09

755 64 0
                                    

Taeyong pulang ke rumahnya setelah berjalan-jalan sebentar dengran Jaehyun.

Rasanya dia ingin cepat masuk kedalam rumah dan berlari ke kamarnya untuk tidur, dia kelelahan.

"Aku pulang".

Taeyong biasanya hanya sendiri dirumah, tapi ternyata ada ayahnya yang sudah menunggunya di depan pintu masuk.

"Kamu telat, dari mana aja kamu sampai pulang larut begini?".

Taeyong tidak merespon pertanyaan ayahnya, dia hanya fokus dengan sepatunya.

"Nilai mu semakin turun belakangan ini, apa yang kamu lakukan selama disekolah?".

"Dasar anak bodoh".

Taeyong berjalan menghampiri ayahnya dan tersenyum remeh didepannya.

"Apa karena nilai saya turun, Tuan Lee jadi memperhatikan saya?".

"Anda tidak perlu repot-repot mengurus nilai saya, saya akan urus sendiri".

Setelah itu Taeyong ingin segera pergi, dia muak berdiri didepan pria tua itu terlalu lama. Tapi sebelum Taeyong sempat melewati ayahnya dia ditahan dan didorong kembali ketempat semula.

"Kamu pikir ayah sedang bercanda denganmu?. Hah?".

"Kelakuanmu juga benar-benar kurang ajar, kalau kamu mau tetap tinggal disini kamu harus ikuti kemauan ayah".

"Kalau kamu tidak mau, ayah akan kirim kamu ke Amerika. Dan kau akan tinggal di asrama".

Ayah Taeyong pergi setelah membentak Taeyong, sedangkan Taeyong dia hanya diam menahan marah.

"Dasar, Tuan Lee. Sialan!".

×××

Taeyong berangkat sekolah seperti biasa tapi kali ini dikelas sudah ada orang lain kecuali dia, ya siapa lagi. Jelas itu Jaehyun.

Sejujurnya Taeyong sedang tidak ingin masuk kelas, tapi karena ancaman ayahnya semalam dia jadi tidak ada pilihan lagi.

"Akh!?!?!??!!!!, menyebalkan!".

Taeyong mengacak-acak rambutnya karena kesal, bahkan dia beberapa kali mendengus kesal.

Mood Taeyong sedang buruk sekarang, jadi jangan ada yang coba-coba cari masalah dengannya. Kalua tidak mau dihajar.

Disaat Taeyong sedang tidak karuan Jaehyun yang ada disampingnya hanya menatap binggung, dari kemarin malam moodnya memang buruk. Tapi semua baik-baik saja akhirnya.

Lalu kenapa Taeyong seperti ingin membunuh orang sekarang.

"Taeyong?".

"APA?!, MAU CARI MASALAH?".

"Ng-nggak kok, aku cuma penasaran. Kamu baik-baik saja?".

"Jangan tanya, aku lagi nggak mau bahas".

"Ya sudah".

Jaehyun terlihat sedikit canggung dengan Taeyong, dia sebenarnya berniat mengubah mood Taeyong. Tapi kenapa malah dimarahi.

Taeyong melirik ke Jaehyun dan menghela nafas.

"Aku nggak marah ke kamu, dan bukan salah kamu moodku jadi jelek. Jadi jangan khawatir".

Taeyong mendekat ke Jaehyun dan duduk dikursi depan Jaehyun.

"Hey, Jaehyun".

"Iya?".

"Apa kamu cerdas?".

"Eh?".

×××

Taeyong menjelaskan keadaannya ke Jaehyun, dan Jaehyun mendengarkannya dengan sangat baik.

"Taeyong, maaf sebelumnya. Aku sebenarnya bukan anak yang tergolong cerdas, jadi aku tidak bisa mengajari mu".

Wajah terlihat sedikit frustrasi mendengar itu, sedangkan Jaehyun hanya tersenyum melihat reaksi Taeyong.

"Terus gimana?!".

"Tenanglah sedikit, aku memang tidak bisa mengajarimu. Tapi kita bisa belajar bersama".

"Bukankah itu akan lebih menyenangkan?".

Taeyong memikirkan kata-kata Jaehyun sejenak, memang benar kalau dia meminta Jaehyun mengajarinya waktu belajar Jaehyun akan terpotong.

Dan itu berarti Jaehyun harus belajar dua kali.

"Sepertinya bisa, tapi kau harus berjanji akan menaikkan nilai ku di ujian nanti".

"Aku bukan gurumu, Taeyong".

Jaehyun tertawa manis didepan Taeyong begitu juga sebaliknya, sepertinya ini akan sangat menyenangkan.

TBC

Scommessa | JaeYongTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang