Chaeryeong bingung mau jawab gimana, Haechan jadi geregetan-geregetan gemas gitu loh. Kenapa sih Chaeryeong denial mulu? Kan Haechan ikutan bingung harus bersikap gimana.
"Ga tahu ih! Jauh-jauh sana," ucap Chaeryeong, kembali mendorong tubuh Haechan.
"Mending bahas soal konseling aja," seru Chaeryeong kemudian guna mengalihkan pembicaraan.
"Ah! Soal konseling, udah sampai mana kamu ngatur schedule-nya?" tanya Haechan penasaran.
"Belum ada sih kak. Masih kosong sampai hari Sabtu," balas Chaeryeong.
Haechan tersenyum lebar mendengar jawaban Chaeryeong. "Bagus! Mulai hari ini kita tutup jasanya. Udah enggak butuh lagi."
"EH???"
Haechan otomatis menutup telinganya, melepas pelukannya pada tubuh Chaeryeong. Gila juga ini cewek satu, batin Haechan. Bisa tuli Haechan kalau setiap saat diteriaki begitu.
"DEMI CHA! Jangan teriak-teriak napa!" teriak Haechan pada Chaeryeong yang kini sudah berdiri, namun masih menatap dirinya.
"Kakak juga teriak ya barusan!"
Tepat setelah itu, pintu kamar di buka oleh Ryujin yang tadi masih sibuk makan sembari mengobrol bersama mama Chaeryeong.
"Astaga!!! Pak Haechan!!!"
Belum juga recovery dari efek teriakan Chaeryeong, sekarang dapat teriakan lagi dari Ryujin. Apa enggak makin pusing tuh kepala Haechan?
"Kenapa sih kalian hobi teriak-teriak?" tanya Haechan, kini bangun dari rebahan dan memutuskan duduk di atas tempat tidur.
"Kamu juga Ryujin, gangguin saya sama Chaeryeong aja!"
"Mending saya yang gangguin daripada setan. Lebih bahaya kalau setannya ngerasukin bapak, terus bapak ngapa-ngapain Chaeryeong," sungut Ryujin.
Haechan bangkit dari tempat tidur. "Enggak bakal! Percaya sama saya. Udah sana kamu keluar, minta pacar kamu itu jemput ke sini."
Haechan dengan santai mengusir Ryujin, udah kayak rumahnya sendiri aja si Haechan mah. Ryujin tadinya mau tetap tinggal, apalagi dia nangkap tatapan memohon Chaeryeong buat enggak ninggalin dia sama Haechan.
"Pulang sono, apa saya kasih nilai E?" ancam Haechan saat Ryujin tak juga keluar.
"Jahatnya ngancam pakai nilai!" sindir Ryujin.
"Gini deh, kamu keluar sekarang. Saya pastiin nilai kamu A. Puas?"
Ryujin tersenyum sumringnah saat mendengar penuturan Haechan. "Nah kalau itu saya mau pak. Ya udah, saya pamit pulang! Dah Chaeryeong. Tendang aja Pak Haechan kalau dia macam-macam."
Ryujin langsung keluar sebelum kena semprot lagi sama Haechan. Haechan sendiri cuma bisa mendengus sebal. Tatapan pria itu lalu beralih pada Chaeryeong yang berpura-pura menatap kearah lain.
Duh! Perasaan Chaeryeong enggak karu-karuan sekarang. Mana Ryujin lebih dengerin Haechan, berasa dijual sama teman sendiri rasanya.
Haechan mendekat, tanpa aba-aba memeluk Chaeryeong. Mendekap tubuh gadis itu erat, dengan satu tangan melingkar di pundak Chaeryeong, sementara yang satu lagi digunakan untuk mengelus surai si gadis.
"It seems like you are confused. So I will talk and don't cut me. Let me finish everything, then tell what you really feel. Okay?"
Chaeryeong membalasnya dengan anggukan kecil, yang Haechan bisa rasakan pada pundaknya. Letak di mana kepala Chaeryeong bersandar kini.
KAMU SEDANG MEMBACA
love counselor | chaerchan ✔
Fiksi PenggemarKaleisha Chaeryeong mengira saat memasuki perguruan tinggi, dirinya akan terbebas dari pengajar aneh yang disebut guru seperti di SMA. Tapi prediksinya meleset, di kampus barunya ia kembali harus menghadapi pengajar aneh yang disebut dosen. Bukan do...