Happy reading 🖤
Pagi ini memang tidak cerah. Matahari menyembul sedikit, terlihat malu-malu untuk muncul. Tetesan air hujan bergelayut manja di bawah dedaunan, seakan enggan untuk jatuh.
Ah, rasanya Rabu pagi ini begitu sejuk. Sekolah libur, Ayla pengen cepat-cepat mandi dan melakukan rutinitas liburnya dengan menggunakan masker wajah.
Selesainya menggunakan masker Ayla turun kebawah. Keadaan rumah sepi, jam menunjukkan angka delapan pagi. Ayla sangat bahagia. Karena merasa bahwa ini yang namanya kenyamanan.
Sepi adalah teman Ayla sejak kejadian itu. Terkadang dia sedih, kenapa dia belum bisa melepaskan kesedihan yang menyelimuti seluruh hatinya.
Tapi, sejak ia memutuskan tinggal di Jakarta, bersama orangtuanya. Ia berjanji akan membuka lembaran baru. Dan selalu mengenang lembaran lama. Ia mencoba mengambil hikmah atas kejadian masa lalunya.
Membuka lembaran baru bukan hal yang mudah untuk semua orang, termasuk Ayla. Ayla sudah berfikir matang bahwa membuka lembaran baru itu pasti ada hal-hal yang belum ia ketahui kedepannya.
Seperti kemarin, ia bahkan sudah dibuli. Ayla diam karena Ayla perlu beradaptasi dengan lingkungan sekolahnya. Saat ia tahu bagaimana keadaan lingkungan tersebut, Ayla akan berhati-hati. Ayla akan menjaga jarak dengan orang-orang yang terdaftar di list Syasa. Termasuk Alvariel.
Drtt
Drtt
DrttGhozy ia caling...
Kemudian Ayla menekan tombol hijau untuk mengangkat telepon dari Ghozy.
"Assalamualaikum" Tanya Ghozy di ujung sana terlihat nada bicaranya sedikit bergetar.
"Waalaikumsalam, ada apa? Kamu baik-baik kan?" Tanya Ayla.
Tak ada respon dari Ghozy. Ayla hanya mendengar suara hujan dan suara isakan di sebrang sana.
"Ozhy? Apa kamu baik-baik saja?" Tanya Ayla lagi.
Ayla sedikit khawatir karena tidak ada respon sama sekali. Suara tangis serta hujan saling bersautan dari ujung sana.
Kemudian Ayla beralih ke video call. Satu menit belum di terima. Kemudian muncullah Ghozy yang sedang menangis yang Ayla rasa Ghozy sudah mengetahui sebenarnya.
"Zhy, are you okey?" Tanya Ayla sekali lagi dengan melambaikan tangannya.
"I'm stupid" Jawab Ghozy dengan suara tercekat.
"Why?" Tanya Ayla dengan dahi berkerut samar.
"Sekarang aku ngerti alasan kamu bersikap dingin sama aku" Jawab Ghozy.
"Gak usah gr kamu. Aku bersikap gini juga ke semua orang" Kata Ayla dengan terkekeh.
"Iya, kamu bersikap gini karena ulahku kan?" Tanya Ghozy dengan parau dan terlihat kedinginan, sebab Ghozy kehujanan.
Ayla tak menjawab.
"Zhy, kamu keluar aja dulu dari situ. Nanti kamu cari tempat teduh. Kamu pucat itu, masuk angin nanti" Kata Ayla mengalihkan pembicaraan.
"Ay, aku gak papa. Kamu gak usah khawatirin aku. Dan gak usah mengalihkan pembicaraan. Aku cuma mau menebus kesalahanku. Apa itu salah?" Kata Ghozy.
"Nggak salah sih. Tapi cara kamu itu yang salah" Cemooh Ayla.
"Menebus kesalahan kepada orang yang sudah meninggal itu, bukan kayak caramu. Dengan hujan-hujanan terus minta maaf berkali-kali itu salah. Memang kamu denger dia maafin kamu atau nggak. Nggak kan?" Kata Ayla.
KAMU SEDANG MEMBACA
𝐂𝐨𝐨𝐥 𝐁𝐨𝐲 & 𝐂𝐨𝐨𝐥 𝐆𝐢𝐫𝐥
Teen FictionFollow dulu sebelum baca🖤 Disaat semua cewek berusaha menjadi pacar dari 𝙰𝚕𝚟𝚊𝚛𝚒𝚎𝚕 𝙶𝚒𝚘v𝚊𝚗𝚘 𝙵𝚎𝚛𝚗𝚊𝚗𝚍𝚘 yang notabenenya '𝚃𝚑𝚎 𝚖𝚘𝚜𝚝 𝚆𝚊𝚗𝚝𝚎𝚍 𝙱𝚘𝚢' sekaligus anak dan cucu dari pemilik yayasan 𝚂𝙼𝙰 𝙵𝙴𝚁𝙽𝙰𝙽𝙳𝙾. Ta...