16. Always Falling in Love With You

4.5K 604 90
                                    

Ini ceritanya Satya-Bening masih ABG

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Ini ceritanya Satya-Bening masih ABG. Jadi, Bening belum pakai hijab. Masih seperti ABG pada umumnya.

***

"Paman," sapa Satya saat paman Pras masuk ke ruangannya.

Paman Pras duduk di sofa, Satya pun ikut duduk di sana.

"Paman ingin bertanya sesuatu."

"Apa itu, Paman?"

"Paman dengar dari Suci, kemarin Anis bertingkah saat kalian berkemah?"

"Bertingkah gimana, Paman?"

"Dia seperti ingin memisahkanmu dari Bening."

"Oh ... itu. Enggak, kok, Paman. Ya, namanya juga anak-anak."

"Paman ingin kamu tegas padanya. Seperti kemarin, harusnya kamu ikut menasehatinya. Kasihan Bening."

Satya tersenyum. "Aku bukannya tidak mau menasehati. Hanya saja, aku rasa belum perlu. Bening dan Anis baru beberapa kali bertemu. Mereka butuh waktu untuk dekat. Bening orang baik. Dengan ketulusan dia, aku yakin, nanti Anis akan dekat dengan Bening, melebihi dekat denganku malahan. Mereka bisa menjadi sahabat."

"Tapi, apa Bening tidak apa-apa dengan sikap Anis?"

"Enggak, paman. Dia bukan orang yang gampang tersinggung. Dia juga bukan pendendam. Lagi pula, melihat Anis sekarang, jika kemarin aku ikut bicara, bukan hal yang tidak mungkin nantinya Anis malah tambah tidak menyukai Bening."

"Paman hanya takut dia akan kelewatan."

"Enggak, Paman. Nanti kalau dia mulai kelewatan, aku yang akan menasehatinya."

"Iya ... harus. Jujur saja, Paman merasa bersalah pada Bening. Kalau saja Pras tidak memiliki keinginan aneh, pasti tidak akan serumit ini."

"Mungkin ini sudah takdir kami. Kami hanya manusia, bisa apa, selain mencoba menjalaninya dengan sebaik mungkin."

"Paman salut sama kamu. Kamu nggak jadi pecundang seperti paman."

"Maksud Paman?"

"Semenjak Paman ditinggal pacar Paman yang dulu hamil, Paman jadi takut untuk menikah."

"Kenapa takut?"

"Paman takut, dia tiba-tiba datang dengan membawa anak kami di saat Paman sudah menikahi wanita lain. Tapi nyatanya, dua puluh lima tahun berlalu, dia tidak pernah kembali."

"Ke mana dia?"

"Mungkin dibawa keluarganya, dulu dia termasuk keluarga berada. Sementara Paman orang tidak punya. Semua yang ada sekarang, hasil jerih payah Paman bersama Pras setelah Paman kehilangannya."

"Apa Paman tidak kesepian?"

Paman Pras tertawa sumbang. "Kesepian pasti. Tapi mau bagaimana."

"Kenapa Paman tidak menikah saja? Kalaupun mereka kembali, ya, nggak masalah, kan?"

Beningnya CintaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang