49

18K 854 264
                                    

Teman-teman Author mau tanya...
Kira-kira kalau cerita ini di bukukan ada yang minat nggak?

Nanti Author bakal bikin ceritanya di buku lebih menarik...

2 Maret 2020

Alvariel menatap Nata yang masih tertidur  dengan tersenyum, anaknya sudah bisa merangkak. Dua bulan lagi genap satu tahun. Ia terkadang sering mengabaikan Nata karena kesibukannya dalam organisasi. Di semester empat Ia sedikit sibuk, Ia juga merelakan untuk melepaskan cita-citanya yang menjadi pilot. Ia akan fokus untuk kesehatan Nata, kuliahnya dan juga Istrinya.

Alvariel menuju kamar mandi untuk berwudhu, setelah itu Ia menggelar sajadah untuk melaksanakan shalat subuh. Seusai salam Ia menyilakan kakinya kemudian berdzikir tak lupa juga berdoa.

"Ya Allah yang Maha Pengasih, yang Maha Penyayang maupun Maha Pengampun. Ampunilah dosa-dosaku, dosa kedua orang tuaku, dosa saudara dekat maupun jauhku. Ya Allah ampunilah dosaku baik yang disengaja maupun tidak disengaja. Sesungguhnya Engkau Maha Mengetahui,"

"Ya Allah berilah Aku dan keluargaku kesehatan, bangunkanlah Istriku. Aku bersyukur atas segala nikmat yang telah Engkau titipkan kepadaku...Ya Rahman Ya Rahiim sesungguhnya hanya kepada-Mu lah aku berlindung dan kepada-Mu lah aku meminta pertolongan. Maka kabulkan lah doaku."

Alvariel melanjutkan dengan membaca doa sapu jagat, doa untuk kedua orangtua, doa seusai shalat subuh. Kemudian Ia melanjutkan dengan membaca Surat Al Ihsan dan Al Waqiah. Setelahnya ia melipat sajadah dan mengembalikan ke tempatnya semula.

Alvariel menelfon Mamanya yang berada di Kalimantan karena Papanya harus menyelidiki beberapa kejanggalan. Karena pendapatanya cukup anjlok dari Rp 1,70 triliun menjadi Rp 360,30 miliar. Alvariel tidak terlalu mengerti dunia bisnis, tapi fraud (kecurangan) ini sangat merugikan perusahaan. Karena bagaimanapun Papanya mendirikan perusahaan tersebut dari nol.

"Assalamualaikum Ma, bagaimana keadaan di sana?"

"Wa'alaikumusalam, kondisinya cukup baik. Kemarin Papamu sudah cek laporan-laporan keuangan, terus juga Papa juga sudah menemukan titik terangnya" Jawab Rina dari ujung sana.

Alvariel menggeleng-gelengkan kepalanya, Ia tak habis pikir dengan jawaban mamanya, "Kabar Mama sama Papa bukan kabar perusahaan?"

Rina terkekeh pelan, "Mama baik, kalau Papamu itu sedikit bandel...Nggak mau istirahat, Mama sampai takut kalau Papamu tiba-tiba drop,"

"Kamu sama Nata baik kan?" Tanya Rina.

"Al sama Nata Alhamdulillah baik. Jaga kesehatan ya Ma. Alva takut saja, cepat atau lambat Virus Corona akan masuk ke Indonesia," Alvariel menghela nafas cukup panjang karena Virus tersebut cepat sekali menular.

"Selalu Al, disini Mama juga antisipasi juga. Kalau keluar pakai masker saja Al. Mama takut banget Nata tertular."

"Iya Ma, lagian masih belum ada yang terkena Corona juga," Jawaban Alvariel membuat Rina terkekeh.

"Kalau belum berarti akan dong?" Tanya Rina dengan nada menggoda.

"Janganlah" Keduanya tertawa kecil.

"Sampai sini saja Al, Papamu sudah bangun,"

"Iya, bilangin Papa jangan bandel. Sudah tua juga."

"Gue belum tua ya! Lo aja yang terlalu muda." Alvariel terbahak mendengar suara Papanya.

"Sok gaul Papa" Kata Alvariel dengan mengejek di akhir kata.

"Dari pada Lo, kudet" Bagas tak kalah mengejek anaknya itu.

"Kudet...codet kali. Tapi Al nggak punya codet" Jawab Alvariel.

𝐂𝐨𝐨𝐥 𝐁𝐨𝐲 & 𝐂𝐨𝐨𝐥 𝐆𝐢𝐫𝐥Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang