ting tong, ting tong, ting tong
"Iya bentar!!!" teriak Chaeyeon dari dalam rumah saat mendengar bel rumah berbunyi.
Padahal baru saja ia tiba dari kantor karena lembur, baru saja merebahkan tubuhnya di sofa ruang tengah, tapi ia harus kembali berdiri untuk membuka pagar.
"Eh? Kak Echan?"
"Hehehe, halo C!"
"Loh Chaeryeong mana? Kok ngebel segala?"
"Hmm anaknya tidur. Maksudnya mau gue gendong sampai kamarnya, makanya gue ngebel," terang Haechan.
"Ih ya ngapain? Bangunin aja," ucap Chaeyeong hendak bergerak menuju mobil, namun dicegat oleh Haechan.
"Lo tuh! Anaknya capek banget itu, lagi menstruasi. Jadi biar aja gue yang gendong, ini tolong kunciin aja mobil gue entar," pinta Haechan.
Chaeyeon mendengus pelan, namun tetap saja menerima lemparan kunci dari Haechan. Haechan sendiri lalu kembali ke mobil untuk mengalungkan tas ransel milik Chaeryeong terlebih dahulu di punggung, lalu membuka pintu depan dan mengangkat tubuh Chaeryeong. Menggendong gadis itu ala bridal style.
"Loh? Echan?" seru mama Chaeryeong saat melihat Haechan masuk dengan anak gadisnya dalam gendongan.
"Malam tante, bentar ya Echan bawa Chaeryeong ke kamar dulu. Ketiduran di mobil," ucap Haechan cepat, langsung melesat naik ke lantai dua.
Walaupun Chaeryeong tidak begitu berat, tetap saja Haechan akan kelelahan jika menggendong gadis itu terlalu lama. Haechan takut ia jadi tidak seimbang dan Chaeryeong digendongannya bisa jatuh tiba-tiba. Kan enggak lucu!
Dibantu Chaeyeon yang dengan sigap membukakan pintu kamar, Haechan dengan sangat pelan menurunkan tubuh Chaeryeong ke kasur. Setelahnya menyerahkan tas ransel si gadis ke Chaeyeon agar ditaruh entah di mana, pokoknya Haechan kasih ke Chaeyeon aja.
Haechan dengan telaten melepas sepatu Chaeryeong, lalu menyelimuti gadis itu agar tidak kedinginan saat malam.
Pria itu lalu duduk di samping Chaeryeong, tangannya otomatis merapikan anak rambut yang menutupi wajah cantik si gadis.
"Kak?"
Panggilan Chaeyeong mengingatkan Haechan kalau si sulung masih berada di dalam kamar.
"Iya?"
"Kakak beneran suka sama Icha? Cinta?" tanya Chaeyeong yang membuat Haechan terdiam sejenak.
Kalau suka, Haechan suka sama Chaeryeong. Tapi kalau cinta, entah mengapa sampai detik ini ia tidak bisa mendefinisikan apa yang ia rasa dengan sebutan cinta.
"Suka iya, sayang iya, tapi gue ga tahu ini cinta atau bukan," ungkap Haechan.
Sebastian Haechan Gunadi, si konselor cinta, justru tidak menemukan jawaban akan apa yang sesungguhnya ia rasakan pada gadis berusia tujuh tahun lebih muda darinya bernama Kaleisha Chaeryeong.
Chaeyeon terkikik mendengar ungkapan Haechan. "Masa konselor cinta ga tahu jawabannya hihihi?"
"Ya itu mah beda cerita. Lo tahu kondisi di mana orang tuh bisa ngasih solusi ke orang lain, atau tahu apa yang orang lain rasa, tapi kalau soalnya perasaan sendiri bingung? Nah gue di fase itu sekarang," balas Haechan.
Chaeyeon mengambil kursi belajar Chaeryeong, lalu meletakkannya di hadapan Haechan yang masih duduk di tempat tidur samping sang adik.
"Kalau gitu gue tanya deh. Suka ngerasa khawatir ga sama Icha?"
"Kayaknya setiap saat deh, dari masih kecil, terus gue di Singpore, sampai sekarang balik lagi ke Indonesia. Gue selalu khawatir sama dia, whether gue tahu atau enggak soal kabar dia. Kalau enggak khawatir, ngapain gue sampai nangis-nangis selama sekolah di Singapore?" cerita Haechan, mengingatkan pria itu akan masa lalu yang suka tiba-tiba mengkhawatirkan Chaeryeong dan kemudian menangis karena tidak tahu apa yang sedang gadis itu lakukan di masa pertumbuhannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
love counselor | chaerchan ✔
FanficKaleisha Chaeryeong mengira saat memasuki perguruan tinggi, dirinya akan terbebas dari pengajar aneh yang disebut guru seperti di SMA. Tapi prediksinya meleset, di kampus barunya ia kembali harus menghadapi pengajar aneh yang disebut dosen. Bukan do...