"Athi bangun sayang, udah jam 6 nanti telat ke sekolahnya," aku mendengar suara mama yang mengetuk pintu kamarku. Tapi, karena masih sangat mengantuk, aku mengabaikan ucapan mama.
Tiba-tiba aku merasa kaget karena mama menyiramku menggunakan air satu gayung. Bayangkan kawan-kawan. SATU GAYUNG.
"Mama mah, kenapa siram Athi pake air sih kan kaget jadinya." aku mengusap wajahku dan rambutku yang basah.
"Lagian sih, kamu dari tadi mama bangunin gak bangun-bangun nanti kalo telat gimana. Sana cepetan mandi udah jam 6.15 nanti telat," jawab mama gemas sambil mendorongku masuk ke kamar mandi.
"Ya ampun, udah jam 6.15 mama kenapa gak bilang, Athi kan beneran telat kalo gini."
"Kok malah nyalahin mama, yang susah dibangunin siapa?" tanya mama sambil melototkan matanya ke arahku.
Aku tidak sempat mandi, hanya gosok gigi dan cuci muka. Yang terpenting jangan lupa pakai parfum yang banyak hehe. Setelah selesai berganti pakaian aku segera turun ke bawah dan mengajak papa untuk segera berangkat.
"Sarapan dulu Athi," jawab papa dengan santainya.
"Aduh papa, Athi udah telat, ayo berangkat pa, nanti gerbang sekolahnya keburu ditutup."
Aku segera mencium tangan mama dan menarik papa. Sedangkan mama yang melihat hanya menggelengkan kepala karena tingkahku.
"Papa cepet dong, Athi bener-bener udah telat." kataku gusar kepada papa. Papa menyalahkanku yang susah bangun. Tapi memang salahku sih karena tidak bangun-bagun.
Saat sampai di depan gerbang, benar dugaanku gerbang sudah ditutup dan siswa yang telat digiring menuju lapangan. aku sangat terkejut saat ternyata yang terlambat hanya aku dan Tama. Kenapa dari ribuan siswa di sekolah ini, hari ini yang telat hanya aku dan Tama. Aku tidak sengaja bertatapan mata dengannya dan dia menyunggingkan senyum liciknya yang membuatku bergidik ngeri.
"Karena kalian berdua telat maka Ibu akan memberikan kalian hukuman membersihkan toilet lantai 1, 2, dan 3."
"Tapi Bu... " aku mencoba menawar, tapi kalimatku lebih dulu dipotong oleh Bu Rika.
"Tidak ada tapi-tapian, kalau tidak mau di hukum jangan telat."
"Baik bu" aku tertunduk lesu mendengar jawaban Bu Rika.
Aku melangkah menuju toilet untuk segera memulai hukumanku. Saat aku masuk toilet cewe, Tama juga ikut-ikut masuk ke toilet.
"Lo ngapain di sini?" tanyaku dengan garang.
"Ya mau selesaiin hukuman gue lah, mau ngapain lagi coba," jawabnya menatapku dengan senyum liciknya.
"Lo kan cowo, berarti lo bersihin toilet cowo ngapain lo ke toilet cewe. Jangan-jangan lo cari kesempatan dalam kesempitan ya sama gue?" tuduhku dengan menyipitkan mata.
"Eh PD banget hidup lo, siapa juga yang mau sama cewe kaya lo, lagian tadi Bu Rika gak bilang gue harus bersihin toilet cowo." ih benar-benar ya jawabannya bikin aku kesal banget.
"Eh inget ya, kemaren lo belom minta maaf sama gue dan berani-beraninya ngelawan gue. Minta maaf sekarang atau ancaman gue yang kemaren benar-benar berlaku," ucap Tama dengan wajah datarnya.
"Ogah" jawabku seperlunya. Lagi pula dia yang menabrakku, kenapa jadi aku yang minta maaf, apa karena dia most wanted boy di sekolah ini jadi sok berkuasa. Masa bodoh lah, tidak perduli juga aku.
Aku segera menyikat lantai kamar mandi sampai bersih. Tapi, hanya aku saja yang membersihkan kamar mandi, sedangkan Tama hanya duduk di pojok toilet.
Aku tidak tahu ini hanya perasaanku saja atau memang benar. Aku merasa dari tadi Tama memperhatikanku. Aku merasa risih dan tidak nyaman. Akhirnya aku memberanikan diri melihat ke arah Tama.
"E...elo ng...ngapain liatin gue?" tanyaku dengan gugup. Bukannya menjawab Tama berdiri dan melangkahkan kakinya ke arahku. Tama berjongkok di depanku dengan tetap menatapku.
Ya... Tuhan kenapa aku gemetar begini.
"E...elo ma...mau ngapain?" tanyaku dengan suara bergetar. Tama memajukan wajahnya ke arahku, dan reflek aku memundurkan kepala. Aku bisa melihat manik matanya yang hitam pekat. Tama semakin memajukan kepalanya ke arahku tapi aku sudah tidak bisa memundurkan kepala, karena tubuhku sudah tertempel di tembok.
10 menit berlalu.
Aku merasa jantunggu memompa dengan ritme yang super cepat.
Tiba-tiba....
"Ada belek di mata lo"
Hah?
Aku terbengong mendengar perkataan Tama.
Kenapa aku bisa se-PD ini mengira bahwa dia akan melakukan hal yang aneh padaku. Dan jugaa, meskipun tidak mandi, aku sudah cuci muka. Aku yakin mukaku sekarang sudah seperti kepiting rebus. Ya ampun, aku malu banget. Malu. Aku malu. Mamaaaa Athi maluuuu banget.
"DASAR COWO SIALANNNN!!!" aku berteriak kesal dan segera berlari keluar toilet. Aku mendengar suara tawa Tama yang terbahak-bahak. Ya ampun aku malu banget. Aku berlari menuju toilet lantai 2 untuk membasuh wajahku.
Kenapa aku hari ini sial banget sih, udah telat, disuruh bersihin toilet, dipermaluin sama cowo sialan lagi. Ah kesel bangett.
Setelah selesai membasuh wajah, aku mengambil tas dan segera menuju kelas. Masa bodoh dengan toilet lantai 2 dan 3 yang belum aku bersihkan. Untungnya jam pelajaran ini gurunya tidak masuk jadi aku tidak akan tertinggal pelajaran. Aku berjalan masuk kelas dengan menghentakkan kakiku dan duduk di kursi.
"Kenapa cemberut lo Ziy?" tanya Lintang dengan wajah penasaran. Sebenarnya aku ingin menceritakan kejadian tadi, tapi aku urangkan niatku karena takut jika mulut cempreng Lintang menertawakan aku. Akhirnya aku hanya menggelengkan kepala.
"Serius ini gue tanya" Lagi-lagi aku hanya menggeleng.
"Udah diem, gue lagi bete. Gue mau tidur, bangunin gue kalo ada guru" Lintang hanya menganggukkan kepala sebagai jawaban, mungkin dia merasa takut jika membuatku semakin bete dan berniat menerkamnya.
****
Hai... Readers.
Ini part spesial lebaran ya.
Selamat Hari Raya Idhul Fitri semuanya. Maafin aku kalo punya salah ya.
Tetap jaga kesehatan ya tetap #stayathome.
Share cerita ini ke teman/keluarga/pacar juga boleh (kalo punya) hehe.
Follow wp @Penarasaa dan ig @_PenarasaaKasih aku saran ya.
Terimakasihhh...
Salam:
Penarasaa 🌹🌹24 May 2020
![](https://img.wattpad.com/cover/225897293-288-k73144.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
My Strange Enemy
Fiksi RemajaZiya Athisya cewek dengan kehidupan biasa saja. Ia berharap masa SMA nya normal. Tetapi harapan tinggalah harapan. Semua kehidupan SMA Ziya berubah karena masalah kecil. Tama Adelard The Most Wanted Boy di SMA Tunas Bangsa tak menyangka jika ada seo...