5. klien

626 111 22
                                    

Chaeryeong dari tadi mendiami Haechan yang sedang menyetir sambil nyanyi-nyanyi tidak jelas. Bete banget karena dari pagi sudah diganggu.

Datang ke rumah dadakan, ngaku-ngaku jadi pacar, terus ternyata Haechan tuh kakak yang suka Chaeryeong ajakin main pas kecil tapi dianya tidak ingat dan Haechan tidak juga cerita.

Dan yang paling nyeselin, Haechan tidak pernah absen ngomongin tentang jodoh dan nikah di depan papa, mama, sama Chaeyeon. Mana papa sama mamanya Chaeryeong dukung banget anak bungsunya kalau berakhir sama dosen termuda di departemen Tata Kota, dan bahkan Chaeyeon sampai bercanda bakal nyariin butik buat pesan satu setel jas dan gaun buat nikahan Haechan dan Chaeryeong nanti.

"Icha, lo masih marah sama gue?" tanya Haechan saat mobil berhenti akibat lampu merah.

Jadi tujuan Haechan ke rumah hari ini tuh mau ngajakin Chaeryeong buat lihat gimana sih Haechan waktu ngasih konseling secara tatap muka. Waktu hari Sabtu minggu lalu saat Haechan mengajak si gadis, Chaeryeong kebetulan ada urusan di himpunan. Baru sekarang gadis itu bisa ikut.

Tapi bercandanya Haechan dengan ngaku-ngaku jadi pacarnya Chaeryeong itu berlebihan sih. Serius deh, Chaeryeong maunya pacaran sama cowok setipe Yoo Seungho.

Bukan Haechan yang suka modus setiap ketemu.

Ini aja aslinya Chaeryeong sudah malas pergi bareng Haechan. Kalau tidak karena pelototan mama, mungkin Chaeryeong sudah sangat bahagia berbaring di kasurnya sembari melanjutkan mimpinya yang tertunda.

"Diam ah kak! Jangan bikin tambah bete deh. Nyanyi aja sana nyanyi, jangan gangguin gue," sungut Chaeryeong, kini pura-pura menghadap jendela dan memejamkan matanya.

Dikacangi Chaeryeong tidak membuat Haechan gentar. Pria itu justru terkekeh, tangannya reflek mengacak surai Chaeryeong di area ubun-ubun si gadis.

"Jangan marah dong Cha! Iya deh iya, lain kali ga gitu lagi gue," bujuk Haechan.

"Maksudnya kalau lo belum jadi pacar gue, gue ga bakal ngaku-ngaku gitu lagi dah,"

Nah ini nih yang bikin Chaeryeong malas meladeni. Ngebujuk tapi akhirnya tetap modus. Jadi intinya Haechan mau ngebujuk atau gimana sih?

Pria modelan Haechan gini sulit untuk dimengerti jalan pikirannya. Makanya Chaeryeong milih diam dari pada ngeladenin. Capek duluan yang ada kalau ia ladeni.

Eh tapi malah tidur beneran si Chaeryeong. Perjalanan dari rumah ke Grand Indonesia yang memakan waktu satu jam lebih sedikit itu dihabiskan Chaeryeong untuk melanjutkan tidurnya yang tertunda dan membiarkan Haechan sibuk menyetir sembari bergumam menyanyikan lagu yang terputar dari radio. Mau nyanyi kayak tadi, tapi tidak enak untuk mengganggu tidur pulas Chaeryeong. Nanti yang ada si gadis kebangun terus Haechan disinisin lagi.

Sampai mobil terparkir rapi, Chaeryeong masih juga tidur. Haechan mau bangunin, tapi tidak enak. Tapi kalau tidak dibangunin, nanti keburu klien sampai duluan di tempat janjian.

"Icha, dah sampai," Haechan tetap membangunkan, mengguncang bahu Chaeryeong pelan.

Chaeryeong si tipe light sleeper mengerjap matanya pelan. Lalu menoleh ke arah Haechan yang tengah menatapnya dengan pandangan merasa bersalah.

"Apaan sih kak? Jangan gitu ngelihatinnya," ucap Chaeryeong.

"Ya abisnya gue ga enak bangunin lo, tapi kan kita mau ketemu klien," balas Haechan.

Haechan tidak tahu saja kalau jantung Chaeryeong tengah berdetak cepat karena ditatap olehnya. Mana ruang di dalam mobil tidak luas, tentu jarak di antara keduanya membuat Chaeryeong mendadak gugup.

love counselor | chaerchan ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang