"Gila lah pak Youngho! Masa ngasih tugas review langsung tiga gitu," sungut Denise.
"Masih mending lah daripada survei ke pelosok kayak mata kuliah studio Se," respon Ryujin.
"Menurut gue wajar sih, nama matkulnya aja Hukum dan Administrasi Perencanaan. Udah terima aja, jugaan pak Youngho ga ngasih uts sama uas buat ini matkul. Ada untungnya lah," sahut Chenle.
"Bacem siapa ya kira-kira? Males gue kalau harus mikir dari nol, gue ga bakat lah hukum-hukum gini. Ngapalin pembukaan UUD aja setengah-setengah," ucap Denise.
Chaeryeong dan ketiga temannya yaitu Ryujin, Denise, dan Chenle tengah makan siang di kantin departemen setelah menyelesaikan mata kuliah Hukum dan Administrasi Perencanaan. Ketiga temannya sibuk membahas tugas yang diberikan Youngho saat di kelas tadi. Namun Chaeryeong tidak begitu mengikuti karena sibuk dengan ponselnya.
"Gue tanya kak Renjun ah!" ucap Ryujin mulai membuka aplikasi Line guna mengirim pesan pada lelaki idamannya.
"Bego lo kurang-kurangin napa Jin. Orang kak Renjun baru ambil ini matkul semester ini kok. Kita aja kerajian ambil duluan, gimana sih?" sungut Chenle.
"Lah iya? Kok ga sekelas sih sama kita?"
"Eh malah kita tuh yang nyusahin departemen. Aslinya kelas yang dibuka cuma dua. Tapi karena angkatan kita banyak yang ambil semester ini, jadinya ditambah satu kelas khusus buat kita. Ya makanya beda kelas," lanjut Chenle.
"Minta kak Yeji aja kali ya? IPK doi kan nyaris sempurna setiap semester," celetuk Denise.
"Mending sekalian minta kak Jeno! IPK 4,00. Ga kak Jeno ga kak Yeji, itu couple pinternya diborong barengan," sambar Ryujin.
"Maunya gitu Jin. Tapi ya kali gue minta kak Jeno, paling aman minta bacem sama pawangnya aja. Toh sama-sama pintar. Iya ga Chaer?" tanya Denise meminta kepastian.
Tidak ada sahutan dari Chaeryeong, yang membuat Ryujin, Denise, dan Chenle menaruh atensi pada gadis yang tangannya sibuk mengutak-atik ponsel.
"Chaer!!!" panggil Denise kencang, berhasil mengalihkan fokus Chaeryeong.
"Eh iya kenapa Se?"
"Dari awal she doesn't put her attention on us, at all! Lo ngapain sih sibuk bener sama hp lo. Mentang-mentang baru ganti," cibir Chenle.
"Bukan gitu, gue l.....,"
"Jangan dimarahin dong Chaer-nya!" potong Ryujin.
"Yang ngemarahin juga siapa sih, ngarang aja kalau ngomong," Chenle tidak terima dengan tuduhan Ryujin yang tidak memiliki dasaran yang jelas.
"Jadi udah seminggu terakhir ini Chaeryeong kerja sama pak Haechan. Sekarang udah masuk minggu ke dua doi jadi asistennya pak Haechan," ucap Ryujin.
"Pak Haechan...maksud lo jadi asisten konseling percintaan doi yang heboh minggu lagi di grup angkatan sama grup himpunan itu? Lo yang in-charge update di medsos Chaer?" tanya Denise.
"Dari promosi di medsos sampai reservasi klien gue yang urus. Ini gue lagi sibuk ngejadwal kapan klien bisa konsul sama pak Haechan. Khusus dikasih hp baru sama pak Haechan buat urusan konseling biar ga ganggu privasi di hp gue," terang Chaeryeong.
"Capek dong lo? Kan rumornya banyak tuh yang mau konsul ke doi karena gratis. Eh bentar, lo ga dibayar gitu jadi asisten doi?" tanya Chenle.
"Dibayar kok, hampir dua juta sebulan. Tapi jasa konsul tetap gratis," imbuh Chaeryeong.
"Serius? Gila! Sekaya apa sih pak Haechan itu sampai santai aja ngegaji lo padahal jasa konsul-nya gratis?" gumam Denise.
"Kalian emang ga tahu? Pak Haechan itu turunan ke-12 keluarga Gunadi. Siapa sih yang gatau keluarga Gunadi? Distributor pangan swasta terbesar di Indo. Dari sawah, ladang, perkebunan, sampai perikanan lalu ke distribusi dan gudang pangan tuh mereka punya dan urus semua sendiri. Mereka pemasok utama kalau pasokan pangan pokok di Bulog menipis. Ya kalian bayangin aja sekaya apa pak Haechan," cerita Chenle.
KAMU SEDANG MEMBACA
love counselor | chaerchan ✔
FanfictionKaleisha Chaeryeong mengira saat memasuki perguruan tinggi, dirinya akan terbebas dari pengajar aneh yang disebut guru seperti di SMA. Tapi prediksinya meleset, di kampus barunya ia kembali harus menghadapi pengajar aneh yang disebut dosen. Bukan do...