah dia itu suka bergosip tentang kakak kelas. Lintang adalah sahabatku dari kelas X. Dan, aku tidak punya sahabat selain Lintang. Mungkin karena aku orang yang cuek, jadi punya 1 sahabat pun tidak masalah.

Kringgg.... Kringgg.... Kringgg....

"Oke anak-anak, pelajaran hari ini cukup sampai di sini, untuk PR kerjakan halaman 80-82. Selamat istirahat" kata Bu Dewi guru fisika, sambil membereskan kertas-kertas di atas meja.

"Baik Bu" jawab semua siswa serentak.

Kulihat semua teman-temanku berlarian keluar kelas. Aku yakin pasti tujuan mereka ke kantin untuk makan.

"Ziya gue laper banget nih, ayo ke kantin" kata Lintang sambil menarik tanganku. Aku hanya mengangguk dan mengikuti tarikan tangan Lintang.

Sesampainya di kantin aku melihat lautan manusia yang berdesakan membeli makanan, apalagi karena lelah setelah berjam-jam melihat berbagai rumus di papan tulis, membuat perut keroncongan. Lintang sudah pergi entah kemana untuk membeli makan. Saat berjalan masuk kantin aku merasakan ada yang menabrakku dan seketika bajuku terasa basah.

"Lo kalo jalan liat-liat dong, gak punya mata ya lo? " aku melihat orang di depanku dengan kesal.

"Bukannya lo yang gak liat-liat, udah jelas lo yang nabrak gue kenapa jadi gue yang salah. Liat nih gara-gara lo baju gue jadi basah" cerocosku tidak terima. Jelas-jelas dia yang menabrakku sampai bajuku jadi basah, kenapa jadi aku yang disalahkan.

"Berani lo sama gue,"

"Kenapa gue harus takut, kan jelas-jelas lo yang salah." aku mendengar bisik-bisik tertuju kepadaku, saat aku mengedarkan pandangan semua orang sudah melihat kearahku menjadikan aku pusat perhatian.

"Berani banget tu cewe sama Tama"

"Caper banget sih"

"Apaan sih, pasti mau caper ke Tama"

"Dasar Carmuk"

Itulah bisik-bisik mereka, tapi masih terdengar olehku.

"Minta maaf lo sama gue. Malah bengong" kata si penabrakku.

"Ogah"

"Kalo lo gak minta maaf sama gue, gue jamin di sekolah ini lo gak bakal tenang"

"Bodo amat. Siapa lo ngancem gue? " setelah mengatakan itu aku langsung pergi dari kantin menuju kelas. Seketika aku jadi tidak selera untuk makan.

"Dasar cowo gila" gerutuku di tengah jalan.

"Ziya, lo kok berani banget sih ngelawan Tama" kata Lintang yang sudah berada di sebelahku.

"Emang siapa sih dia? Dari tadi gue berantem sama dia di kantin pada bilang, 'kok berani sih' 'gak takut apa' emang dia siapa tang?"

"Lo beneran gak tau dia?" aku hanya menggeleng menjawab pertanyaan Lintang, seketika Lintang membulatkan matanya dengan mulut yang terbuka lebar. Dasar Lintang lebay.

"Ya ampun Ziya, berapa tahun lo sekolah di sini, dia itu kak Tama Adelard most wanted boy di SMA Tunas Bangsa. Makanya jadi orang tu update terus jangan cuma diem di kelas aja lo." jelas Lintang panjang lebar.

Aku memang tak pernah tahu tentang most wanted boy / girl di sekolah ini. Menurutku tidak penting saja lebih baik tidur.

"Tapi gue beneran takut kalo anceman dia tadi beneran kejadian ke lo deh" lanjut Lintang.

"Anceman yang mana?"

"Itu loh, yang dia bilang 'gue jamin lo gak bakal tenang di sekolah ini'.Masalahnya setiap ada orang yang dia ancem itu beneran kejadian. Kaya kak Renald yang pernah cari gara-gara sama kak Tama, terus kak Tama ngancem bakal bikin dia kapok, eh besoknya dia gak masuk sekolah katanya sih dirawat dirumah sakit. Kan serem" aku hanya mengedikan bahu tidak peduli.

****

Sampai di rumah aku langsung masuk ke kamar dan meletakan tasku di sembarang tempat. Siang ini rumah sepi sekali. Aku mengucapkan salam saja tidak ada yang jawab. Kalau papa sudah pasti di rumah sakit, kalau mama mungkin saja arisan atau bertemu dengan temannya. Sedangkan Galang setelah lulus SMA dia memilih kuliah di Yogyakarta, jadi sudah pasti aku jarang bertemu dengannya. Galang tinggal di Yogya di rumah nenek dan pulang ke Jakarta 3 bulan sekali.

Aku berjalan ke arah kasur dan membaringkan tubuhku di atasnya. Seketika aku teringat ancaman Tama tadi. Apa benar Tama akan membuatku tidak tenang di sekolah.

****

Hi semuanya....

Ini cerita pertama aku ya. Kuharap kalian suka dengan cerita ini.

Bagi siapa pun yang suka please don't be a silent reader ya.

Follow aku ya di ig @_Penarasaa
Follow juga di wp @Penarasaa

Dan kasih aku saran.

Thank uuu
See u in the next part.

Salam:
Penarasaa 🌹🌹

20 May 2020

My Strange Enemy Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang