42

15.3K 883 27
                                    

Malam harinya, Alvariel dan Ayla langsung mengadakan acara resepsi pernikahan mereka di belakang rumah milik keluarga Alvariel yang.

Kali ini Ayla mengenakan gaun putih yang terlihat sangat serasi dengan baju dan balutan kemeja yang Alvariel pakai. Dari acara dimulai mereka berdua sama sekali belum menyentuh kursi yang berada dibelakangnya. Mereka berdua sibuk menerima jabatan tangan dan mengucap terimakasih kepada tamu undangan, tak lupa para tamu juga mengajak berfoto.
Mau tak mau mereka melakukannya, karena sedari tadi Rina dan Dhita sibuk mengawasi pergerakan keduanya.

Alvariel menghela nafas lega sesaat karena para tamu sudah mulai renggang. Sepertinya, undangan para orang tuanya yang ada ribuan itu. "Capek ya?" Tanya Alvariel dengan memegang pundak Ayla.

Ayla mengangguk, "Kaki Saya pegal, terus nggak bisa digerakkan."

Alvariel menatap Ayla tak terima, "Ay, kita kan udah jadi suami-istri? Bisa nggak nggak usah pakai Saya-Kamu?"

Ayla menatap Alvariel, "Harus banget ya?"

"Bukannya memanggil kamu dengan sebutan Mas sudah cukup ya?" Tanya Ayla seraya menaikkan sebelah alisnya.

"Kenapa kita harus mendebatkan panggilan? Kamu cukup menurut perintah suamimu ini, Ayla" Kata Alvariel dengan membantu Ayla duduk dengan pelan-pelan.

Bibir Ayla meringis tak kala kakinya tak sengaja tertekuk. "Sakit banget?"

"Makanya kalau dibilangin suami itu nurut? Biar Mas aja tadi yang Nerima tamu. Kamu cukup duduk? Apalagi kamu pakai sepatu yang kayak kurang bahan gitu" Jawab Alvariel.

"Kurang bahan bagaimana ya? Persepsi dari mana itu?" Tanya Ayla.

"Ya abis sepatu kok tingginya kayak gitu, belum lagi tengahnya bolong. Emang kaki kamu nggak sakit ya?" Tanya Alvariel.

"Bukannya tadi Saya udah bilang sakit ya?"
Alvariel hanya menatap Ayla dalam.

"Ay? Begitu berat ya ganti saya pakai aku gitu? Kamu aja sama Raka yang dulunya pacar aja pakai Aku-Kamu? Sama Mas kenapa nggak bisa?" Tanya Alvariel.

Bukankah tadi Alvariel yang bilang? Kalau tak usah mendebatkan masalah panggilan? Mengapa sekarang ia malah menyangkut pautkan Raka?

Ngomongin Raka, Ayla jadi teringat dari sebulan setelah Angel ditangkap Raka tak pernah menghubunginya. Ayla jadi pengen tahu bagaimana keadaan Mama Raka?

Kenapa Raka tak menghubunginya? Apakah Raka marah sama dia? Atau apa? Bahkan sekarang ia sudah menjadi istri dari Alvariel? Apakah Raka tau kalau dia sudah menikah? Atau Raka sudah bisa move-on darinya?

"Apa yang ada di otak cantikmu Ay?" Tanya Alvariel.

Ayla menunduk menatap Alvariel yang sudah selesai memijat kakinya.

"Mas? Raka masih menghubungi Mas lagi nggak?" Tanya Ayla.

Alvariel yang tadinya jongkok pun berdiri. Ayla dapat melihat jika Alvariel menatapnya dengan tatapan tajam. Nafasnya terdengar bergemuruh. Rahangnya mengeras dan itu benar-benar mengerikan. Ayla tak pernah mendapat tatapan yang seperti ini dari seorang Alvariel. Tatapan ini seakan menusuk hatinya, iya hatinya berdenyut nyeri melihat tatapan Alvariel yang seperti itu?

Apakah ia salah bicara?

Alvariel jalan mendekat kearahnya kemudian Alvariel memeluk Ayla erat seakan tak mau jika Ayla harus pergi darinya.

"Biarkan seperti ini, Sayang. Dengan pelukan ini amarah dan emosi mas akan cepat luntur" Kata Alvariel saat menyadari gerakan Ayla yang tak nyaman.

Mata Ayla bersiborok dengan mata Syasa. Syasa menggerlingkan matanya seakan menggoda Ayla. "Mas, lepas ya?" Kata Ayla.

Alvariel berpikir sejenak kemudian mengangguk dan berkata "Oke tapi lanjut dikamar ya?"

𝐂𝐨𝐨𝐥 𝐁𝐨𝐲 & 𝐂𝐨𝐨𝐥 𝐆𝐢𝐫𝐥Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang