"Jika kamu tidak bisa memikat mereka dengan kecerdasanmu, maka bingungkan mereka dengan kebodohanmu"
Brillanmont High SchoolGadis itu memutar matanya jengah melihat aktivitas teman-teman nya yang sungguh tak ada faedahnya. Ada yang melakukan stand-up komedi dadakan, bernyanyi di depan kelas dengan sapu yang di ubah menjadi gitar, berlari-lari dalam kelas 'mungkin masa kecilnya kurang bahagia', teriak-teriak kaya toa, nyanyi-nyanyi kaya radio rusak, senyum-senyum sendiri gak jelas, ada yang deman artis Korea sampai menjadi bahan perbincangan dalam kelas, ber-selfi ria, ngagetin orang, baca novel, belajar. Dan yang lebih penting lagi yaitu nge-ghibah!
Sekarang waktunya istirahat, tapi ia terlalu malas untuk keluar kelas. Ia lebih memilih berkutat dengan bukunya dan bersosialisasi dengan rumus-rumus yang ada di bukunya, mengetuk-ngetuk pulpen di atas meja berpikir keras dan sesekali menggigit pulpennnya gemas.
Keningnya berkerut menatap berbagai rumus yang ada di depan mata, mencoba mengerjakan salah satu soal yang menurut nya mudah, berpikir keras dan mencoret bukunya dengan tanda silang besar ketika jawabannya salah. Ia memukul-mukul jidatnya pelan dengan pulpen ketika tak bisa berpikir, soal yang menurut nya mudah saja sangat sulit untuk di kerjakan. Apalagi soal yang menurut nya sulit? Ia lebih memilih membersihkan halaman rumahnya yang besar di banding berkutat dengan rumus-rumus di depannya. Angkat tangan adalah pilihan terakhir nya sekarang.
Ia menghela nafas menyandarkan tubuhnya pada sandaran kursi seraya memejamkan matanya menghilangkan rasa pusing yang mendera.
"Emerald." Seseorang menyentuh lengannya membuat matanya yang tadi nya terpejam seketika terbuka.
Ia menatap ketiga temannya dengan kedua alis terangkat pertanda bertanya "Kantin mau gak?" tanya gadis bernama Ruby, yang dibalas Emerald dengan gelengan.
"Ih..Emerald ayo dong! Nanti di traktir deh." Tawar Sapphira gadis imut berdarah Korea penyuka makanan itu.
Emerald menggeleng masih kekeuh dengan pendiriannya
"Emerald ayo dong refreshing, gak capek apa di kelas mulu." Sambar Berlian, cewek berbadan mungil memiliki sifat mudah bosan namun cerewet dan kadang berucap pedas tanpa memikirkan perasaan temannya."Malas, masih ada tugas buat di kerjain."
"Emerald kita ngerjain tugasnya di rumah Ruby besok malam gak usah sekarang. Kalau sekarang gak bisa fokus karena ribut." Alibi Berlian lagi agar Emerald mau ikut bersama mereka di kantin. Tapi respon Emerald kembali menggeleng.
'Gini nih jadinya kalau jadi gadis keras kepala'~batin Berlian sambil berdecak.
Ruby, Sapphira, dan Berlian saling menatap, mereka tersenyum ketika mendapat sebuah ide. Mengalihkan pandangannya ke depan menatap Emerald sendu secara bersamaan.
"Me...rald.." ucap mereka bersamaan dengan wajah di buat sesedih mungkin dengan mata berkaca-kaca, berharap dapat meluluhkan Merald.
Merlad bergidik geli melihat aksi teman-temannya itu dan memilih mengalah daripada melihat wajah itu setiap saat yang membuatnya ingin muntah.
"Ayo!" ketiga temannya berbinar senang
"Ayo cepat nanti mejanya keburu penuh." Ucap Ruby dan segera menggandeng Emerald dan membawanya menuju kantin.
Mereka berjalan sesekali berbincang namun seketika langkah mereka bertiga terhenti saat melihat Ruby terdiam menatap seseorang.
Mereka mengikuti arah pandang Ruby, seketika raut wajah mereka berubah dengan beragam ekspresi melihat ketiga pria berdiri di hadapan mereka dengan wajah babak belur. Salah satunya merupakan kekasih Sapphira.
KAMU SEDANG MEMBACA
My ID Is Secret
Romance[PART DI PRIVAT! FOLLOW SEBELUM BACA!] Cover by : Ttmdesignartm❤ Dilarang plagiat karya orang lain !!! 🚫🚫 "Algoritma ku mendadak lemah, jika menerjemahkan suatu alfabeth yang sudah memiliki tujuan namun berbeda jika diartikan"~Emerald Beryl Cleopa...