06

59.4K 3.4K 16
                                    


Happy reading...

Bel istirahat berbunyi, semua siswa dan siswi berhamburan pergi keluar kelas, ada yang pergi ke kantin, ke perpustakaan ada juga ke lapangan basket.

Ayla memenuhi janjinya dengan Syasa, mereka sekarang berada di meja kantin.

"Lo pesan apa biar gue pesenin," Kata Syasa.

"Jus jeruk sama siomay," Ucap Ayla.

"Oke tunggu 5 menit oke," Ucap Syasa. Ayla hanya mengangguk dan memberi uang lima puluh ribu ke Syasa.

Lima menit berlalu, pesanan mereka datang diantar oleh Mang Ucok pemilik dagangan yang mereka pesan.

"Hallo neng neng geulis sapada. Nih, pesanannya udah dateng. Siapa nih neng Syasa kok Mang Ucok ndak weruh. Best friend nya ya neng?" Tanya Mang Ucok dengan tingkah kelucuan nya.

"Iya, Kenalin Mang ini Ayla temen baru Syasa. Cantik kan Mang kaya Syasa?" Ucap Syasa dengan nada bercandanya.

Apa kata Syasa teman baru, nggak Ayla sangat sangat membenci apa arti teman. Bahkan selama kejadian empat tahun lalu ia sama sekali tak pernah punya teman

"Iya neng Ayla uayu tenan, anak baru neng?" Ucap Mang Ucok.

"Iya," Jawab Ayla dengan senyum tipis.

"Yaudah Mang Ucok mau ke sana lagi banyak yang beli," Kata Mang Ucok sambil menunjuk ke arah dagangannya.

"Terima kasih," Ucap Ayla yang dibalas senyum oleh Mang Ucok.

Mereka makan dengan khidmat.

Tiba tiba suara riuh terdengar karena dari arah pintu kantin, karena terdapat Alvariel dengan kawan kawannya.

"Halo Ayla" Sapa Gavin.

"Ngapain sih lo disini sana pergi deh. Ganggu orang makan aja," Bukan, bukan Ayla yang menjawab melainkan Syasa.

"Gue sapa Ayla kok lo yang nyolot sih. Masih nggak terima atau marah lo gue putusin," jawab Gavin santai.

Syasa hanya bungkam dan tak bisa menjawab. Karena ucapan Gavin memang benar adanya.

"Kenapa diem enggak bisa jawab," Sindir Gevan kepada Syasa. Yang di sindir menatap Gavin dengan raut terluka.

Belum sempat Syasa jawab, Alvariel telah memotong terlebih dahulu dengan bertanya kepada Ayla. Jadi ia mengurungkan perkataannya.

"Boleh duduk sini," Ucap Alvariel ke Ayla. Karena semua meja penuh.

"Boleh" Jawab Ayla.

"Sya saya duluan. Ceritanya nanti," Ucap Alya dengan wajah datar ke arah Syasa.

"I-iya gue ikut lo deh," Jawab Syasa.

Setelah kepergian Ayla dan Syasa, Raka menyalahkan Gavin .

"Lo tuh Vin, Ayla pergi kan. Kalau lo gak ribut sama mantan lo itu mungkin Ayla nggak akan pergi," Ucap Raka menyalahkan Gavin.

"Kok lo nyalain gue sih," Sungut Gavin tak mau disalahkan.

"Ya karna lo itu ribut mulu kalo ketemu Syasa, ya jadi Ayla pergi kan," ucap Raka tetap menyalahkan Gavin.

"Ya, gimana lagi, Resiko orang ganteng mah kagak usah diragukan. Karena tuh nenek lampir masih cinta ama gue," Kata Gevan percaya diri.

"Alah, mantan aja sok sok an," Gerutu Raka.

"Dari pada lo masih aja berharap sama Disya Deitala, udah tahu Disya itu suka sama Ghozy Anggara. Makanya move on dong," Kata Gevan meledek.

"Kata siapa gue udah move on kalik. Tapi gue masih trauma aja," Sungut Raka tak terima di kata belum bisa move on.

𝐂𝐨𝐨𝐥 𝐁𝐨𝐲 & 𝐂𝐨𝐨𝐥 𝐆𝐢𝐫𝐥Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang