9

24 6 0
                                    

"AARRGGHHH...SAKIT BEGOOO!!!" rintihnya lagi sambil memaki orang-orang yang memukulinya.

Aku mencoba untuk melihat siapa orang yang dipukuli itu dan seketika "Astaga!" Pekikku pelan karena kaget melihat orang itu.

Mata dan mulutku membulat sempurna saat mengetahui siapa orang yang sedang mereka pukuli. Sekarang wajah dan tubuhnya sangat mengenaskan. Aku tidak tega melihat Tama berteriak kesakitan.

Tama? Yaaa, orang itu adalah Tama.

Matanya yang sebelah kiri biru dan bengkak, darah banyak keluar dari pelipis dan sudut bibirnya, pipinya lebam-lebam, lengannya banyak mengeluarkan darah, dan sekarang posisinya tergeletak memegangi perutnya dengan masih dipukuli oleh empat orang tadi. Sangat mengenaskan bukan?

Aku harus menolongnya, kalau tidak bisa saja dia meninggal karena dikeroyok. Tapi aku bingung harus melakukan apa, kalau aku keluar bagaikan pahlawan kesiangan bisa saja aku yang dikeroyok mereka. Karena aku hanya sendiri dan perempuan pula. Aku akan memikirkan cara yang lebih baik.

"AAARRRGGHHHH..... BANGSAT!!!!" Aku semakin dibuat panik karena teriakan Tama barusan.

"Ayooo dong. Ide... ide... ide..." kataku sambil mengetuk-ngetukan pelan jari telunjuk ke kepala.

"Ahaa, gue punya ide" kataku pelan sambil menjentikkan tangan ke atas.

Brakkk

Aku membulatkan mata karena tidak sengaja menyenggol tong sampah di sebelahku.

Begooo. Rutukku dalam hati.

"Siapa disana?" Orang berambut hijau yang tadi menengok ke arahku mulai melangkahkan kaki mendekati tong sampah.

Cukup lama aku memikirkan apa yang harus kulakukan supaya tidak ketahuan. Sebuah ide terlintas di kepalaku.

"Meeoowww... Meeoowww..."

"Oh, cuma kucing bos" katanya dan berbalik ke arah Tama. Aku mengusap dadaku berulang kali sambil mengucapkan kata 'aman'.

Karena mereka tidak curiga, aku mulai melancarkan aksiku menyelamatkan Tama. Semoga saja ideku ini berjalan lancar.

Aku membuka aplikasi Youtube dan mengetikan di kolom pencarian 'bunyi sirine polisi'. Tak lama banyak video keluar. Aku memastikan volume hp ku full dan memencet video paling atas. Saking takutnya aku merapalkan doa. Semua doa ku baca, bahkan doa makan sekalipun ~maklum lagi panik hehehe.

Wiuuuu...wiuuuu...wiuuuu...

"Bos, bos ada suara sirine polisi bos" salah seorang diantara mereka mengadu ke temannya yang memiliki luka dibawah mata.

"Bangsat, pasti temennya dia nih yang manggil polisi" kata yang lain sambil menunjuk ke arah Tama.

"Hari ini lo aman, tapi lain kali lo pasti abis sama gue. Cabut!!" Setelah bos-nya mengatakan itu mereka langsung lari pontang-panting. Menyelamatkan diri dari kejaran polisi.

Setelah menunggu beberapa saat dan merasa sudah aman, aku langsung keluar dari tempat persembunyianku.

"Bego juga mereka, masa gak bisa bedain suara sirine beneran sama boongan. Badan doang gede." Kataku meremehkan mereka.

My Strange Enemy Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang