15. Happy Family

4.8K 686 196
                                    

Bening sudah sembuh dari demamnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Bening sudah sembuh dari demamnya. Ia sudah kembali ceria. Ia pun sudah bertekad tidak akan bersikap cengeng lagi. Ia akan belajar lebih ikhlas lagi.

Hari ini ia mulai kembali dengan aktivitasnya. Apalagi kalau bukan beres-beres paviliun. Sementara Satya juga sudah kembali ke kantor.

***

Akhir pekan, Satya mengajak Bening, Suci, Anis, dan Ikbal untuk menghabiskan waktu dengan bercamping. Dulu, jaman Satya kuliah dia memang menjadi mahasiswa pecinta alam. Mereka pergi dengan mobil. Dalam perjalanan, Bening dapat menyaksikan bagaimana dekatnya Anis dan Ikbal dengan Satya. Bibir wanita itu tertarik simetris. Ya, ia ikut senang. Pengorbanannya dapat memberikan kebahagiaan kepada kedua anak sambungnya.

"Kuatkan hatiku, Tuhan. Beri aku keikhlasan yang sebenar-benarnya ikhlas. Agar aku dapat selalu melihat tawa mereka. Juga, luluhkan hati mereka agar mau menerimaku, aamiin," batin Bening.

Sampai di tempat camping, Satya memesan tempat. Namun, Anis langsung menghampiri.

"Pesan dua tenda aja, Yah ... satu yang besar buat kita berempat, satu buat Tante Bening."

Mendengar itu dari sang putri, sontak Suci menariknya, membawa ke tempat yang lebih sepi.

"Maksud kamu apa, Nis?"

"Nggak ada maksud, Ma. Apa salah Anis ingin seperti keluarga yang lain?! Dulu saat Papa masih hidup, Papa selalu menolak saat kita ajak pergi, apa sekarang juga Mama tidak memperbolehkanku memiliki keinginanan itu?! Keinginan seperti teman-teman Anis yang lain, yang bisa kumpul sama keluarganya?!"

"Tapi nggak harus begitu! Tante Bening juga keluarga kita, tidak seharusnya sikap kamu begitu! Mau sampai kapan kamu seperti ini?"

"Salah siapa mengajaknya?!"

"Kalau begitu, ayo kita pulang! Tidak ada gunanya kita melakukan ini."

Suci sudah berniat mengajak Anis kembali ke parkiran. Namun, Bening yang sejak tadi menguping, mencegahnya.

"Jangan bawa Anis pergi, Mbak. Nggak apa-apa. Aku paham, kok, apa yang Anis rasakan. Aku juga berani tidur di tenda sendirian." Bening mengakhiri ucapan dengan tawanya.

"Apa benar kamu nggak apa-apa?" tanya Suci.

Bening tersenyum, "Nggak apa-apa, Mbak."

"Lihat, berterimakasihlah kamu sama Tante Bening!" titah Suci pada Anis.

"Makasih, Tante."

"Sana ke Ayah lagi, Ayah lagi nungguin, tuh," jawab Bening.

Satya memang tahu telah terjadi sedikit masalah, tetapi dia memang memilih diam. Membiarkan istri dan anaknya menyelesaikan sendiri.

"Makasih, ya, Ning ... atas pengertian kamu."

"Nggak usah terima kasih, Mbak ... udah hak Anis juga untuk mendapatkan kasih sayang dari ayahnya. Aku tahu bagaimana perasaan Anis."

Beningnya CintaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang