Chapter 3 : The Colored Life

123 41 1
                                    

"Jika sebuah pena mampu memberi warna, maka kehadiranmulah yang mampu memberi banyak makna"
~D~

Emerald berjalan tergesa-gesa  memasuki parkiran, setelah mendapat pesan dari seseorang. Ia mengitari pandangannya di sekitar tempat parkiran memastikan bahwa tidak ada yang melihat dirinya, Emerald akhirnya bernafas lega setelah memasuki mobil seseorang yang pemiliknya juga berada dalam mobil tersebut.

Seorang pria pemilik mobil tersebut tersenyum geli melihat aksi Emerald. Gadis itu mengelus-elus dadanya untuk menetralisir nafasnya. Ia mengambil tissue dan mengelap keringat di dahi gadis itu. Emerald memang berjalan memasuki parkiran dengan tergesa-gesa karna takut ketahuan juga karna pria itu memaksanya untuk segera datang, ia melirik pria itu setelah nafasnya normal.

"Lelah?" ujar pria itu dengan suara beratnya.

Emerald cemberut mendengar penuturan pria itu,

"Kau sungguh kejam! kau yang memaksaku untuk segera menemuimu. Kalau aku tidak sampai dalam lima menit, kau akan menemuiku terang-terangan di depan teman-temanku"

Pria itu terkekeh kecil "aku merindukanmu. Do you miss me too?" pria itu memeluk kekasih nya dengan sangat erat dan menyembunyikan wajahnya di ceruk leher gadis itu. Menghirup aroma gadis itu dalam-dalam.

Wajah cemberut Emerald berubah merekah mendengar penuturan pria itu, ia tersenyum mengangguk balas memeluk pria itu dan menyembunyikan wajahnya di dadanya sambil menghirup aroma maskulin miliknya.

Gadis itu melepas pelukannya tapi pria itu menahannya dan malah semakin menyembunyikan kepalanya di cerukan leher gadis itu, dan mengendus-ngendus lehernya.

"Gio, geli." Ucapnya dan berusaha melepas kepala Gio dari lehernya.

Pria yang bernama Gio itu meringis kecil seraya melepas pelukannya di tubuh gadis-nya karena kepala Emerald tak sengaja membentur sudut bibirnya yang berdarah.

Emerald yang mendengar ringisan itu menatap wajah Gio dan baru teringat akan luka di wajah lelaki itu, karena luka di wajahnya tak terlalu jelas. Ia memegang sudut bibir pria itu yang masih terdapat darah yang mengering di sana.

"Apa ini sakit." Pertanyaan bodoh Emerald membuat Gio tertawa dan kembali meringis lagi karena merasa sakit pada ujung bibirnya

"Sedikit." Akunya.

Emerald mengambil kotak P3K yang sudah tersedia di dashboard mobil Gio dan memberikan antiseptik di wajah Gio.

Pria itu memperhatikan wajah gadis-nya yang serius mengobati lukanya sambil tersenyum kecil.

"Apa sakit?" Gio menggeleng.

"Sedikit lagi." Ujar Emerald yang masih fokus.

"Selesai." Emerald pun menutup kotak P3K itu dan menaruhnya kembali di dashboard mobil.

Ia menatap wajah Gio yang masih setia menatap dirinya. Memegang tengkuknya dengan sebelah tangannya dan mengecup ujung bibir Gio singkat.

"Apa masih sakit?"

Gio yang di perlakukan seperti itu tersenyum lebar dan menggeleng "Tidak lagi."

Emerald menghela nafasnya "kenapa wajahmu bisa babak belur begini?"

"Dikeroyok." Akunya.

Emerald mengangguk-angguk mengerti "lain kali berhati-hati lah. Kau sudah tau sifat anak SMA tetangga itu." Gio mengangguk patuh mendengar nasihat Emerald. Gio meraih tangan gadis itu lembut dan mengecup tangannya pelan.

My ID Is SecretTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang