Chaeryeong berjalan tanpa arah. Badannya lelah, batinnya juga lelah. Seharian bersama Haechan benar-benar menguras tenaganya. Belum lagi ia sempat bertemu dengan Jungwoo, mantan kekasih Chaeryeong saat SMA dulu, yang datang bersama klien bernama Soojin.
By the way, ada yang penasaran kah sama hubungan Chaeryeong dan Jungwoo?
Jadi begini, waktu Chaeryeong masih kelas sepuluh beberapa mata pelajaran diajar oleh guru PPL, yaitu calon guru yang akan lulus dari studi di jurusan bidang pendidikan. Salah satunya Jungwoo yang merupakan guru PPL untuk mata pelajaran olahraga.
Awalnya cuma temenan aja kayak guru PPL dan siswa umumnya. Namun perlahan rasa itu muncul di antara keduanya. Apalagi Chaeryeong pernah terkilir saat pelajaran olahraga dan Jungwoo adalah orang yang setia berada di samping gadis itu dari menggendong ke uks hingga menunggui gadis itu di rumah sakit karena kakinya harus dipasangi gips dan harus berjalan dengan kruk selama satu bulan.
Saat Jungwoo selesai mengajar di akhir semester, Chaeryeong dan Jungwoo pun jadian. Namun hubungan mereka hanya bertahan hingga Chaeryeong berada di kelas dua belas. Orang tua Jungwoo tidak ingin anaknya memiliki hubungan dengan Chaeryeong yang berjarak enam tahun lebih muda dari Jungwoo.
Ya sudah putus.
Chaeryeong dan Jungwoo pun kembali ke jalan masing-masing, sibuk dengan dunia mereka yang memang berbeda sejak awal.
Dan soal perasaan, Chaeryeong tidak bohong saat mengatakan bahwa tak ada lagi yang tersisa antara dirinya dan Jungwoo. Cuma canggung aja enggak sih bertemu dengan seseorang yang sudah lama tidak ia jumpai?
Ya pokoknya pikiran Chaeryeong enggak karuan, makanya dia lesu. Bahkan Haechan yang berjalan tak jauh dibelakang Chaeryeong sampai bingung dengan peringai si gadis.
"Icha! Kok lemes sih?" Haechan bertanya sembari merangkul bahu Chaeryeong.
Buat melepas rangkulan Haechan di bahunya saja Chaeryeong sudah tidak punya tenaga.
"Makan mau ga? Kata CC kamu suka Ojju. Mumpung di sini loh," ajak Haechan.
"Icha mau pulang aja kak Echan," Tanpa sadar berbicara dengan nada merengek.
Namun kalau biasanya Haechan gemas dengan tingkah Chaeryeong, kini pria itu justru mendecak. Udah lemas, diajak makan juga enggak mau. Entar kalau kenapa-napa kan bahaya juga ya. Bisa-bisa gagal Haechan dapat restu dari orang tuanya Chaeryeong buat mepetin anaknya.
Eh!
"Ga ga. Lo tuh cuma makan tadi sebelum kita berangkat. Terus ini udah sore. Makan dulu ayo!"
Tangan Haechan beralih dari bahu Chaeryeong, menarik tangan gadis itu secara paksa. Urusan gadis itu mengomel bisa Haechan urus nanti. Membuat Chaeryeong menjadi lebih baik menjadi prioritas Haechan sekarang.
Chaeryeong sendiri pasrah ditarik Haechan menuju gerai makanan Korea favoritnya. Sebenarnya Chaeryeong sedang malas makan, tapi perutnya udah minta diisi sesuatu. Bosan diisi minuman manis terus.
"Lo mau makan apaan? Ayam lilit keju?" tanya Haechan saat keduanya sudah duduk di kursi yang disediakan oleh pelayan.
"Apa aja deh kak," jawab Chaeryeong sekedarnya, lalu melipat tangannya dan menumpukan kepalanya di atas lipatan tangan.
"Ayam lilit keju-nya satu porsi ya mbak, yang drumstick. Terus kasih tteokbokki satu sama mac and cheese satu," pesan Haechan.
"Yang dikeluarin duluan ayam atau mac and cheese-nya kak?"
"Ayam-nya aja duluan."
"Ditunggu ya kak."
Haechan membalas senyuman si pelayan dengan senyum simpul, lalu beralih menatap Chaeryeong yang duduk di sampingnya. Kursi dihadapan mereka sengaja dikosongkan untuk tempat tas milik mereka berdua.
KAMU SEDANG MEMBACA
love counselor | chaerchan ✔
FanfictionKaleisha Chaeryeong mengira saat memasuki perguruan tinggi, dirinya akan terbebas dari pengajar aneh yang disebut guru seperti di SMA. Tapi prediksinya meleset, di kampus barunya ia kembali harus menghadapi pengajar aneh yang disebut dosen. Bukan do...