Terimakasih mau baca, komen dan vote!
Happy reading...
Hari Senin, hari identik dengan hari yang penuh dengan kerepotan. Bagaimana tidak? Hari Senin siswa atau siswi harus berangkat ke sekolah lebih awal karena ada kegiatan rutin yaitu "upacara bendera". Begitu juga dengan Alvariel, Ia harus cepat cepat pergi ke sekolah. Sebab Alvariel bangun kesiangan akibat memikirkan Ayla. Bukan, Ia memikirkan apakah Ayla akan membeberkan apa yang ia ceritakan kemarin.
Alvariel takut kalau Ayla menceritakan tentang apa yang ia ucapkan kemarin. Entah mengapa mulutnya dengan gampang menceritakan tentang masa lalunya. Bukannya Alvariel tidak percaya, tapi kenapa kok tiba tiba mulutnya berbicara seperti itu. Apalagi setelah menceritakan 'itu' reaksi Ayla hanya diam.
Memikirkan kejadian kemarin membuat Alvariel bingung, kesal, marah semua bercampur menjadi satu.
Bingung karena kenapa kok Ia berani bercerita tentang masa lalunya.
Kesal karena reaksi Ayla setelah ia bercerita hanya diam. Bukannya menjawab atau kasih solusi, Ayla malah diam.
Marah karena pikirannya tertuju pada mulutnya yang tiba tiba menyebut Ayla adalah kekasihnya.
Flashback on
Alvariel dan Ayla pulang dengan keheningan yang tercipta. Hanya terdengar riuh kendaraan yang berlalu lalang. Hingga akhirnya motor Alvariel berhenti di sebuah cafe yang letaknya dekat dengan Apartemen Alvariel. Tadi diperjalanan pulang mereka berhenti di sebuah masjid untuk melaksanakan shalat.
"Turun" Perintah Alvariel.
"Ngapain?" Tanya Ayla dengan wajah datar dan polosnya.
Alvariel menghela nafas berat.
"Lo tau ini tempat apa?" Tanya Alvariel.
Ayla menggeleng tapi ia mulutnya menjawab. "Makan"
Alvariel menggigit bibir dalamnya karena berusaha menahan senyum. Alvariel merasa gemas dengan gadis didepannya itu. Sejak kejadian di rooftop Alvariel merasa ada sebuah kehangatan yang menyusup di dalam dadanya.
"Kamu kalau mau ketawa ya ketawa saja. Nggak perlu ditahan gitu" Ucap Ayla dengan nada dingin.
Alvariel tergelak dengan nada Ayla. Ia berpikir Ayla mempunyai dissociative identity disorder, kepribadian ganda.
"Lo punya kepribadian ganda ya? Dua gitu dalam satu orang?" Tanya Alvariel.
"Gak. Saya gak punya kepribadian ganda" Jawab Ayla.
"Alhamdulillah" Jawab Alvariel.
Kemudian Ayla mendekatkan badannya seraya berkata "Tapi saya punya tiga"
Wajah Alvariel langsung pucat. Matanya memandang kiri-kanan. Tidak ada orang-orang karena Alvariel dan Ayla berada di parkiran.
Ayla masih melihat Alvariel. Matanya memandang tajam kearah Alvariel. Kayak ada perasaan puas setelah menceritakan rahasianya kepada Alvariel.
Sementara Alvariel memandang Ayla dengan rasa cemas. Ayla senyum lebar, ngrespons terhadap keheningan yang tidak mengenakkan ini.
Alvariel memutar otak untuk mencari cara. Senjata ya senjata pikir Alvariel.
Kemudian Ia melihat ke arah bawah dan Ia melihat sebuah ranting. Paling tidak Alvariel bisa menodong kayu tersebut kearah Ayla.Pokoknya kalau Ayla deketin gue, gue harus teriak 'Mundur Lo, Gue punya kayu! Mundur!' Batin Alvariel.
Otak Alvariel memberi sinyal Lo gak bisa diem terus, bego. Ya, Alvariel masih punya masa depan untuk ia gapai.
KAMU SEDANG MEMBACA
𝐂𝐨𝐨𝐥 𝐁𝐨𝐲 & 𝐂𝐨𝐨𝐥 𝐆𝐢𝐫𝐥
Teen FictionFollow dulu sebelum baca🖤 Disaat semua cewek berusaha menjadi pacar dari 𝙰𝚕𝚟𝚊𝚛𝚒𝚎𝚕 𝙶𝚒𝚘v𝚊𝚗𝚘 𝙵𝚎𝚛𝚗𝚊𝚗𝚍𝚘 yang notabenenya '𝚃𝚑𝚎 𝚖𝚘𝚜𝚝 𝚆𝚊𝚗𝚝𝚎𝚍 𝙱𝚘𝚢' sekaligus anak dan cucu dari pemilik yayasan 𝚂𝙼𝙰 𝙵𝙴𝚁𝙽𝙰𝙽𝙳𝙾. Ta...