Bagian 1

34 3 0
                                    

  Pagi menyingsing

Saat mataku masih terpejam, sinar matahari yang berusaha menerobos cela jendela pun mencoba membangunkan ku dengan lembut dan hangat. Bersamaan dengan itu, jam weker ku berbunyi. Mulai kubuka mataku perlahan memicing ketika terkena sinar matahari pagi.
  Aku beranjak membuka jendela dan menuju balkon kamar. Perlahan ku hirup udara pagi.

"Mikaila!! bangun" suara Mama yang gaduh menyadarkan ku dari lamunan.

"turun, bantu Mama menyiapkan sarapan!!"

"iya Ma sebentar"

  Akupun turun seraya menata rambutku yang berantakan. Kemudian berlari kecil kedapur. Lalu memeluk Mamaku dari belakang.

"Mikaila! kamu mengagetkan Mama saja"

  Ku kecup pipi Mamaku tersayang ini.

"kamu sudah dewasa, kapan kamu mandiri?"

  Dan aku hanya bisa mendengarkan celotehan Mamaku yang hampir setiap pagi ku dengarkan.

"Mama, kita mau masak apa? Jangan bilang sayur lagi, aku bosan Ma..."

"tidak, kali ini Mama akan masak ayam. Tapi dengan sayur juga. Karena kamu harus banyak makan sayur Mikaila!!"

"iya, iya Mamaku sayang" (sambil memanyunkan bibirnya)

Lagi-lagi harus ada sayur.

Ditengah-tengah kami sibuk memasak, ponselku berdering.

"iya halo Max, ada apa?" ternyata itu dari teman kampusku, Max.

"oh, Mikaila. hari ini akan ada kelas tambahan jam 10 pagi. Apa kamu sudah tahu?"

"apa?!"

"hadeh, jangan bilang kamu belum tahu? cepat buka grub chat kelas kita. Untung saya tanya"

"Oke Max. Thanks infonya"

"Oke bye, sampai ketemu naa...."

Tut...tut.. (telepon terputus)

..
Max bengong. "Dasar bocah!" Seraya menyeringai heran.
....

"Siapa tadi Mik?" Tanya Mama.

"Oh tadi itu Max. Dia mengingatkan ku kalau pagi ini ada kelas tambahan."

"Untung diingatkan sama Max. Coba kalau tidak. Dasar, cepat mandi dan bersiap. Biar Mama yang melanjutkan masaknya.

Ku kecup pipi Mamaku sambil berlalu.

"Terima kasih Ma." (Sang Mama hanya menggeleng-gelengkan kepalanya)

.......

30 menit kemudian...

"Ma, aku buru-buru. Ini sudah jam 9.15 dan aku harus menunggu bus. Aku berangkat dulu ya!" Mamaku hanya bengong dengan ekspresi heran. (kemudian terdengar bunyi gedebug!!)

"aww..."

"Mikaila!!" berlari kearahku.

"hati-hati jangan ceroboh" seraya memukul punggungku.

"Aww.. sakit Ma... Lagian tali sepatunya kenapa pakai keinjek segala. Hehehe"

"Ini, Mama sudah siapkan bekal untuk kamu nanti di makan di Kampus"

"Oh, thank you so much Mom, I love you. Hihihi"

"Oke Mikaila berangkat dulu, bye Mama"

"Hati-hati, nanti bekalnya dimakan sama Max" teriak Mamaku.

"Oke"

...

  Berlari
Kutengok jam tanganku, waktu sudah menunjukkan pukul 19.30. Sampai di halte, dengan napas terngah-ngah akupun duduk untuk mengembalikan stamina.

Tik..tok..tik..tok..10 menit berlalu.

  Tapi busnya tak kunjung datang, dengan kepala tengak-tengok, tiba-tiba sebuah motor scooter berwarna merah berhenti di depanku. Scooter itu terasa tidak asing.

"Mikaila. Ayo naik!!"

"Hah, oh oke.."

"Max, kok kamu lewat sini?" Seraya naik scooter itu dan memakai helm.

"Aku segaja lewat sini. Aku khawatir kalau kamu tidak akan menemukan bus dan telat sampai kampusnya. Ternyata feelingku benae. Kamu akan menunggu bus, padahal tidak akan ada bus lewat, karena hari ini akan ada demo masal supir bus"

"Oh, pantas saja dari tadi busnya tidak datang. Haha. Terima kasih Max, kamu memang temanku yang paling pengertian" (seraya menepuk punggung Max.)

"Aww, sakit tahu"

"Haha maaf...maaf"

"Cepet pegangan, kita akan ngebut"

"Oke" (sambil melingkarkan tangan diperut Max)

Brumm.....

_

______

Bagaimana lanjut?

Mikaila Max (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang