08

826 72 4
                                    

Taeyong, Jaehyun dan juga anak-anak geng itu menjadi pusat perhatian. Setiap orang yang disana menjauh perlahan dan hanya memperhatikan dari jauh.

Taeyong terus mengeluarkan tatapan mengintimidasi ke semua calon lawannya.

"Ayo, kita bermain sebentar. Aku perlu mengubah mood".

Tatapan mata Taeyong berubah dari yang awalnya tenang berubah menjadi sangat mengerikan.

Jaehyun dan anak geng yang lain sedikit ketakutan dan mundur meninggalkan Taeyong dan ketua geng itu.

"Hey, kau ketakutan atau kenapa?".

"Apa tendangan barusan sakit?. Bersyukurlah aku hanya membuat tulangmu sedikit retak".

"Tidak sampai mematahkannya".

Ketua geng bername Tag Johnny itu beberapa kali menatap sinis ke Taeyong.

Tapi bukannya membuat Taeyong takut, justru dia sendiri yang sedikit gemetar.

"Kau takut, Johnny?".

Taeyong menarik kerah baju Johnny agar wajahnya dan wajah Johnny sejajar.

"Kenapa?".

"Kemana hilangnya sikap tengil mu tadi?".

Johnny tidak menjawab Taeyong, bahkan dia mengalihkan pandangannya kearah lain. Dia tidak berani menatap Taeyong.

"Ah, membosankan".

Taeyong melepaskan Johnny begitu saja dan berjalan menghampiri Jaehyun. Dan menariknya pergi dari sana.

×××

Taeyong menarik Jaehyun cukup jauh dari keramaian. Jaehyun yang merasa hari sudah semakin larut berusaha menepis tangan Taeyong dan berhasil.

Taeyong berbalik dan jelas di sangat marah. Sikap kurang ajar macam apa itu.

"Hey, apa-apaan kau?".

"Aku baru menyelamatkanmu dari berandalan tadi dan bukannya berterima kasih malah seperti ini".

"KAU GILA YA. JUNG JAEHYUN".

Jaehyun merunduk diam, dia akan menunggu Taeyong sedikit tenang baru akan bicara.

"Apa kau masih marah?. Soal yang tadi di taman?".

Taeyong melirik Jaehyun dan membuang nafas kasar, dia akan berusaha membahasnya dengan kepala dingin.

"Sudah, jangan bahas itu. Aku sudah tau alasannya".

"Jadi jangan bahas lagi".

Jaehyun menganggukkan kepalanya dan tetap diam, dia tau kalau Taeyong masih sedikit emosi kalau dia salah bicara. Sedikit saja.

Taeyong pasti akan membantingnya ke tanah.

"Kalau begitu apa kau mau ke taman sebentar, untuk menenangkan pikiran sedikit".

"Tidak aku malas".

"Akan aku belikan Ice Cream Strawberry kalau mau".

Taeyong melirk Jaehyun sebentar dan menutup wajahnya sedikit dengan tangan. Dia sedikit malu tapi mau.

"Ya- ya sudah terserah kau saja".

Taeyong jalan duluan karena malu sedangkan Jaehyun hanya tersenyum melihat kelakuan imut Taeyong yang baru saja di lihat.

'Manisnya'

×××

Mereka pergi ke mini market untuk membeli Ice Cream, ah bukan mereka hanya Jaehyun yang pergi. Sedangkan Taeyong dia menunggu disebuah taman bermain didekat situ.

Taeyonh duduk di sebuah ayunan dan merundukan kepalanya. Banyak kejadian hari ini bahkan bisa dibilang terlalu banyak.

Dari saat dia menolong orang tadi pagi, berkelahi disekolah dipagi yang sama, mendapatkan kepedulian dari orang lain, hampir berkelahi lagi dan berakhir dengan Ice Cream.

Dan semua itu karena Jaehyun. Karena anak itu semua kehidupan keseharian Taeyong berubah 180° dalam sehari.

"Akh pusing".

Taeyong mengacak-acak rambutnya dan kembali melamun, rasanya hari ini tenaganya hampir terkuras karena Jaehyun.

"Dasar, bocah itu".

"Kau kenapa?".

Ditengah gumaman Taeyong, Jaehyun sudah ada disampingnya dengan membawa 2 batang Ice Cream. Yang satu Strawberry untuk Taeyong dan satunya Coklat untuk dirinya sendiri.

"Kau baik-baik saja?, kau kelihatan lelah?. Kamu mau pulang?".

Jaehyun memberikan Ice Cream Strawberry ke Taeyong dan ikut duduk di ayunan disebelah Taeyong.

"Aku pusing".

"Kenapa?".

Taeyong membuang nafas berat setelah menjilat Ice Cream di tangannya.

"Banyak hal yang terjadi hari ini, semua sedikit asing untuk ku tapi anehnya aku tidak merasa terusik sedikit pun".

"Bukankah itu bagus?. Lalu apa yang membuatmu pusing?".

"Entahlah, aku juga bingung".

TBC

Scommessa | JaeYongTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang