[ T A M A P O V ]
Jam menunjukkan pukul 05.30 pagi. Aku terbangun dari tidur, dengan selimut yang melapisi tubuhku di sofa. Aku ingat kemarin mengajak cewek preman itu ke sini.
"Terus dia pulang naik apa?" Malas berfikir, aku mengedikan bahu sebagai jawaban pertanyaanku sendiri.
Kuregangkan otot-otot tubuh dan berjalan menuju dapur untuk mengambil air. "Tunggu, kok gue ngerasa ada yang aneh ya," kuingat-ingat lagi apa yang aneh pagi ini.
"Gak ada ah, perasaan gue aja kali," aku pun kembali melanjutkan niat awalku mengambil air dan meminumnya.
Berjalan ke kamar mandi dan segera bersiap-siap ke sekolah. Tak butuh waktu lama seragam sekolah dan jaket baseball navy sudah melekat di tubuhku.
"Tapi, gue rasa beneran ada yang aneh," mencoba berfikir sekali lagi dan tetap tidak menemukan jawabannya. Kuputar kepala ke sekeliling apartmen untuk mencari apa yang aneh. Dan benar saja...
"Ini apartmen gue?" Tanyaku bingung sendiri.
"Masa apartmen gue sebersih ini?" Pasalnya sampah bekas makanan yang kemarin berserakan di lantai sudah hilang, begitupun dengan baju kotor dan noda minuman yang tumpah.
"Siapa yang bersihin? Apa pas gue lagi tidur kesambet jin kebersihan? Gila aja."
"Eh kemaren kan gue bawa Ziya ke sini. Apa mungkin dia yang bersihin? Masa dia mau bersihin apartmen gue yang kaya kapal pecah,"
"Gak tau lah."
Kuambil kunci motor dan HP di meja samping sofa. Saat mengangkat HP, aku melihat kertas tergeletak di sana. Kuambil kertas itu dan membaca tulisan di atasnya.
Terimakasih potongan rambutnya :)
Ziya.
Tanpa sadar, aku mengangkat kedua sudut bibirku, membuat lengkungan bulan sabit disana. Cukup lama aku memperhatikan tulisan itu. Singkat, tapi menimbulkan rasa yang aneh saat aku membacanya.
Cewek preman kaya dia ternyata bisa manis juga. Batinku dengan senyum yang tidak luntur.
Setelah puas melihat tulisan itu, aku melanjutkan langkah menuju sekolah dan meletakan kertas itu di saku jaketku. Jam sudah menunjukkan pukul 07.15.
Telat? Sudah biasa.
****
[ Z I Y A P O V ]
Aku sudah rapi dengan seragam sekolah dan rambut baruku. Inilah alasan kenapa daritadi aku masih diam di kamar. Rambut baruku. Aku sedang memikirkan alasan yang akan kukatakan kepada mama dan papa saat melihat rambut panjangku berubah menjadi rambut sebahu.
Kemarin saat pulang, rumah sudah dalam keadaan gelap dan aku tidak melihat keberadaan mama dan papa. Aku bisa masuk ke kamar dengan aman. Tapi, pagi ini aku tidak mungkin bisa menghindar. Karena sudah pasti di meja makan mama dan papa sedang menungguku untuk sarapan.
Gimana kalau gue bilang kemarin gue lagi jalan dan mampir ke salon? Coba dulu lah, semoga berhasil.
Kuambil tas di atas meja belajar dan memakainya di pundak. Kulihat cermin sekali lagi, rambut kukuncir setengah dengan poni yang menghiasi dahiku. Aku suka dengan rambut baruku ini. Dan tentu saja, aku masih tidak percaya kalau rambut ini adalah hasil karya Tama.
Kuturuni tangga dengan perlahan. Mama sedang menyiapkan sarapan seperti biasa. Tapi, aku belum melihat papa membaca koran di meja makan. Saat sampai di anak tangga terkahir, mama belum juga menyadari kehadiranku.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Strange Enemy
Teen FictionZiya Athisya cewek dengan kehidupan biasa saja. Ia berharap masa SMA nya normal. Tetapi harapan tinggalah harapan. Semua kehidupan SMA Ziya berubah karena masalah kecil. Tama Adelard The Most Wanted Boy di SMA Tunas Bangsa tak menyangka jika ada seo...