Chapter 8 : Unwell?

50 28 1
                                    


Ini udah 1.500 kata pas loh. Ayo vote dan komen. Dukung Author nya. Biar Author semangat ngelanjutinnya.

Vote dan komen gratis kok. Gak bayar.

***

"Bahagia itu sederhana, ketika aku dan kamu berjalan bersama, dan tertawa berdua tanpa ada orang ketiga."

~D~


Emerald mengerjap-ngerjapkan matanya menahan kantuk yang mendera kedua bola matanya, sudah di kasi minyak angin tapi mata itu tak kunjung terbuka. Bahkan Emerald sudah beberapa kali bolak-balik kekamar mandi hanya sekedar mencuci muka. Keterlaluan, padahal ini masih pelajaran jam pertama. Tapi gadis berambut blonde itu masih terkantuk-kantuk di pagi hari.

Ia sesekali menguap pelan sambil memperhatikan kedepan takut-takut guru yang mengajar di depan melihatnya. Badannya terasa pegal, tulang-tulang nya terasa remuk dan suhu badannya sedikit tinggi efek larut tidur.

Bel istirahat berbunyi, keempat teman-temannya berjalan mendekati mejanya berniat mengajaknya makan bersama di kantin.

"Emerald kantin yuk." Ajak Berlian ceria.

Emerald menggeleng masih menelungkup kan kedua wajahnya di atas meja tanpa melihat teman-teman nya.

"Kalian aja. Aku lagi gak enak badan." Ketiga temannya kembali sedikit tergelitik mendengar aksen 'aku' dalam perkataan Emerald.

Berlian yang tadinya ceria kembali lesu, ia memayunkan bibirnya menatap Emerald yang sama sekali tidak menatap nya.

"Lo, mau dipesanin apa?" tawar Ruby.

"Iya bilang aja. Ntar di traktir." Ucap Berlian dengan bibir yang mengemut lollipop.

Emerald mengangkat wajahnya menatap teman-temannya. Ia kembali menggeleng lesu.

"Emerald mata lo kok item sih." Tunjuk Berlian pada mata Emerald.

"Kayaknya lo emang benaran sakit deh." Lanjutnya lagi.

Ruby menoyor kepala Berlian,
"Emang sejak kapan Emerald bohong.." Ucapnya dengan nada gemas melihat Berlian.

Berlian menunjukkan cengirannya, Ruby dan Sapphira mendelik, sedangkan Emerald memutar bola matanya malas.

"Gak mau di beliin apa gitu? atau di antarin ke UKS gimana?" tawar Sapphira lagi yang kembali di balas Emerald dengan gelengan kepala.

"Gak usah, kalian pergi saja."

"Tapi,,ta--"

"Berlian udah deh, gak usah banyak omong ayo pergi." Potong Ruby dan langsung menarik lengan Berlian  cepat agar tak mengganggu Emerald lagi.

Emerald menghela nafasnya menyaksikan kelakuan teman-temannya. Waktu istirahatnya terbuang sia-sia selama lima menit.

Ia kembali memejamkan matanya kembali tertidur tanpa mempedulikan keadaan kelas yang kosong.

belaian tangan di rambutnya membuat ia terusik, ia menepis kasar tangan tersebut dan kembali tertidur. Sungguh ia benar-benar ngantuk sekarang. Siapa yang mengganggunya di saat-saat seperti ini?! ia berniat memanfaatkan waktu, tapi selalu saja ada yang mengusik. Menyebalkan!

My ID Is SecretTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang