Semenjak kemarin Ayla jarang sekali keluar rumah. Arya mengerti adiknya pasti sedih karena Raka pergi Amerika sore tadi. Sebenarnya Arya pengin sekali menghabiskan waktunya bersama Ayla mengingat bahwa dirinya akan pergi ke London untuk menempuh pendidikan.
Belum lagi kabar bahwa Raka dan Ayla yang baru saja putus. Mungkin ini alasan Ayla tak mau beranjak dari ranjangnya. Arya sebenarnya ingin sekali menunda keberangkatan Raka tadi. Tapi mungkin pria itu hanya ingin menjaga jarak dengan adiknya.
Arya baru tahu kalau selama ini Raka lah yang menjadi pacar Ayla. Arya pikir Alvariel mengingat Alvariel gencar mendekati Ayla. Tapi, Alvariel kemarin waktu Prom night memberikan sebuah undangan bukan Alvariel yang memberikan melainkan Angel, calon tunangan Alvariel.
Arya sebenarnya tidak setuju Alvariel akan bertunangan dengan Angel. Bukankah Alvariel suka Ayla tapi mengapa Alvariel mau bertunangan dengan Angel?
Arya juga sudah meminta maaf kepada Raka karena Ayla Raka merasakan patah hati. Sebenarnya Arya kecewa kepada Ayla. Kenapa Ayla harus melampiaskan semua kepada Raka. Dan syukurnya Raka memaafkan Ayla. Katanya ini hanya sebuah takdir yang sudah ditulis. Lagi pula Raka dan Ayla tidak pernah bisa bersatu. Arya juga tak habis pikir kenapa Papanya mengijinkan Raka menjadi kekasih Ayla. Bukannya papanya tahu kalau Ayla tak mungkin bisa bersatu?
Raka juga bilang bahwa mereka memang berbeda keyakinan. Dan Raka masih sempat-sempatnya bergurau. Katanya ia dan Ayla beda keyakinan. Bukan cuma agama tapi, Raka yakin tapi Ayla tidak. Raka berkali-kali meminta maaf atas ulah Ayla. Arya juga meminta maaf karena Ayla tak bisa mengantar Raka karena sedari pulang dari sekolah adiknya itu menutup pintu.
Raka maklum, mungkin Ayla kecapekan. Mengingat tadi adalah wisuda. Lagian tadi di sekolah Ayla juga sempat bertemu. Hanya sekedar ngobrol biasa. Dan meminta maaf karena Ayla tak bisa mengantar Raka dan Mama Raka ke Bandara. Raka sebenarnya kecewa karena Ayla tidak bisa mengantarnya ke Bandara. Tapi Raka cukup sadar diri karena ia dan Ayla sudah tidak memiliki hubungan apapun. Bukankah Raka yang memang yang melepaskan Ayla?
Raka kecewa saat Alvariel juga tak bisa mengantarkan ia ke Bandara. Katanya saat di sekolah dia sibuk dengan acara besok. Raka juga memaklumi. Raka juga bilang bahwa jika nanti kita beda negara kita harus saling komunikasi. Raka sudah mengingatkan Alvariel kalau Alvariel tidak usah melanjutkan acara pertunangan. Tapi Alvariel menolak mentah-mentah ide Raka. Katanya Alvariel ingin membahagiakan Mamanya. Mereka juga sudah saling memaafkan.
Raka senang karena Gevan sudah balikan kepada Syasa. Ternyata mereka salah paham. Tapi tak sepenuhnya salah. Karena Syasa menikah dengan teman ayahnya karena orang tuanya tak bisa membayar hutang tapi sekarang sudah bercerai karena orang tersebut sudah memiliki istri. Syasa meninggalkan Geva. Tapi Raka juga tak habis pikir dengan cara berpacaran mereka dulu. Gevan laki-laki brengsek yang pernah ia temui. Tapi syukurnya Gevan mengakui perbuatan bejatnya. Gevan juga sempat ingin datang melamar Syasa tapi Syasa memutuskan Gevan dengan dalih kalau Gevan selingkuh. Tapi kenyataannya adalah saat itu bukanlah selingkuhan Gevan tapi adik Gevan yang tinggal di Jogjakarta.
***
Ayla dikamar hanya termenung sendirian. Ia kecewa terhadap dirinya. Tak seharusnya Raka pergi ke Amerika, Ayla tau Raka sudah memikirkan ini dari jauh hari. Kalau seperti ini Ayla juga bisa pergi sejauh mungkin agar Raka bisa menghindar darinya.
Ayla juga sedih, karena Alvariel akan bertunangan. Orang-orang yang membuatnya nyaman sedikit demi sedikit akan pergi. Tapi Ayla bersyukur orang tuanya akan terus menemani dirinya. Meski dalam waktu seminggu mereka harus mengantar Arya ke tempat tinggal barunya.
Ayla tak menyangka kalau Arya juga harus pergi meninggalkan dirinya. Ayla kira saat masih kecil dulu Arya hanya bercanda m nyatakan kalau cita-citanya ingin kuliah di luar negeri.
Ayla menatap penampilan dirinya di cermin. Sungguh mengenaskan sekali penampilannya. Rambut acak-acakan. Mata sembab. Hidung merah dan terdapat lendir yang selalu di sedot saat akan keluar. Ihh menjijikkan.
Ayla harus bangkit. Tak seharusnya ia terus seperti ini. Ayla tidak mau menjadi Ayla dulu. Ayla akan mulai membuka lembaran baru dengan orang-orang di sekitarnya. Ayla harus mencoba bersosialisasi dengan lingkungan sekitar.
Jika nanti ia kuliah, tak mungkin kan ia tak punya teman. Ia harus menjadi dewasa. Ia harus meraih cita-citanya menjadi seorang dokter. Ayla sejak kecil ingin sekali menjadi dokter. Katanya dulu nanti kalau Aya jadi dokter Aya bisa obatin Kak Arya kalau sakit. Sungguh mulia cita-citanya.
Setelah mandi Ayla keluar dari kamarnya. Ia mencari orang tuanya dan Arya. Ternyata mereka sedang berada di ruang tengah.
Saat tau Ayla keluar rumah Arya tak henti hentinya tersenyum lebar.
"Aya, sini duduk sama kakak" Kata Arya saat Ayla turun dari tangga.
Ayla menghampiri Arya dan duduk di tengah-tengah Andhika dan Arya.
Arya merentangkan tangannya kearah Ayla tapi Ayla memeluk Adhika erat.
Adhika tersenyum. Adhika membalas pelukan Ayla dan membelai rambut Ayla yang setengah basah itu. Adhika terkekeh melihat putra sulungnya yang cemberut.
"Adek lapar nggak?" Tanya Adhika lembut.
Ayla menggeleng pelan.
"Makan dong, Ay. Dari siang perut kamu kosong" Kata Arya.
Ayla menggeleng.
"Kenapa?" Tanya Adhika saat merasakan bahu Ayla bergetar.
"Papa disini aja. Aya nggak mau ditinggal" Kata Ayla.
Sebenarnya Adhika tau Ayla tak mempermasalahkan hal ini. Tapi Ayla butuh teman.
"Nggak bisa, Sayang. Nanti Ayla di temani Tante Indah ya? Kamu tau nggak Tante Indah hamil loh. Ayla bakal punya sepupu" Kata Adhika.
"Tapi Aya maunya sama Papa" Rajuk Ayla.
Adhika tak membalas ucapan Ayla.
"Makan malam sudah siap. Ayo makan. Arya kamu panggil adikmu. Dari tadi Mama kesana nggak di bukain pintu" Teriak Dhita.
"Mama gimana sih, Pa. Mama nggak liat apa kalau Aya sudah disini" Kesal Arya.
"Mama kan lewat tangga belakang, Kak" Jawab Ayla.
"Iya deh terserah. Pa besok Mama sama Papa libur kerja ya? Besok kita bakal piknik di belakang rumah" Kata Arya.
Adhika tampak berpikir.
"Boleh"
Mendengar itu Ayla dan Arya saling berpelukan. Adhika tersenyum simpul.
"Arya dari tadi Mama nyuruh kamu kamu masih disitu" Kata Dhita.
"Ma, mama gak liat kalau adek disini?" Tanya Arya.
"Tau. Tapi kan tadi Mama sudah bilang kalau makan malam sudah siap" Kata Dhita.
"Aya, sini mama mau peluk kamu" Kata Dhita.
Ayla langsung berjalan mendekati Dhita.
"Kangen" Ucap Ayla.
"Sama. Mama juga kangen kamu. Ya sudah kalian cepet ke dapur" Perintah Dhita.
Kemudian mereka menuju dapur untuk makan.
Tbc.
KAMU SEDANG MEMBACA
𝐂𝐨𝐨𝐥 𝐁𝐨𝐲 & 𝐂𝐨𝐨𝐥 𝐆𝐢𝐫𝐥
Teen FictionFollow dulu sebelum baca🖤 Disaat semua cewek berusaha menjadi pacar dari 𝙰𝚕𝚟𝚊𝚛𝚒𝚎𝚕 𝙶𝚒𝚘v𝚊𝚗𝚘 𝙵𝚎𝚛𝚗𝚊𝚗𝚍𝚘 yang notabenenya '𝚃𝚑𝚎 𝚖𝚘𝚜𝚝 𝚆𝚊𝚗𝚝𝚎𝚍 𝙱𝚘𝚢' sekaligus anak dan cucu dari pemilik yayasan 𝚂𝙼𝙰 𝙵𝙴𝚁𝙽𝙰𝙽𝙳𝙾. Ta...