Bab 26

161 10 3
                                    

Happy reading 📖

Kini sudah lebih dari satu minggu ucha dan daniel resmi berpacaran. Awalnya mereka baik-baik saja tetapi akhir-akhir ini ucha selalu mendapatkan surat ancaman. Daniel pun sudah mengetahuinya dan ia meminta ucha agar tenang dan tidak usah khawatir tetapi bagaimana bisa ucha hanya terus tenang sedangkan dia terus diteror seperti ini.

Seperti hari ini tibanya ucha di kelas dia mendapatkan kado istimewa berupa kecoa yang dalam jumlah lebih dari satu lalu dibungkus dengan kotak kado tak lupa dengan surat ancaman dari si peneror.

Hallo
Lo ga lupa kan sama gue
Sama seperti sebelumnya gue peringatin lo jauh-jauh dari daniel atau kalo enggak gue akan berbuat lebih dari ini

Salam AAA

Ya seperti itulah kira kira surat ancaman yang diberikan kepada ucha. Entah mengapa ada saja yang tidak suka dengan hubungan mereka.

Dari awal daniel mengetahui jika ucha mendapatkan surat seperti ini, ia sudah mencari siapa pelakunya tetapi sampai sekarang masih saja nihil tidak ketemu.

"Cha lo dapet surat ancaman lagi?" Tanya meisya yang baru datang dan melihat ucha memegang kertas tersebut.

"He'em, kira-kira siapa ya pelakunya?" Tanya ucha.

"Emm, gue juga ga tau sih. Lo beneran ga mau ngajauh dari daniel aja?"

"Lo kok ngomong gitu sih."

"Bukan, bukan gitu maksud gue. Mak-maksud gue kalo lo ngejauh dari daniel kan diri lo akan aman cha. Gue cuma khawatir sama lo kalo terjadi apa-apa." Jelas meisya.

"Enggak. Gue ga akan ngejauh dari daniel apapun yang terjadi. Gue yakin gue bisa ngelewatin ini semua." Jawab ucha penuh percaya diri.

"Iya deh teserah lo. Lo kalo udah kaya gini ga bisa di tentang lagi." Ucha pun terkekeh tertawa tak berdosa.

🦄🦄🦄

Hari demi hari ucha lalui dan masih saja di teror. Dan kali ini bukan hanya kado berisi kecoa ataupun tikus-tikus putih kecil saja yang diberikan sang peneror untuk ucha tetapi kini sebuah kaca yang tertancap di meja ucha dengan darah palsu yang mengalir kemana-mana.

Ucha yang melihatnya hanya bisa terkejut lemas tak beradaya. Ia tak habis pikir mengapa sang peneror itu sangat lah kejam kepadanya.

Tak lama dari itu ucha pun langsung pingsan tak sadarkan diri dan daniel sebagai pacarnya sigap untuk menggendong ucha dan membawanya ke ruang kesehatan.

Dokter yang bertugas pun segera mengecek keadaan ucha. Daniel, Deven serta meisya yang ada di sana pun tampak cemas memikirkan bagaimana keadaan ucha.

"Bagaimana keadaan pacar saya dok." Tanya daniel cemas.

"Dia baik-baik saja, cukup istirahat saja nanti saya siapkan vitamin untuknya. Jika dia sudah sadar berikan vitamin itu kepadanya." Jelas dokter tersebut.

"Baik dok terimakasih."

Merekapun mendekat ke arah ucha dan menunggu ia sadar.

"Kalian ke kelas aja biar ucha gue yang temenin." Ucap daniel.

"Beneran?" Daniel pun mengangguk meyakinkan.

"Yaudah nanti gue yang izinin kalian berdua." Kata deven lalu pergi bersama meisya.

🦄🦄🦄

"Kira-kira siapa yang meneror ucha ya gue penasaran." Ucap deven tiba-tiba pada meisya.

"Emm... gu-gue juga gatau. Emang begitu pentingnya ya ucha buat lo kan dia udah ada daniel yang jagain." Ucap meisya.

"Ucha bagi gue emang penting. Walaupun gue ga bisa memilikin dia, paling engga gue bisa ngejaga dia dari orang-orang yang jahat sama dia." Jelasnya.

"Ohh."

"pokoknya gue harus temuin orang itu gimana pun caranya." Meisya pun hanya bisa tersenyum miris.

Ditempat lain daniel sedang memberikan minum kepada ucha yang baru sadar dari pingsannya.

"Ini minum dulu vitaminnya." Kata daniel meyerahkan sebuah pil.

Ucha pun meminumnya dan kembali berbaring untuk istirahat kembali.

"Uchaaa! Uchaa!" Teriak seseorang dari pintu ruang kesehatan.

"Abang?" Yapp dia adalah raja. Tadi ia saat berada di kantin mendengar dari teman ucha jika ucha berada di ruang kesahatan.

"Dek lo gapapa kan." Tanyanya dengan cemas.

"Aku gapapa."

"Lo kenapa ga bisa jaga adek gue!!" Teriaknya pada daniel.

"Abangg ini bukan salah daniel." Ucap ucha menenangkan abangnya.

"Ucha kamu tidur ya istirahat, abang sama daniel mau kedepan bentar." Pinta abangnya.

"Ge berantem kan."

"Engga, dah tidur." Suruh raja. Ucha pun menuruti kata abangnya lalu merebahkan dirinya lalu kembali memasuki alam mimpi.

Raja pun membawa daniel pergi ke taman yang tak jauh dari ruang kesehatan.

"Apa yang terjadi sama ade gue?!" Tanya raja sedikit membentak.

Daniel pun menjelaskan awal terjadinya mulai dari surat ancaman sampai hadiah-hadiah yang diberikan dari peneror.

🦄🦄🦄

"Makasih ya bang." Ucap ucha.

"Hemm." Ucap raja.

"Abang ga balik ke sekolah?"

"Engga gue tadi udah izin buat jagain lo dirumah."

"Haiss cari kesempatan dalam kesempitan."

"Sekali-kali, dah sana pergi ke kamar istirahat lagi." Suruh raja lalu ucha menurutinya.

Tadi memang raja dan daniel menyuruh ucha untuk pulang kerumah saja karena sepertinya ucha masih syokk dengan kejadian tadi pagi. Awalnya ucha memang menolak tetapi setelah dibujuk oleh kedua pangerannya dia pun luluh dan akhirnya mau kembali kerumah. Tadi juga daniel awalnya yang ingin mengantar ucha tetapi raja melarangnya dan seperti biasa keputusan raja jika sudah seperti itu tidak bisa dicegah lagi akhirnya raja lah yang mengantar ucha pulang kerumah mereka.

Kira-kira siapa ya yang neror ucha kejem amat tu anak.

Jan lupa tinggalkan jejak setelah membaca🤗

Vote & comment

See you next chapter

unexpected love (Selesai)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang